Chapter 2

999 81 1
                                    


Yogyakarta, 05 September 2019

Sudah beberapa hari ini Alice berada di Yogyakarta, saat ini ia terlihat sedang menyiapkan apa saja yang hendak ia bawa untuk kembali ke negara tempat lahirnya. Ya, Chicago.

Setelah urusan Zeylann selesai,ia harus kembali ke Chicago. Karna perusahaan pusatnya berada disana. Mau tidak mau ia harus segera kembali setelah urusan di Indonesia selesai. Dan hal itu yang kini membuat Alice tampak tidak bersemangat.

Bagaimana ia bisa rela jika harus meninggalkan tempat yang sangat indah itu. Pemandangan yang sangat jarang ia temui di negaranya. Ia terlalu menyukai tanah lahir ibunya ketimbang tanah lahirnya.

Setelah semuanya siap, kini Alice sedang memilah dan memilih beberapa video yang akan ia unggah di akun YouTube nya selama ia berada di Yogyakarta.

Hingga satu pesan E-mail masuk menarik perhatiannya. Ia membuka E-mail tersebut. Betapa kagetnya ia setelah melihat pesan tersebut yang memintanya untuk menjadi salah satu Trainee dibawah naungan agensi besar di Korea.

Ia seperti kehilangan kata-kata. Sehingga ia diam menatap layar laptopnya dengan pandangan sulit diartikan. Terkejut mungkin. Atau lebih tepatnya syok. Hingga suara sang ibu berhasil menariknya kembali dari keterkejutannya.

"Al, Kenapa? Kok lihat laptop sampai segitunya..?" Monica Heran dengan putrinya.

"Mom,. try to tell me if this is a lie" Alice masih tidak percaya akan undangan mendadak tersebut.

Monica yang tidak mengerti dengan ucapan putrinya hanya menunduk melihat apa yang ada dalam laptop putrinya.

Sama halnya dengan Alice, Monica pun kaget. Tapi ia tidak se-syok putrinya.

"Apa Al akan menerima tawaran ini..?" Monica bertanya Kepada Alice.

Alice yang ditanya pun hanya mendongakkan kepalanya untuk menatap sang ibu, kemudian berucap "Apa boleh?"

Monica tersenyum mendengar ucapan putrinya."Nanti coba Al bicara sama Daddy,ya. Mommy selalu mendukung apapun yang Al mau. Mommy tidak akan mengekang Al. Al udah dewasa, ya meskipun Dimata Mommy kamu masih putri kecil Mommy. Selagi Al benar-benar mau untuk menjalankan profesi ini,ya lakukanlah."

"Sekarang Mommy tanya sama Al. Apa Al ingin menjadi Idol.? Menjadi Idol itu gampang-gampang susah loh Al."

"I don't know, mom. Tapi yang jelas Al ingin menjadikan ini sebagai ajang untuk mengapresiasi kan bakat Al. Selama ini Al hanya mengapresiasi bakat Al hanya di sosial media milik Al. Al ingin dunia tahu bahwa Al juga memiliki bakat yang bisa Al banggakan."

"Kalau begitu ayo keluar.! Temui Daddy dan bicarakan hal ini sama Daddy." Monica menarik tangan Al untuk bangkit berdiri dan mengikutinya.

***

"Are you sure?" Tanya seorang pria paruh baya yang kini terlihat sedang meletakkan MacBook nya diatas meja setelah sang putri mengutarakan apa yang ingin ia sampaikan kepada sang Ayah.

"Kalau Al tidak yakin, Al tidak akan berbicara dengan Daddy tentang masalah ini." Al merenggut.

"Bukannya begitu,girl. Daddy hanya meyakinkan. Kalau kamu sanggup, Daddy akan selalu mendukungmu. Dan kalau kamu tidak sanggup, Daddy tidak akan memaksamu. Lagian jadi idol itu gampang-gampang susah." Zeylann berucap panjang. "By the way, apa Al membutuhkan bantuan Daddy untuk menghubungi pihak Agensi,,?"

Alice (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang