10. Libaryaza

56 10 0
                                    

MAKASIH BUAT VOTENYAA SELAMA INIIII (・ω・)つ⊂(・ω・)
Ngga nyangka udh dua ribuan lebih viewsnya, JANGAN LUPA VOTE YA KAKAK RUPAWAN SEMUAᕙ(☉ਊ☉)ᕗ

HAPPY READING

***

Setelah tersadar Amber segera melanjutkan perjalanan mereka mencari toko buku yang bernama 'Libaryaza', sejak mereka pergi ke toko buku lain dan ingin mencari buku yang Ia inginkan, Amber selalu di alihkan ke toko buku tersebut. Bahkan sudah empat toko yang Ia kunjungi dan perkataan mereka sama,
"Jika Kau ingin mencari buku tersebut silahkan ke toko buku Libaryaza, kami tidak mempunyai buku yang Kau ingin cari itu. Tempat itu tidak terlalu jauh, Kau tinggal lurus saja, jika sudah melewati taman maka itu pertanda Kau sudah dekat dengan toko tersebut."
Itulah perkataan dari keempat toko tersebut, walau tidak terlalu persis. Tapi tujuan mereka sama sama mengalihkannya ke toko buku Libaryaza.

Selama perjalanan Amber terus memikirkan tentang kejadian dikolam itu, sebenarnya Ia sudah empat kali merasakan dihipnotis oleh makhluk-makhluk yang menempati beberapa tempat. Satu diantaranya seperti hantu di dunia tempatnya tinggal dulu. Jika diingat ingat hantu itu berkulit putih pucat serta rambut yang menjuntai menutupi wajahnya hingga perut, dan baju putih yang berwarna putih murni dengan bercak darah yang menyebar di badannya.

Beberapa kali Amber tersandung oleh batu batu kecil yang membuat Nina dan George khawatir dengan keadaannya. Ia pun segera mengatakan jika Ia baik baik saja. Sebenarnya ada sedikit perasaan yang terasa aneh mengganjal di hatinya, entah apa itu. Rasanya sangat tidak enak, seperti saat Ia mencuri roti di toko roti saat belum di adopsi oleh paman.

Ah, sial. Ia mulai merindukan pamannya. Tanpa Ia sadari Amber sudah sampai didepan toko-sepertinya-yang tidak diurus dengan baik.
"Apa ini benar Libaryaza, Nina?"
Tanyanya dengan nada tidak percaya.
"Menurut petunjuk yang dikatakan, sepertinya ini benar toko itu. Dan juga saat ini kita sedang berada diujung jalan pasar."
Jawab Nina yakin, Amber melihat sekeliling dan benar saja lima belas meter didepannya sudah ada gerbang dengan plang selamat tinggal serta ucapan terimakasih karena telah berkunjung.

Di atas tanah Ia melihat plang nama toko yang tertutup sedikit tanah, walau begitu Amber masih bisa melihat kata yang tertulis di sana, 'Libaryaza' itu lah kata yang terdapat di plang kotor itu.
"Seperti katamu, ini benar toko yang diarahkan oleh pemilik toko-toko sebelumnya,"

"Kalian berdua tunggu disini."
Perintah Amber kepada kedua anteknya itu. Seperti sebelumnya mereka berdua dengan patuh diam diluar, Amber pun masuk kedalam toko tersebut. Toko itu tidak memakai pintu sebagai sarana keluar masuk, tapi dengan kain yang tampak seperti gorden.

"Apa Dia tidak takut ada pencuri yang akan masuk?"
Gumam Amber pelan seraya melihat-lihat tempat tersebut.

Ternyata tempat ini memiliki desain yang cukup unik dan menipu mata jika dilihat dari luar, Ia kira toko ini berukuran kecil, ternyata yang Ia lihat sebelumnya itu hanyalah atapnya, dan ada ruangan lagi dibawah yang lebih besar.

|Maap ya L ngga punya ilustrasi yang pas, jadi bayangin aja sendiri(・∀・)|

Amber pun turun, Ia memutar kepalanya kesana kemari untuk melihat lihat tempat tersebut dengan jelas. Ia pun sampai dilantai paling bawah, tempat itu terlihat sepi. Di lantai bawah sangat berantakan dan memberikan sedikit kesan horror, apalagi tempat ini luas dan memiliki pencahayaan yang minim.

"Halo? Apakah ada orang disini?"

"KWAKKKK!! Dylan ada yang datang! Dylan! Dylan ada yang datang! Dylan."

