Beberapa bulan kemudian. Gaara telah menemukan beberapa orang untuk membantu balas dendamnya. Hari ini ia berencana akan membunuh orang kepercayaan Hidan.
" Kalian jagalah di depan pintu restoran itu. Kalau Hidan datang ke restoran ini, kalian jangan lupa memberitahuku," kata Gaara. " Baiklah tuan Gaara," kata asisten Gaara.
Gaara pun menemui asistennya Hidan. " Selamat pagi tuan Kakuzu. Sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana kabarmu hari ini? Aku kesini ingin memberikan proyek yang menggiurkan untuk bosmu," kata Gaara.
" Aku tak tertarik bekerjasama dengan pembunuh sepertimu. Aku tidak punya banyak waktu, aku permisi," kata Kakuzu yang mau pergi dari sana. Gaara pun menghentikan Kakuzu.
" Hei hei, berita kalau aku seorang pembunuh itu tidak benar. Siapa yang mengatakan kepadamu? Lagian berita itu hanya berita sampah. Sudahlah, tak mungkin aku melakukan hal sekeji itu," kata Gaara.
" Masa? Aku tak percaya dengan ucapanmu, Gaara. Sudahlah aku ada urusan yg ingin kuselesaikan," kata Kakuzu. " Proyek yang akan kukerjakan kali ini akan terkenal nanti Kakuzu. Nanti kau nyesel karena menolak kerjasama denganku. Ya sudah kalau begitu aku pergi," kata Gaara.
" Proyek? Proyek apa itu? Apa benar benar akan terkenal, Gaara? Kalau iya, akan kuberitahu kepada tuanku Hidan," kata Kakuzu. " Jika diberi proyek besar langsung aja menoleh. Jika tidak, malah menyalahkanku. Oke Gaara sekarang waktumu untuk membunuh kepercayaan si Hidan bangka tua itu," batin Gaara menyeringai.
" Baiklah ini proyek yang akan kukerjakan. Jika kau tertarik, kau baca aja dulu proposalnya. Aku mau ke toilet sebentar," kata Gaara. " Ah baiklah, akan kubaca berkas berkasmu," kata Kakuzu.
Gaara pun pergi dan menghampiri para pelayan di restoran. " Pesankan lemon tea buat tuan yang duduk disana. Sebelum itu, tolong kau masukin gula ke dalam lemon tea itu. Bisakan?" kata Gaara. " Bisa tuan," kata pelayan.
Gaara pun menyeringai. " Sebentar lagi kau akan merasakan kesakitan yang luar biasa, Kakuzu. Minuman yang kupesan untukmu sudah kuberi racun yang mematikan. Nyawamu takkan tertolong. Aku tak sabar menantikan kematianmu Kakuzu," batin Gaara.
Sementara Sakura sedang cemas memikirkan Gaara. Sasuke yang melihat istrinya cemas lantas menepuk bahu istrinya. Sakura pun terkaget akibat bahunya ditepuk oleh Sasuke.
" Kau kenapa? Apa kau merasa tak enak badan? Kau membuat ibumu menjadi tak enak badan, anakku sayang. Maafkan ayah tak bisa berbagi penderitaan kalian," kata Sasuke.
Sakura pun terkekeh mendengar ucapan Sasuke. " Aku lagi gak melamunin sesuatu. Dan satu lagi, anak kita tak pernah merepotin ibunya. Jadi kau jangan khawatir," kata Sakura.
" Kukira kau melamun, Sakura. Oh ya besok aku diberi cuti sama bos kita. Soalnya bos ingin liburan dengan keluarganya. Sementara ini aku akan berjualan keliling agar kita bisa menghidupi kehidupan kita. Apalagi kita akan jadi orangtua, pasti kebutuhan kita akan lebih banyak, gak apa apa aku berjualan?" kata Sasuke.
" Kau mau berjualan, Sasuke? Emangnya kau mau berjualan apa? Apa kau punya modal untuk berjualan nanti?" kata Sakura. " Aku sudah punya modal dari tabunganku. Kau tenang aja. Rencananya aku akan ngajak Naruto, Sai, Neji, dan Shikamaru untuk berjualan bersamaku. Untuk jualanku nanti, akan kupikirkan. Yang jelas aku harus memulai usahaku sendiri," kata Sasuke.
" Itu sih terserahmu ya. Ya sudah aku mau keluar sebentar. Soalnya bahan bahan dapur sudah pada habis," kata Sakura. " Oke, ini uangnya ya. Aku harus membicarakan rencanaku ini kepada sahabat sahabatku. Kalau aku pulang lama, kau singgah aja ke rumah sahabatmu ya Sakura. Aku pergi dulu," kata Sasuke.
" Hati hati Sasuke," kata Sakura. Sasuke pun akhirnya pergi. Sedangkan Sakura langsung bersiap siap untuk pergi. Perasaannya menjadi cemas karena memikirkan Gaara.
" Semoga Gaara berhasil membunuh kepercayaan si Hidan itu. Lindungi Gaara, Tuhan," batin Sakura cemas. Sakura pun langsung menuju ke tempat Gaara.
Sedangkan di tempat Gaara. Tiba tiba pelayan menghampiri Kakuzu. " Tadi tuan Gaara menitipkan minuman buat anda. Silahkan diminum tuan," kata pelayan.
Gaara pun langsung bersembunyi. " Ayo diminum minumannya Kakuzu. Aku ingin melihat reaksinya," kata Gaara. Kakuzu yang daritadi membaca berkas berkas, tiba tiba ia merasa haus. Ia pun meminum minuman yang diberikan oleh Gaara.
Gaara pun langsung bahagia melihat minumannya diminum oleh Kakuzu. Tiba tiba dada Kakuzu merasa nyeri. " Tiba tiba kenapa dadaku nyeri begini? Apa aku salah minum atau gimana? Sial nyerinya bertambah. Kalau kayak gini mending aku akan ke rumah sakit aja," kata Kakuzu.
Gaara pun kembali ke tempat Kakuzu. " Gimana, apa kau setuju dengan proyek ini? Katakan jika kau tak setuju, kau bisa menolaknya Kakuzu," kata Gaara. " Kepalaku sangat pusing. Benar benar pusing. Dadaku terasa nyeri, kau campurkan apa ke dalam minumku, Gaa," kata Kakuzu langsung pingsan.
Semua para pembeli di restoran tersebut langsung kaget dengan kejadian barusan. Mereka pun langsung membawa Kakuzu ke rumah sakit terdekat. " Restoran ini benar benar buruk. Kita gak ingin makan disini lagi," kata para pembeli. Gaara menyeringai melihat Kakuzu pingsan.
" Ini bukan kesalahan restoran. Mungkin dia alergi dengan minuman yang ia minum. Jangan salahkan pihak restorannya," kata Gaara. Para pembeli yang kecewa tadi pun langsung kembali ke tempat duduknya.
" Akan kubersihkan nama restoran ini. Memang ia aku memanfaatkan restoran ini buat balas dendam, tetapi aku akan membela restoran ini dengan mati matian," batin Gaara.
Sakura pun akhirnya datang ke restoran tempat Gaara singgah. Ia melihat banyak orang berkumpul di meja Gaara. " Permisi permisi," kata Sakura. Sakura pun langsung berbisik kepada Gaara.
" Apa yang terjadi? Kau berhasil membunuhnya kan?" kata Sakura sambil berbisik bisik. " Berhasil, nanti setelah ini akan kututupi semuanya. Kau tenang aja," kata Gaara. Sakura pun tersenyum lega.
" Satu pembunuh yang lain telah terbunuh oleh saudaraku sendiri. Akhirnya aku sedikit merasa lega karena orangtuaku bisa merasakan kebahagiaan di alam sana," batin Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Dont Leave Me Honey
RomanceSakura adalah seorang gadis biasa yang mendapatkan beasiswa di universitas yang elit. Namun untuk menghidupi kehidupannya, Sakura rela bekerja siang malam untuk mengisi perutnya. Ia juga adalah anak yatim piatu. Orangtuanya sudah meninggal beberapa...