5. Nomor Telepon

68 4 1
                                    

Segerombolan remaja menatap derasnya air hujan yang membasahi bumi sejak satu jam yang lalu. Dan sejak satu jam yang lalu pula mereka terjebak di dalam sebuah cafe akibat hujan yang tidak kunjung reda.

"Dingin euy" Celetuk Komang sambil menggosokkan kedua tangannya, "Dingin-dingin gini enaknya mah pelukan sama Mesy" Lanjutnya sambil membayangkan jika ia sedang berpelukan bersama kucing kesayangan yang ia beri nama Mesy.

"Pelukan tuh sama manusia bukan sama kucing, dasar bocah sarap!" Ejek Steven sambil melemparkan kulit kacang ke arah Komang.

Komang membersihkan wajahnya dari kulit kacang yang di lempar oleh Steven, "Anjing muka gue jadi kotor bangsat!" Sentak Komang sambil menatap Steven nyalang, "Lagian ya Pen, selagi di dunia ini masih belum ada manusia yang mau sama gue, gue bebas dong mau pelukin Mesy kapan aja."

"Lu si gak tau nikmat nya pelukan sama Mesy" Komang tersenyum bangga.

Sedangkan Steven tersenyum mengejek, "Lu juga gak tau kan rasanya pelukan sama cewek" Balas Steven.

Komang mendelik, "Halah kayak punya cewek aja."

"Punya si."

"Mana?."

Steven langsung mengeluarkan handphonenya, setelah itu ia membuka sebuah aplikasi yang sudah membuatnya candu belakang ini. "Nih cewek gue semuanya ada di dalam aplikasi ini!" Ucap Steven dengan bangganya.

Komang lantas menahan tawanya ketika melihat foto-foto perempuan yang berada di dalam aplikasi yang Steven tujukan.

"Wattpad?" Komang menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tawa yang ia tahan, "Aduh Pen Pen. Masih mendingan gue kalo pelukan sama kucing. Dari pada lu, pelukan kok sama karakter fiksi."

Komang terkekeh, "Dasar bocah freak."

Steven kembali melempar kulit kacang ke Komang, "Sialan lu!" Umpatnya.

"Loh emang bener kan? Lu tuh bocah freak."

"Heh denger ya! Freak-freak gini juga mantan gue banyak, cakep-cakep pula. Gak kayak lu yang gak laku-laku dari zigot sampai sekarang" Ujar Steven tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Komang yang tidak terima pun langsung melemparkan botol kosong tepat ke wajah Steven, "Babi lu!."

"Yee babi ngomong babi" Balas Steven sembari melemparkan kembali botol kosong yang tadi Komang lemparkan ke arahnya.

Albirru, Yoseph dan Samudera yang melihat pertikaian mulut antara kedua sahabatnya pun hanya bisa mendengus kesal.

Mereka sudah terlalu malas untuk melerai kedua orang itu, sebab mereka sudah terbiasa dengan keributan yang Komang dan Steven ciptakan.

"Daripada ribut terus mendingan kalian bantuin gue cari nomornya si Aurin" Ujar Albirru membuat Komang dan Steven berhenti mengata-ngatai satu sama lain.

Keempat sahabat Albirru langsung mengalihkan perhatiannya ke arah Albirru yang sedang sibuk memainkan handphonenya. Mereka menatap Albirru dengan tatapan menyelidik.

"Lu serius Bir?" Tanya Samudera.

Albirru hanya menjawabnya dengan dehaman saja. Mata, jari dan otaknya hanya terfokus pada handphone yang ada di dalam genggamannya. Ia sedang mencoba mencari tau sosial media perempuan yang berhasil menarik perhatiannya pagi tadi.

Dengan lincah jari-jarinya mengetik nama Kaureen di salah satu platform media sosial bernama Instagram. Tetapi akun yang ia cari sama sekali tidak ia temukan.

"Apa iya si Kaureen gak punya Instagram?" Gumam Albirru yang masih bisa di dengar oleh para sahabat-sahabatnya.

"Lu kenapa gak nanya aja sama si Gritte, siapa tau dia tau akun medsosnya atau nomor teleponnya si Kaureen" Saran Steven.

AMBIS [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang