chapter 7

4K 189 2
                                    

Sebelum baca klik dulu
Bintangnya
🌟🌟🌟

Tengkyuuuu buat yang udah VOTE
😘😘😘😘😘

Episode 7

Pagi-pagi sekali Max pergi menggunakan kereta, dia sengaja pergi sendiri karena sang asisten Rangga dia tugaskan untuk pekerjaan lain di kota yang lebih jauh daripada kota yang dia tuju sekarang.

3 jam sudah dia berada di kereta dan kini Max sedang di dalam mobil yang sudah disewanya untuk 2 hari kedepan.

Tatapannya kearah jendela di sampingnya, dia menatap tempat yang baru saja dia singgahi untuk pertama kalinya. Sungguh sangat berbeda dengan kota tempat dia tinggal selama ini. Jalanan berbelok dengan tebing di salah satu sisinya memang sudah tak asing lagi di matanya, namun dia heran ketika melihat banyak rumah yang masih terbuat dari anyaman bambu. Kenapa sangat kumuh sekali pikirnya.

Perjalanan cukup panjang dia lalui, dan kini Max berada di sebuah penginapan yang sangat sederhana, sangat jauh penampakannya dari kamar hotel presidential suite yang biasa dia sewa. Tapi untungnya udara di sini sangat segar, jadi Max tidak terlalu menyesal sudah datang ke tempat ini, yah bisa dikatakan dia di sini untuk sedikit liburan, liburan yang jauh dari kata mewah.

Max menaruh koper mini di atas meja, dia berjalan ke arah tempat tidur, dan perlahan memejamkan matanya saat rasa ngantuk tiba-tiba menyerang.

Setelah cukup lama tertidur, Max segera pergi ke kamar mandi karena jadwal pertemuan dirinya dengan orang penting itu tinggal satu jam lagi.

Tak butuh waktu yang lama untuknya membersihkan tubuh, dan dia kini sudah berada di sebuah mobil yang tadi dia sewa.

"Apa masih lama Pak?" tanya Max yang tak sabar karena melihat arlojinya ternyata dirinya sudah telat 10 menit.

"Sebentar lagi Pak. Kira-kira 500 meter lagi." jawab sang sopir sambil melirik ke spion tengah, dan dia melihat jika penyewa mobilnya itu tampak sedikit gelisah.

Tak butuh waktu lama mobil pun berbelok memasuki sebuah pagar tinggi. Max menatap rumah megah di depannya.

Max keluar dari mobil. Dia menatap heran karena rumah itu hanya satu-satunya yang berada di sana, dan di sekelilingnya terdapat perkebunan teh yang sangat luas.

Bagaimana mungkin orang yang menempati rumah itu bisa tenang berada sendirian di tengah-tengah perkebunan yang luas? Apa enaknya tinggal sendirian di tengah hutan untuk waktu yang lama? Jika hanya untuk liburan beberapa hari mungkin Max juga akan menikmatinya, namun jika untuk menetap, dia sangat tidak menginginkannya. Karena sangat merepotkan jika jauh dari kota.

"Maaf paman Seno karena aku datang terlambat." ucap Max seraya berjabat tangan dengan pria paruh baya di depannya.

"Tak apa Max. Santai saja, lagipula kita ini keluarga. Mari masuk."

Seno berjalan terlebih dahulu dan diikuti Max yang berada di belakangnya.

"Minum Max."

Max segera menyesap teh hangat yang sudah disediakan oleh Seno.

"Sebenarnya ada hal penting apa paman sampai menyuruhku kesini?" tanya Max yang heran dengan paman dari sang mendiang istrinya, Eva.

surrogate mother (TAMAT) (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang