3. Sekolah Baru

85 6 1
                                    

Kaureen menuruni anak tangga dengan langkah yang terburu-buru. Ia segera berjalan ke ruang makan untuk menemui Mama nya.

"Pagi Mah" Sapa Kaureen kepada Meida yang tengah membuat susu untuknya.

"Pagi sayang, nih susu nya minum dulu, jangan lupa rotinya juga di makan" Balas Meida sambil menaruh segelas susu dan dua lembar roti kepada anaknya "Di habiskan ya, Mama mau siap-siap dulu" Lanjutnya. Setelah itu Meida masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap-siap mengantarkan sang anak ke sekolah barunya.

Sedangkan Kaureen hanya menganggukkan kepalanya sambil memakan roti dengan selai coklat kesukaannya.

Atensi Kaureen teralihkan saat mendengar suara notifikasi dari handphonenya. Ia segera melihat siapakah yang pagi-pagi sudah mengirimkannya pesan.

Salsa
Aurin kangen, kenapa sih lu pake pindah segala?! Gue kan jadi sendirian di sini! Mana si Fero gangguin gue terus.

Salsa
Si Fero nanyain lu terus, setiap ketemu pasti dia selalu tanyain lu dimana? pindah kemana? dan segala macem dia tanyain.

Salsabila, dia adalah sahabat Kaureen. Mereka sudah bersahabat sejak kecil. Rumah mereka satu komplek, hanya beda blok saja.

Me
Sama, gue juga kangen sama lu. Gue pindah karena Mama, gue gak mau Mama gue sedih terus-menerus kalau kita masih tinggal di rumah itu, lu tau sendiri kan keadaanya kayak gimana.

Me
Btw kalo Fero masih tanya-tanya tentang gue, jangan di kasih tau ya. Gue mohon banget sama lu Sal.

Salsa
Beres itu mah, lagian juga gue males kali nanggepin si Fero stress itu. Eh udah dulu ya, gue mau berangkat sekolah, babaiii Aurin ku sayang<3

Kaureen hanya membaca pesan terakhir yang Salsa kirimkan. Ia kemudian kembali meletakkan handphonenya di atas meja dan menghabiskan rotinya yang tinggal tersisa setengah.

"Udah selesai belum sarapannya?" Tanya Meida yang baru datang dari kamarnya. Wanita paruh baya itu menaruh tas selempangnya di atas meja dan duduk di kursi sebrang anaknya.

"Mama gak makan?" Meida menggelengkan kepalanya, ia termasuk orang yang tidak bisa sarapan, ia akan mual jika sarapan. "Tapi bawa bekel kan?."

"Iya, udah cepetan makannya nanti kamu telat loh" Ujar Meida.

"Iya sebentar" Kaureen menegak susu nya hingga tandas tak tersisa, kemudian ia menaruh piring serta gelas kotor ke tempat pencucian piring. "Ayo Ma" Kemudian mereka berdua berjalan keluar rumah, untuk berangkat ke sekolah baru Kaureen.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, mobil yang Meida kendarai berhenti di sebuah sekolah menengah atas.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju ruang kepala sekolah. Selama perjalanan menuju ruang kepala sekolah, banyak siswa dan siswi yang menatap ke arah mereka.

"Dia siapa?."

"Anak baru kali."

"Emaknya cakep, anaknya lebih cakep."

Terdengar bisik-bisik dari beberapa siswa yang ada di sekitar koridor yang di lalui oleh Kaureen dan Meida.

Meida mengetuk-ngetuk pintu coklat yang ada di depannya ini. Tak lama kemudian pintu coklat itu terbuka dan muncullah seorang laki-laki paruh baya, dia adalah kepala sekolah di sekolah baru anaknya.

AMBIS [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang