Ruangan serba putih dan bau obat obatan masuk kedalam indra penciuman fenly yang perlahan mulai membuka matanya beradaptasi dengan cahaya yang masuk kedalam matanya
Setelah matanya terbuka sempurna, fenly tidak melihat ada orang disini kecuali suster yang tengah sibuk mengatur infusan fenly
"Suster" panggil fenly pelan
"Kamu sudah sadar, apa yang kamu rasain?" Tanya suster tersebut menatap fenly
"Saya masih sedikit pusing, keluarga saya mana?" Balas fenly kepada suster yang ada di samping brankarnya
"Sebentar saya panggilkan" kata suster itu dan di balas anggukan kecil dari fenly
Suster itu berjalan keluar dari ruangan fenly dan menemui mama venny serta zweitson yang baru saja selesai berbicara dengan dokter
"Keluarga pasien fenly?" Tanya suster kepada mama venny dan zweitson
"Iyah saya mamanya" jawab mama venny khawatir saat suster memanggilnya
"Pasien sudah sadar dan mencari keluarganya" jelas sang suster
"Terimakasih suster" ucap mama venny dan zweitson bersamaan
"Iyah, kalo gitu saya permisi dulu" ucap suster itu dan berjalan meninggalkan mama venny dan zweitson
Mama venny dan zweitson masuk kedalam ruangan fenly, menghampiri fenly yang sudah membuka matanya
"Apa yang sakit sayang?" Tanya mama venny khawatir
"Ovel gapapa Ma" balas fenly membuat mama venny tertegun
"Kamu udah inget semuanya?" Tanya mama venny menatap fenly dengan tatapan penuh tanya
Begitu juga dengan zweitson yang terus memperhatikan fenly
"Ovel udah mulai inget siapa ovel, tapi belum semuanya" jawab fenly membuat sedikit senyum di wajah mama venny
"Puji tuhan Koh, walaupun belum inget semuanya aku seneng banget" ucap zweitson berkaca kaca
"Bola basket itu ingetin aku yang selalu main sama aji dan aku tau sekarang kalo mereka sahabat aku dari kita masuk kuliah fiki juga ka shandy" ujar fenly
"Kayla?" Tanya zweitson menatap fenly penuh tanya
Fenly menggeleng kecil sebagai jawaban
"Gapapa gausah terlalu di paksain yah, kamu inget pelan pelan semuanya mama gamau kamu kenapa napa kalo maksain untuk inget semua masa lalu kamu" ucap mama venny yang di balas anggukan dari fenly
Zweitson senang, namun di satu sisi dirinya merasa sedih ketika fenly belum mengingat siapa kayla padahal lusa mereka sudah kembali berkuliah
Fenly di cek kembali oleh dokter dan setelahnya di perbolehkan untuk pulang kerumah
Setelah mendapatkan obat dari suster dan mengurus semua administrasi rumah sakit, fenly, mama venny dan zweitson berjalan menuju ke parkiran
Di perjalan pulang zweitson terus memikirkan keadaan fenly, gimana nanti saat keduanya sudah mulai aktif kembali ke kampus dengan keadaan fenly yang belum mengingat kayla
Zweitson takut akan ada masalah di kampus, karena banyak mahasiswi yang begitu tertarik dengan koko nya satu itu
Zweitson tersadar dari lamunannya saat tangan fenly menepuk pundaknya
"Kenapa?" Tanya zweitson melihat kearah fenly dan kembali fokus ke jalan
"Kamu ngelamun?" Tanya balik fenly kepada zweitson yang fokus menyetir
KAMU SEDANG MEMBACA
Dipisahkan Oleh Takdir [Sudah Terbit]
No FicciónTerus vote dan komen yahh readers walaupun ceritanya udah end 😉 Thank you 🙏 Cinta tumbuh karena seringnya bersama dan saling bertemu dari situ akan timbul rasa nyaman dan lama kelamaan rasa itu merubah menjadi rasa sayang kemudian berubah menjadi...