Sebelum baca klik dulu
Bintangnya
🌟🌟🌟Tengkyuuuu buat yang udah VOTE
😘😘😘😘😘Episode 11
Rani termenung sendirian di depan televisi yang menayangkan sebuah film action. Namun matanya entah mengarah kemana, pikirannya pun entah berada di mana.
Rudi yang melihat putri sulungnya tampak sendu segera menghampirinya. Rudi mengelus punggung Rani. Dan putrinya itu pun menoleh dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Jangan terlalu dipikirkan Ran. Nanti bisa-bisa malah kamu yang sakit."
"Tapi tetap saja aku kepikiran Pa. Bagaimana nantinya hidupku tanpa mereka? Anak-anakku yang awalnya tak diinginkan, malah sekarang mau diambil. Bagaimana bisa pria itu begitu tega? Apa pria itu tak memikirkan bagaimana perasaanku? Bagaimana beratnya perjuanganku selama kehamilan yang banyak di caci orang-orang. Aku yang melahirkan mereka Pa. Walaupun mereka bukan anakku tapi aku sangat menyayanginya. Aku tak akan pernah ikhlas menyerahkan mereka pada pria itu."
Rudi menghela nafasnya panjang mendengar keluh kesah sang putri. Dia sangat tahu jika putrinya itu begitu menyayangi si kembar. Namun dia tak bisa berbuat apa-apa, begitu pun dengan putrinya. Andai putrinya itu nanti menyewa pengaca pun, tapi hasilnya pasti akan kalah.
Terlebih Rani bukanlah siapa-siapa untuk si kembar. Putrinya itu hanya orang yang menyewakan rahimnya. Walaupun seberapa besar penolakan Rani nantinya, tak akan ada jalan untuknya memenangkan permasalahan ini, karena Rani tak mempunyai hubungan darah dengan si kembar.
"Serahkanlah semuanya pada Tuhan. Walaupun nanti akhirnya kalian berpisah berarti itu sudah menjadi ketentuan-Nya"
"Tapi Pa, aku tetap ga mau pisah dari mereka. Aku yang melahirkan mereka. Aku yang sudah merawat mereka bukan pria itu."
"Kamu tak boleh egois. Lagipula pria itu adalah ayah kandung si kembar dan dia pasti akan merawat si kembar sepenuh hatinya. Kamu dan si kembar itu masih berada di tempat yang sama. Jadi Ran, perpisahan kalian itu bukanlah sebuah akhir dari segalanya. Karena perpisahan paling menyakitkan adalah kematian. Jadi yakin lah, Tuhan pasti akan mempertemukan lagi kamu dan si kembar suatu hari nanti. Bapa yakin itu."
Rani tercenung mendengar perkataan ayahnya. Ya benar jika kematian adalah perpisahan paling menyakitkan. Dan seharusnya Rani masih bersyukur karena dia dan si kembar masih berada di tempat yang sama. Tak ada yang mustahil untuknya melihat lagi anak-anaknya jika mereka masih berada di alam yang sama.
"Masuklah ke kamar. Gunakan waktumu sebaik-baiknya dengan si kembar dan jangan melamun lagi agar tidak ada penyesalan di kemudian hari."
Rani pun melangkah menuju kamarnya. Dia menatap kedua anaknya yang sedang tertidur pulas dengan deraian air mata.
"Bagaimana bisa bunda hidup tanpa kalian, sayank. Bunda pasti akan sangat merindukan kalian."
Rani terisak seraya memegang dadanya yang terasa perih. Rasa sesak begitu memenuhi hatinya. Dia tak sanggup membayangkan hidup tanpa kedua anaknya. Karena baginya hidup tanpa si kembar itu sama saja dengan kematian.
*******
Max berjalan kearah rumahnya. Dia melihat sang ibu sedang memotong tanaman hiasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
surrogate mother (TAMAT) (Sudah Terbit)
RomansaDihapus sebagian untuk kepentingan penerbitan Warning Area 21++ 🔞🔞🔞 Menyewakan rahimnya memang satu-satunya cara agar hutangnya bisa cepat lunas. Rani yakin masa depannya akan kembali normal setelah melahirkan nanti. Namun ternyata semuanya tak s...