【𝐒.𝐎.𝐁 - 9】

878 120 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Joanna mendudukkan Sirius pada tepi brankar, setelah hanya berdiam membungkam mulutnya, Joanna berkata.

"Tunggu sebentar, aku akan membawa beberapa obat-obatan," tuturnya, dengan nada yang belum pernah Sirius dengar sebelumnya. Sirius hanya mengangguk tanpa membuka suaranya, karena jika dilihat lihat, Joanna dalam suasana hati yang tidak baik baik saja. Lebih baik dia diam daripada harus mendengarkan omelan omelan yang terlontar dari mulut gadis itu.

Setelah beberapa menit, Joanna menghampiri Sirius yang masih terduduk tak bergerak seinchi pun. Ia membuka kotak obat, dan mencari ramuan pembersih luka , agar luka yang berada di tangan dan juga wajah Sirius tidak infeksi. Hanya ada mereka berdua, Regulus dan Madam Pomfrey. Joanna telah menyuruh yang lainnya untuk kembali masuk untuk kelas selanjutnya, dan James yang akan berlatih Quidditch. Sirius mengerang saat Joanna membersihkan luka yang cukup dalam di wajahnya.

"Aw, itu sakit," rintih Sirius pelan, namun Joanna tidak memperdulikan hal itu. Toh tidak ada yang bilang dia harus berkelahi, ya jadinya seperti ini. Beberapa luka yang cukup dalam dan beberapa goresan di tangannya.

"Diam. Tidak ada yang menyuruhmu untuk seperti ini," desis Joanna. Lalu dia menyimpan kembali kotaknya pada meja di sebelah brankar, lalu melirik Regulus yang tertidur di ranjangnya setelah diobati oleh Madam Pomfrey.

"Lihat dia, kenapa kau melukainya?" tanya Joanna. Lalu kembali menatap Sirius lagi.

"Aku juga terluka, kau tidak bertanya seperti itu kepada ku?" Sirius menekuk wajahnya, gadis itu hanya menghela nafas lalu menangkup kedua pipi Sirius.

"Aw, yang itu sakit." Sirius memekik pelan, saat rasa perih menjalar dari pipi bagian kirinya.

Joanna memutar bola matanya malas, memperhatikan pemuda di depannya yang masih mengeluarkan suara rintihan. Dia mendorong bahu Sirius pelan, agar pemuda itu berbaring di ranjangnya. "Diam disini, jangan bergerak. Aku akan pergi, tak akan lama kok."

Joanna berjalan keluar dari hospital wings, sedangkan Sirius memandanginya hingga ia tidak terlihat, tertutup oleh pintu. Sirius kembali merebahkan tubuhnya, menatap langit-langit hospital wings. Lalu ia menatap ranjang di seberangnya yang diisi oleh adiknya, Regulus. Pemuda itu sedang tertidur pulas. Ya memang, saat Sirius melihat adiknya itu, sepertinya dia sangat kurang tidur. Entah apa yang pemuda itu pikirkan hingga tak tidur.

Dengan berbagai pikiran yang berputar di kepalanya, pintu kayu hospital wings terbuka. Menampilkan seorang gadis yang tengah membawa nampan berisi berbagai macam makanan. Joanna terlebih dahulu menghampiri ranjang yang ditempati oleh Regulus, lalu tersenyum pada Madam Pomfrey yang sedang membereskan sesuatu.

"Oh, terima kasih dear," ucap Madam Pomfrey, lalu menerima sepiring roti, sup dan teh.

"Tak apa Madam Pomfrey." Lalu Joanna kembali menghampiri Sirius yang tengah berbaring di ranjangnya, dan pandangan yang tak henti-hentinya memandang Joanna.

𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑 || 𝑺.𝑶.𝑩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang