5. Anjing?

252 33 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen semua!

***

Terlihat seorang gadis yang duduk di meja belajar yang menghadap langsung ke papan kecil, matanya menatap malas ke arah pria yang sedari tadi berbicara layaknya burung yang bercicit dimata Amber.

Ingin rasanya Ia tidur saat ini juga, tapi jika Amber tidur maka punggungnya akan di pukul dengan kipas besar milik pria berwajah cantik didepannya itu.

Dan rasanya sangat sakit. Kalian tidak percaya? Coba saja rasakan pukulan cinta dari gurunya itu, Ia akan sangat ikhlas jika kalian ingin merasakan pukulan cinta dari Marquess Polly.

Untung wajah lelaki berumur 20-an itu tampan, jika tidak maka Amber akan membalas Marquess Polly suatu hari nanti. Ah, sudahlah Ia akan mendengarkan pelajaran agar jika ada test mendadak Ia tak perlu ikut kelas tambahan.

Kelas baru saja selesai, Amber bangkit dari duduknya lalu menundukkan kepalanya sedikit, Ia mengangkat ujung gaun putih-nya itu dengan anggun seperti ajaran Viscountess Lopez. Berpindah dimensi membuat Amber terpaksa harus mempelajari semua sikap bangsawan di dunia immortal ini. Ya, walau Ia mempelajarinya dengan terpaksa Ia tetap harus mempelajari hal tersebut karena Amber adalah seorang putri Kekaisaran Rowena.

Marquess Polly ikut menundukan kepalanya sedikit kearah anak didiknya itu,
"Terima kasih atas waktunya Tuan Marquess Polly."
Ucap Amber dengan senyum anggun menatap pria yang berumur kisaran 22 tahun. Marquess Polly mengipasi wajahnya dengan kipas besar yang Ia namai Porri, Marquess Polly mengayunkannya dengan kemayu, tapi tetap terasa berwibawa.

Rambut ungu pastel pria itu bergoyang akibat angin yang dibuat oleh kipas besarnya itu.
"Terima kasih kembali Tuan Putri, ini adalah kesempatan yang baik untuk Saya mengajari Tuan Putri Rowena. Saya harap pelajaran yang Saya ajarkan hari ini berguna disuatu hari nanti."

"Tentu saja akan Saya gunakan dengan baik Tuan Marquess Polly."
Amber membalas pria itu sembari memegang dadanya dengan tangan kanan sembari berlagak anggun.

"Kalau begitu Saya permisi Tuan Putri."
Pamit Marquess Polly itu. Amber tersenyum dan mengangguk pada Marquess Polly.

Pintu kayu dibelakang tubuh Marquess Polly dibuka oleh pelayan dari luar, dengan berwibawa Marquess Polly berjalan ke luar istana menaranya.

Sedetik kemudian punggungnya melemas, pegal karna selalu di tegak luruskan selama pelajaran tadi. Ia menegakkan punggungnya selama satu jam kira kira. Gadis dengan rambut yang digerai serta hiasan rambut yang cantik, hiasan mutiara dan kristal berwarna putih. Sangat cocok dengan gaunnya hari ini.

Amber meregangkan badannya, Ia lalu meregangkan kedua kakinya serta lehernya. Sedetik kemudian pintu didepannya terbuka, mata birunya menatap Nina. Mata gadis berambut hijau neon itu melebar dan kedua tangannya menutup mulutnya yang terbuka lebar.

Amber menatap Nina santai, masih dengan gaya meregangkan kakinya, lentur.
"Nina, ada apa dengan ekspresimu itu?"
Tanya Amber heran.

"NONAAA!!! BagaimanabisaAkuberekpresibiasasajasedangkanKaumelakukanhalinipadakakimilikmu!!!"
Jawab Nina dengan kecepatan secepat rap Han Jinsung dari Straight Kids. Amber meringis mendengar kata kata pelayan pribadinya itu yang sangat cepat dan nyaring, apalagi suara gadis berambut neon itu cukup cempreng.

Star To Amber (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang