【𝐒.𝐎.𝐁 - 10】

955 115 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Joanna duduk di samping Sirius, di great hall. Tangan kanannya dililit oleh perban dan terdapat beberapa plaster di wajah dan tangan kirinya. Joanna melirik ke arah Sirius, pemuda itu nampak kebingungan sebab dahinya yang berkerut.

"Kau tak apa?" tanya Joanna, menyentuh punggung tangan kiri Sirius.

"Ya, aku baik baik saja," jawabnya. "Tapi, apakah kau bisa membantuku?"

"Tentu."

Pemuda itu menggigit bibirnya seraya tersenyum lebar, sebelum berkata. "Bantu aku makan," katanya.

Segera Joanna melirik Sirius. "Kau memiliki tangan, jadi makan sendiri."

"Tanganku sakit, lihat." Sirius mengangkat tangan kanannya yang di perban, dengan menunjukkan raut wajah menyedihkan.

"Tangan mu hanya tergores, Sirius. Bukan patah," ujar Joanna, yang berhasil membuat Sirius cemberut.

"Joa benar Pady, kau tidak perlu manja seperti itu," kata James, membela Joanna.

"Stop, call me Joa," protes Joanna kesal, matanya melotot pada James.

Sirius memeluk Joanna dari samping, matanya melotot pada James yang duduk di hadapannya. "Ya, itu benar. Berhenti memanggil Joanna ku dengan sebutan itu."

"MERLIN BEARD!! LIHATLAH DIA, DIA SUDAH BERANI MENGAKUI JOANNA TEMAN TEMAN!!" teriak Marlene, membuat  sorakan dari meja Gryffindor untuk Sirius dan Joanna.

"Marls," cicit Joanna.

"Itu sangat manis," ujar Dorcas Meadowes.

Dan ya, sudah dapat ditebak bagaimana kelanjutannya. Mereka terus menerus menggoda Joanna dan Sirius– lebih pada Joanna, karena Sirius selalu menanggapinya dengan santai, namun Joanna, masih terlihat malu malu. Hingga saat dia berada di kamar bersama ketiga sahabatnya, mereka tak kenal lelah untuk terus menggoda gadis berambut dirty blonde itu.

"Aku ingin bertanya, apa yang sudah Sirius lakukan padamu?" tanya Lily heboh.

"Apa saat berciuman, yang memulai duluan kau atau dia?" Alice bertanya.

"Oh ... Oh ... Oh, apakah rasanya seperti yang kau jelaskan pada kelas ramuan di tahun ke enam?" Marlene menyenggol lengannya.

Berbagai pertanyaan konyol dan tak masuk di akal Joanna, keluar dari ketiga mulut sahabatnya. Joanna mengurut keningnya, terlalu pusing dengan pertanyaan pertanyaan yang terlontar.

"Kau tau Joanna? Kau dan Black itu sangat cocok, kalian terlihat sangat manis," kata Marlene, memeluk tihang ranjang Joanna.

Lily bangkit, lalu melompat lompat tanpa sebab. "Ya benar, aku setuju."

"Aku juga, kalian begitu manis," tutur Alice, tersenyum manis.

Mata Joanna memejam, tidak sampai lima detik, mata hijau zamrud itu kembali terbuka. "Dengan teman teman, dia itu tidak manis– mungkin sedikit, tapi tidak sedikit juga. Intinya, dia tidak terlalu manis. Sifat menyebalkan nya lebih dominan," katanya, menatap satu persatu sahabatnya.

𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑 || 𝑺.𝑶.𝑩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang