7. Siluman...?!

166 28 0
                                    

VOTEEEEEEEEEEEEE & COMENTTTTTTTTTT

***

Ada keringat sebesar biji jagung mengalir di pelipis Putri Rowena yang sedang menerima mimpi buruk, mungkin. Gadis itu menggeliat tak nyaman, dahinya mengkerut. Napasnya tercekat, gadis bernetra biru itu membuka matanya tiba tiba.

Napasnya memburu dengan keringat yang mengalir deras diseluruh badannya, Ia mendudukan badannya dengan seluruh sisa tenaga yang sebelumnya terkuras akibat mimpi yang terasanya itu.

Tangan mungilnya meraih gelas keramik di meja samping ranjang besarnya, Amber menuangkan air dari teko ke dalam gelas keramik itu. Tangannya bergetar saat otaknya mengingat bagaimana tubuhnya-tubuh yang sekarang Ia tempati-terbaring lemas tanpa nyawa di tanah yang berlumuran darahnya sendiri.

Amber dengan pelan pelan Ia meminum air didalam gelas keramiknya itu agar tidak tersedak. Ia menghela napas dengan kedua tangan yang menutup matanya, gadis itu kembali menghela napas entah sudah berapa kali.

Itu hanya mimpi, Amber. Itu hanya bunga tidur. Ya, itu hanya bunga tidur....

Plak

Gadis berambut biru itu menepuk pipi putihnya dengan semburat merah ceri alaminya itu cukup keras, hingga semburat merah dipipinya semakin terlihat.

"Tapi, mimpi itu benar-benar terasa nyata. Houuh,"
Amber melirik anjing berbulu merah yang tertidur-atau pingsan?-di ranjang empuk miliknya. Ia membaringkan badannya di ranjang itu, netra birunya menatap gemas anjing disampingnya itu.

"Dia sangat menggemaskan. Hehehe."
Gadis itu tertawa geli melihat hewan disampingnya itu merubah tidurnya menjadi terlentang, harus kalian ingat jika Amber adalah orang yang tidak bisa menahan hal-hal yang imut. Melihat seekor kucing saja bisa membuatnya memekik gemas, hatinya memang lemah.

Tangannya merengkuh badan anjing yang panjangnya setengah badan dirinya itu, matanya terpejam menikmati hangatnya bulu bulu merah yang meliputi badan anjing. Lima menit kemudian setelah Ia mulai melupakan mimpi buruknya Amber kembali memasuki dunia mimpi dengan pikiran yang tenang.

***

Matahari mulai menampakan dirinya perlahan, sinarnya memancarkan yang memancarkan warna jingga terlihat sangat memanjakan mata. Warnanya yang bercampur dengan merah membuat gradasi warna yang menakjubkan.

Burung burung berkicau, seakan menyambut pagi setelah malam pergi ke sisi lain benua. Sudah banyak yang terbangun disaat itu, bahkan ada yang sudah terbangun sejak pagi belum muncul.

Sinar dari sang surya itu tidak bisa membangunkan kedua manusia yang sedang terlelap dalam tidur itu. Kedua manusia berbeda jenis kelamin itu saling berpelukan, erat.

Wajah mereka sangat rupawan. Jika ada orang biasa yang melihat mereka, mungkin mereka akan mimisan? Ya, se-rupawan itulah mereka. Sang lelaki dengan wajah yang tengil, tapi terlihat sangat polos jika sedang terlelap, surainya yang panjangnya lebih dari dagu dengan warna merah darah yang berkilau.

Sedangkan gadis disampingnya dengan bibir mungil merah ceri yang kontras dengan warna kulitnya yang putih. Bulu matanya yang lentik, surai birunya yang bergelombang cantik. Keseluruhan wajah dua manusia itu tampak sempurna tanpa cacat—

Star To Amber (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang