****
Outstanding, nilai tertinggi yang menentukan kelulusan seseorang, walaupun masih ada beberapa nilai yang mampu menentukan seseorang lulus. Namun nilai O lah yang selalu Joanna incar, padahal nilai E atau A pun sudah cukup.
Entahlah apa yang ia pikirkan, menghabiskan hampir setiap harinya di perpustakaan, membaca buku buku tua tebal dan hampir selalu melewatkan makan siang demi berdiam diri di perpustakaan dengan setumpuk buku. Sesekali Sirius menemaninya, dan pada akhirnya setelah dia tau apa saja yang dilakukan Joanna, pemuda itu melarang Joanna untuk pergi ke perpustakaan, karena gadis itu selalu melewatkan makan nya. Membaca buku berjam jam hingga matanya memerah dan berair.
Namun hanya satu Minggu, dan Joanna kembali melakukannya lagi. Tapi semua hal yang melelahkan itu kini terbayar, tercatat namanya dengan nilai tertinggi dalam tes ujian NEWT yang begitu melelahkan. Dia sangat senang hari ini, dan sedih juga, karena dia harus meninggalkan Hogwarts dalam beberapa Minggu mendatang. Dia akan sangat merindukan suasana common room yang selalu hangat, saat bersama dengan para teman temannya. Mungkin nanti, mereka tidak akan setiap hari berinteraksi seperti ini lagi.
"Nilai A, tidak masalah, itu cukup bagus," ucap Sirius, menepuk bahu James yang tengah berdecak kesal melihat nilainya.
"Ya, dia benar. Nilai A lebih dari cukup, bersyukurlah James," ucap Lily.
James mengedihkan bahunya. "Ya, nilai A lebih dari cukup. Setidaknya aku tidak mendapatkan nilai poor, atau lebih parah lagi, troll."
Setelah keluar dari aula besar yang dijadikan tempat tes, mereka akhirnya pergi menuju common room. Joanna menggandeng tangan Sirius dan memisahkan diri, lebih tepatnya memberi jarak di antara teman temannya yang lain. Mereka berjalan di belakang.
"Sepertinya aku harus tidur nanti, kau lihat–" Joanna menunjuk ke arah matanya yang berkedip lesu dengan kantong mata yang terlihat jelas sekali. "Ini jelek sekali," ungkapnya. Sudut bibirnya menurun, memunculkan ekspresi cemberut.
Sirius meliriknya, menelusuri bagian bagian wajah Joanna dengan mata menyipit. "Ya ... kau benar, kau terlihat jelek," katanya, kepalanya mengangguk angguk dengan bibir yang menutup rapat. Tampak sangat meyakinkan.
"Kau!" desis Joanna, matanya menatap sebal ke arah pemuda di sebelahnya ini. Sirius terkekeh pelan, tangannya menjulur ke belakang leher Joanna dan merangkulnya erat.
"Kalian tau, untuk beberapa bulan ini sepertinya kita jarang membuat prank-prank menyenangkan," celetuk James tiba-tiba, memandangi langit-langit batu koridor.
"Jangan berbuat yang tidak-tidak James," ucap Lily, memperingati.
Seperti semua harapannya telah jatuh, James menurunkan pandangannya. Seperti seorang anak kecil yang baru saja diomeli oleh ibunya.
"Bahkan sepupuku yang berumur tujuh tahun, pikirannya lebih waras daripada dia." Semuanya terkekeh mendengar ucapan Marlene.
****
"Aw ... singkirkan kakimu bodoh, kau menginjak ku."
"Sejak kapan ulat suka memakan permen coklat?"
"Kau bodoh sekali, ulat tidak suka permen coklat."
"Ya tidak apa-apa, mereka harus merasakan betapa enaknya permen coklat buatan manusia."
"Huhh lihatlah para pemuda itu, setelah melawati ujian NEWT otak mereka malah bergeser." Lily menghela nafas. Dia bahkan tidak mengerti apa yang mereka 'para pemuda' itu lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑 || 𝑺.𝑶.𝑩
Fanfiction☾︎ Joanna Dawler, gadis manis namun sedikit garang. Hari-harinya penuh dengan keonaran dari Sirius Orion Black dan teman-temannya yang mereka beri nama 'The Marauders'. Namun, siapa sangka. Pada akhirnya dia harus mengakui bahwa dia telah jatuh cint...