Amber menatap kaget ke arah burung beo yang tiba tiba saja muncul entah dari mana, burung itu meneriakkan nama seseorang yang Ia tidak tau siapa. Mungkin pemilik toko ini, pikirnya singkat.

Tak lama kemudian Ia melihat pergerakan di dekat tumpukan buku yang tinggi itu, burung beo tersebut terbang menggunakan sayapnya ke arah sebuah tumpukan kain, mungkin.
"Eugh, tutup mulutmu burung!"
Kesal lelaki tua. Ia terperanjat melihat penampakan seorang gadis cantik dengan rambut birunya yang mencolok.

"Bl-ah, ada yang bisa pak tua ini bantu nona?"
Dylan membungkuk'kan tubuhnya sedikit sebagai rasa hormat,
"Em, Aku disini mencari sesuatu tentang ramalan. Apakah di toko ini ada buku tentang ramalan-ramalan?"

Lelaki tua itu tersenyum miring, tapi senyuman itu tidak bisa dilihat oleh Amber sebab Dylan dengan cepat mengubah ekspresinya.
"Ya, tentu saja! Tidak ada buku yang tidak kami miliki disini! Bukankah begitu Deo?"
Tanya Dylan meminta pembenaran.
"KWAKKK! Benar sekali!"
Sahut burung beo bernama Deo itu, ternyata Deo sudah sejak tadi hinggap di salah satu rak buku.
Benar benar partner yang cocok, sama-sama berisik.
Dylan segera melangkah kan kakinya, tapi kemudian Ia berhenti lalu menengok kebelakang.
"Apa yang Kau tunggu, Nona? Apakah Kau akan terus diam disana hingga berkeriput?"

"Ah, tidak Aku hanya sedang melamun sebentar."
Jelas Amber dengan senyuman canggung, setelahnya Dylan kembali melangkah di ikuti Amber di belakangnya.

Tidak butuh waktu lama mereka sampai di rak yang penuh dengan buku buku lusuh yang bisa saja robek jika kita merobeknya.
"Disini buku-buku dengan tema yang Kau cari, kalau begitu Aku permisi, Nona cantik."
Pamitnya dibarengi dengan kedipan matanya yang penuh keriput.

Astaga aki aki kaga inget umur, eh ngga boleh gitu Amber! Yok fokus yok!

Amber pun menanggapi Dylan dengan senyuman tipis serta menundukkan kepalanya pelan sebagai rasa hormat.

***

"Ah, disini panas sekali."
Keluh Amber terhadap suhu yang menyesakannya itu, sudah ada puluhan tumpukan tinggi buku yang Ia sudah periksa hanya saja belum ada ramalan yang Ia maksud itu. Amber menghela napas lelah, Ia menatap lonceng yang diberikan Deo sebelum Ia diajak kemari, tapi Author lupa dan malas untuk menulis adegannya. Amber pun segera mengerakkan lonceng ke kanan dan ke kiri.

Tak lama kemudian, Deo datang dengan setelan bak seorang pelayan. Terlihat sangat menggemaskan, Amber tersenyum tipis melihat penampilan burung beo itu.

"KWAKKK! Apa yang bisa Saya bantu? KWAKK!"


"Apa Kau memiliki Lemonade? Jika ada Aku pesan itu, yang dingin."
"KWAKK! Tidak ada minuman yang tidak disediakan disini KWAKK!"
Setelahnya Deo langsung terbang meninggalkan Amber dengan puluhan tumpukan buku itu. Ia menatap tumpukan buku itu beberapa detik sebelum kembali membaca buku buku itu. Tanpa sengaja Amber melihat sebuah buku yang terlihat lebih berdebu dari yang lain.

Ia pun segera bangun dari duduknya dan meraih buku itu lalu menepuk-nepuk buku tersebut beberapa kali. Ia membuka buku itu, membaca halaman pertama dari buku yang tidak terlalu tebal dan bisa dibilang cukup tipis untuk buku itu.

Matanya melebar, mulutnya terbuka kecil melihat isi buku berdebu itu.

"KWAKK! Lemonade milik Anda telah tiba KWAKK!"
Tiba tiba Deo datang dengan segelas lemonade yang Ia bawa dengan, Ia menatap Deo dengan kaget. Tangannya mengusap dada yang masih terkejut dengan kedatangan Deo tiba tiba, sedangkan burung beo itu hanya berteriak pergi setelah air lemon dingin itu diambil oleh Amber tanpa melihat gadis berambut biru itu yang sedang terkejut akibatnya.

"Dasar burung sialan, huftth."

***
Loh? Belom Vote? Padalah udh L kasih tau buat vote loh... VOTE CEPETAN SEBELUM!!

Star To Amber (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang