empat

2.9K 413 69
                                    

jadi begitulah gimana akhirnya jihoon gak diem diem aja dan biarin asahi berkuasa. tapi begitupun, jihoon tetep gak banyak bicara sama asahi. tiga hari berlalu setelah kejadian asahi nyaris tenggelam di bathtub-jihoon pun gak mempertanyakan hal itu-mereka gak ada cakap cakap apapun berdua.

apapun. mereka melakukan kegiatan masing masing tanpa bertegur sapa. berasa dua orang asing yang kebetulan harus tinggal di bawah atap beton yang sama. asahi masih melakukan semua kewajiban dia sementara jihoon masih buat makan dan minum sendiri. ahahaha, literally berasa ngekost tanpa bayar.

itu semua terjadi sampai mama asahi dan bunda jihoon tiba tiba datang di sabtu sore yang cerah bersama sama, membawa makanan banyak dan buah tangan lainnya.

mendapati apartemen yang rapi, di sambut sama jihoon yang cuma pake celana pendek dan kaos tanpa lengan.

"asahi mana hoon?" bunda tanya.

"di kamar," ya emang bener di kamar kok.

sementara mama asahi lebih dulu ke dapur buat letakin semua makanan dan buah tangan.

jihoon berdoa semoga bunda dan mertuanya gak lama disini, kalo bisa habis ini langsung balik lah, tapi ternyata gak.

"panggil asahi dong, mama kangen," kata mama yang kemudian nyusul duduk di sebelah bunda.

jihoon bersyukur dia udah mindahin semua barang barangnya ke studio mini di sebelah kamar. bisa curiga bunda dan mertuanya kalo dia bawa semua keperluan di ruang tengah.

jihoon langsung buka pintu kamar, masuk dan mencari keberadaan asahi yang lagi di kamar mandi.

jihoon berdiri di ambang pintu, asahi lagi cuci muka, mungkin dia baru bangun.

"ada mama sama bunda di luar," katanya.

"iya," balas asahi tanpa melirik sedikitpun ke jihoon.

"ayo keluar," ajaknya singkat.

jihoon nungguin sampai asahi keluar kamar mandi dan mereka ke ruang tengah, senyum bunda dan mama merekah begitu liat dua orang yang dateng barengan.

mereka pikir ni dua anaknya pasti harmonis banget gitu kali ya, gak tau aja baru hari pertama udah perang dunia.

"mama..," asahi langsung menjatuhkan diri di sebelah mamanya dan meluk wanita paruh baya itu.

bunda ikut ngelus rambut asahi, sementara jihoon duduk di sofa yang lain. dia senyum liat interaksi manis di depan matanya, meskipun dalam hati dia tau asahi lagi mengadu tanpa bicara ke mamanya, mengenai semua perasaan sedihnya kurang lebih lima hari ini.

"kalian baik baik aja kan?" bunda pun memecah kesunyian.

natap jihoon yang lantas mengangguk, senyum kecil dan ngelirik asahi sekilas.

"baik kok bun, baik," kata dia.

asahi mencibir dalam hati, apanya yang baik? dia bahkan dua kali di bentak balik...

"sa, kok nangis?"

degdegan lah jihoon, kok asahi nangis...

mama menarik asahi lalu ngeliat anak itu membersit ingusnya, wajah putih nyaris pucatnya pun memerah.

"kenapa asahi?" tanya mama pelan pelan.

"nggak papa.. kangen," katanya.

mama tersenyum, lalu narik asahi ke dalam pelukannya, dari kecil asahi emang apa apa selalu mama, kenapa napa selalu ke mama, dan sekarang hidup jauh dari mama mungkin bikin dia ngerasa gak biasa, kaget.

jihoon bersyukur asahi gak ngomong aneh aneh.

"mama sama bunda bawa makanan banyak, nanti kita makan malam bareng, ya?" kata mama.

Redamancy [JiSahi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang