VOTE WOYY***
Amber membalikkan tubuhnya kearah lelaki berambut merah itu.
Sistem, apa informasi yang Kau berikan padaKu itu valid?Tentu saja, Nona. Jika informasi itu tidak valid Aku berani tidak menerima klien dan tidak menghasilkan u-uang, Hiks.
Tunggu? Kau bisa menghasilkan uang? Ah, lupakan.
"Hei! Kau tidak memberikan baju padaku?"
Tanyanya, tangannya menutupi badannya dengan selimut milik Amber.
"Ah!, tunggu."Amber beranjak dari ranjangnya ke arah pintu. Ia membuka pintu kamarnya itu sedikit, setidaknya masih bisa untuk menyembulkan kepalanya.
Amber menengok kekanan dan kiri memastikan keadaan. Lalu Ia menengok ke arah dimana Lucas berada, alisnya menekuk kesal menatap bagaimana santainya lelaki itu tidur diranjangnya.
Kalau dia bukan serigala mungkin aku akan menendangnya keluar dari kamarku.
Pikirnya kesal. Sedangkan telinganya bisa mendengar bagaimana Sistem sialan itu mentertawakan kekesalannya."Kau, diamlah disini sampai aku kembali."
Perintah Amber menatap tajam lelaki dengan jiwa bebas itu.
"Ya, ya. Pergi sana."
Usirnya tanpa melirik Amber sedikitpun, disisi lain gadis berambut biru itu tersenyum paksa dan perlahan keluar dari kamarnya sendiri.***
Amber menertawakan kebodohannya membawa seekor Atau seorang manusia serigala kedalam istana kecilnya sendiri, padahal Ia selalu di wanti wanti oleh Nina agar tidak membawa pulang makhluk hidup kedalam istana, tapi Ia malah membawa serigala yang Amber kira anjing. Sebab tubuhnya yang sedikit mungil, ya, walau pun sedikit mencurigakan karna anjing itu berwarna merah. Tapi Ia berpikir itu adalah hal wajar, karena kenapa? Karena ini adalah dimensi fantasy.
Amber pun berjalan di lorong panjang, kakinya melangkah secepat mungkin agar Ia bisa mengusir Lucas secepat mungkin juga. Tidak mungkin kan Ia mengusir Lucas tanpa pakaian, itu benar benar tidak beradab. Di lorong kanan, tanpa sengaja Amber berpapasan dengan Nina. Ia ingin menghindar pertemuan mereka, hanya saja lorong kanan tersebut satu satunya jalan, jadi walau Amber berjalan balik mereka berdua akan tetap bertemu.
"Nona? Kukira Kau belum terbangun dari tidurmu?"
Tanya Nina heran, tapi sedetik kemudian Ia membungkukkan badannya.
"Tolong Maafkan kelalaianku, Nona.""Kau tidak perlu minta maaf, Aku terbangun karna lapar."
Ucap Amber dengan kebohongan menyelimuti lidahnya. Nina dengan sigap mengantarkan ingin Amber ke ruang makan, untuk menunggu datangnya hidangan-hidangan lezat.
Aih, sial. Mulutku ini memang tidak bisa dikendalikan, ck. Mana perutku mendukung ucapan lidahku, sudahlah. Aku akan mengambil pakaian Tuan Brennatt setelah kenyang.
Tidak butuh waktu lama untuk Ia menunggu hidangan yang disiapkan oleh koki istana kecilnya di hidangkan di depan matanya. Sejenak Amber melupakan misinya mencuri pakaian milik Tuan Brennett. Amber menyantap makanannya dengan anggun dan tenang, seperti yang diajarkan oleh Viscountess Lopez.Setelah selesai menyantap habis makanannya, Amber meminum gelas yang berisi air, air yang dituangkan oleh pelayan pribadi kesayangannya. Ia mengelap bibir mungil merah cerrynya dengan serbet yang sudah disediakan. Jika Viscountess Lopez melihat sebagaimana Amber bersikap saat makan mungkin beliau akan bangga, Viscountess Lopez mungkin akan berpikir jika usahanya selama lima tahun ini mengajarkan jiwa modern Bianca yang bersemayam di tubuh Amber untuk bersikap anggun dan tenang.
Setelah Ia bangun dari duduknya para pelayan yang diam disudut ruang makan mulai membereskan piring piring di meja makan tersebut. Amber memerintahkan Nina agar tidak mengikutinya karna Ia hanya akan berjalan jalan di dalam istana dan sebaiknya Ia melakukan pekerjaan yang lain. Setelah memastikan jika Nina tidak mengikutinya Amber segera melangkah dengan cepat ke area pelayan, di dekat area pelayan Ia memelankan kecepatan langkahnya dan berjalan dengan tenang. Di dalam perjalanan Amber beberapa kali berpapasan dengan pelayan.
Akhirnya Ia sampai di ruangan milik Tuan Brennett, di jam-jam sekarang ini Tuan Brennett tidak pernah ada di ruangannya. Lelaki berkepala tiga itu akan berada di tempat pelatihan ksatria, Tuan Brennett harus memilih ksatria yang cocok untuk menjaga Amber di saat pergi ke luar istana maupun didalam istana. Tanpa mengetuk pintu Ia masuk kedalam ruangan tersebut, Amber segera membuka lemari baju milik kepala ksatria tersebut. Amber mengambil baju milik Tuan Brennett tanpa memilih desainnya.
"Paman Aku pinjam bajumu dulu ya, akanKu kembalikan jika ingat."
Ujar Amber meminta izin seakan Tuan Brennett ada di sekitarnya, dengan cepat setelah mengambil pakaian dari lemari milik Tuan Brennatt Ia melangkah keluar.***
Amber memegang knop pintu kamarnya itu lalu memutarnya, matanya menangkap pemandangan Lucas yang sedang memegang sebuah bola. Jika Ia deskripsikan penampakan bola tersebut seperti snowglobe dengan patung burung kecil di dalamnya, bola tersebut mempunyai warna galaksi yang cantik dan aesthetic jika dilihat. Bola cantik itu merupakan hadiah ulang tahunnya yang ke lima, saat masih menjadi Bianca Ia tidak pernah mendapatkan sebuah snowglobe. Kata Paman Diego barang tersebut tidak berguna dan hanya memenuhi tempat, sedangkan para penggemarnya lebih senang memberikan boneka ataupun barang barang mahal. Saat Amber akan ulang tahun Ia meminta Deborah untuk menghadiahinya sebuah snowglobe, hanya saja Rowena tidak ada barang dengan nama snowglobe, sehingga Ia mendeskripsikan snowglobe tersebut dan terdapat barang yang lumayan mirip seperti snowglobe.
Amber pun mendekat ke arah Lucas yang sedang memainkan bola tersebut, tanpa disengaja lelaki itu menjatuhkan bola yang Amber lupa namanya tersebut ke lantai.
PRANGG!
Mata birunya membulat melihat penampakan hadiah dari ibunya itu terpecah berkeping-keping,
"Eh? Kau sudah datang?"
Lucas menatap Amber polos, Ia mengikuti arah sorot mata gadis berambut biru itu.
"Ah, Aku tidak sengaja menjatuhkan bola itu. Oh, iya, Kau sudah membawa pakaiannya?""Dasar brengsek."
Umpat Amber dengan suara bergetar, matanya menatap Lucas tajam. Jika ini komik mungkin matanya akan digambarka dengan api yang membara,
"Pergi. Anjing, pergi.""Hei! Aku bukan anjing!"
Ujar Lucas tidak terima, Amber mengangkat lengannya dan menunjuk ke arah jendela kamarnya yang terbuka.
"Keluar."
Lucas bisa merasakan aura yang tidak mengenakkan di sekitar Amber, tapi Ia menghiraukan perintah Amber. Karena kenapa? Karena Ia adalah seorang pangeran, tidak ada yang boleh memerintah seorang pangeran. Melihat lelaki menyebalkan itu tidak bergeming, Amber terlihat semakin marah."Kubilang PERGI!!"
Teriakkan dari Amber membuat Lucas terpental keluar lewat jendela, teriakkan tersebut seperti berisi kekuatan magis yang sangat kuat. Gadis itu melangkah ke dekat jendela dan melempar pakaian milik Tuan Brennett ke wajah Lucas dengan wajah datar.***
Disisi lain, ruangan milik Tuan Brennett. Terlihat Tuan Brennett sedang mengacak-acak lemari pakaiannya, beberapa helai baju tergeletak di lantai. Wajah lelaki itu terlihat cemas dan frustasi,
"Dimana celana itu?! Sialan!""Sayang! Kau sudah siap?"
Terdengar suara wanita dari luar kamar Tuan Brennett,
"Se–sebentar!"
Teriaknya membalas pertanyaan dari kekasihnya itu, setelahnya Ia kembali mengobrak-abrik lemari pakaiannya.
"Kenapa harus celana itu yang hilang?!"
Jika kalian bertanya kenapa Tuan Brennett sangat panik saat celananya menghilang—diambil oleh Amber—karena celana itu hadiah dari kekasih hatinya, dan sekarang adalah hari pertama mereka berkencan.Siapapun yang mencuri celananya, Ia punya satu kata,
"Bajingan."***
Vote Lah Woy:'(
Btw 1081 KataHORAYY
See You Next Chap!
KAMU SEDANG MEMBACA
Star To Amber (HIATUS)
Fantasy📌MINOR ROMANCE📌🍃MORE FANTASY🍃 Bianca Star. Seorang StarGram yang sedang naik daun di kalangan remaja akhir akhir bulan ini. Saat akan syuting series drama Ia meminum sebuah jus mangga yang diberikan gratis oleh seorang wanita paruh baya. 'New D...