chapter 24

1.1K 133 0
                                    

Kembali (1); Dicegat

Sekitar sebulan, keadaan Mo Chang An sudah membaik, Tian Hongjun sendiri berkali kali menanyakan apakah dia masih merasa sakit dan baik baik saja sampai sampai Mo Chang An kesal seperti hari ini.

"Baiklah, kita akan pulang dan kamu jika merasa ada yang tidak nyaman katakan saja padaku, jangan diam saja! Mengerti!"

Mo Chang An yang sudah bosan dengan omelan Tian Hongjun, memutar mata malasnya. Tapi dia tahu bahwa Tian Hongjun seperti ini karena dia perhatian.

"Iya, Xiang gong" sahut Mo Chang An dengan malas.

Tian Hongjun memasang senyum penuh kasih sayang dan mendaratkan ciuman di puncak kepala Mo Chang An. Keduanya lalu keluar kamar dan Mo Chang An memasuki gerbong kereta. Selain Mo Chang An ada juga Ming Tao di dalam, ketika melihat Mo Chang An masuk dia tersenyum.

Awalnya Ming Tao masih ingin tinggal di desa tapi Mo Chang An yang sudah lama jauh terpisah dari keluarganya memaksa Ming Tao untuk ikut karena dia adalah satu satunya kerabat baginya. Karena bujukan Mo Chang An akhirnya Ming Tao mau ikut ke kerajaan Yunan.

"Semuanya berangkat" perintah Tian Hongjun.

Konvoi kuda dan gerbong kereta segera keluar dari desa. Meraka awalnya mengira bahwa tidak ada jalan desa untuk keluar sehingga Tian Hongjun dan pasukan meninggalkan kuda di luar hutan. Siapa tahu bahwa jalan itu di tutupi ilusi hanya mereka yang mengerti cara membukanya saja yang tahu bagaimana.

Di dalam gerbong tempat Mo Chang An dan Ming Tao tinggal ada tujuh bayi laki laki terlelap tidur dalam buayan. Rombongan bergerak perlahan dan menurut Tian Hongjun itu akan memakan waktu tiga bulan hingga sampai ke ibukota karena mereka berjalan sangat lambat. Itu karena ada tujuh pangeran yang masih kecil, Ming Tao yang hamil tua dan sisi lain meski Mo Chang An sembuh total, Tian Hongjun masih sangat khawatir akan kesehatannya.

Saat matahari sudah condong ke barat, rombongan Tian Hongjun memasuki kota Mosang dan mereka segera menuju ke penginaan terbaik kota. Dereta kuda dan gerbong mereka menarik perhatian masyarakat sekitar dan di tengah jalan tiba tiba mereka di cegat sekelompok bandit.

"Jika kalian ingin lewat jalan ini, 10 tael perak sebagai biaya jalan." Pemimpin kelompok dengan mata tunggal berkata sambil memelintir ujung kumisnya.

Mo Chang An dan Ming Tao merasa gerbong berhenti bergerak menjulurkan kepalanya keluar untuk melihat keadaan.

Para bandit yang udik itu terpana sesaat melihat fitur wajah Mo Chang An yang tiga dimensi dan visual Ming Tao yang bermartabat dan anggun.

"Atau kalian bisa meninggalkan dua laki laki cantik itu pada kami" Imbuh pemimpin begal.

Para penunggang kuda yang terdiri dari penjaga pribadi kaisar dan permaisuri merasa merinding di sekujur tubuh. Lancang sekali mereka meminta permaisuri dan ipar kaisar sebagai biaya jalan.

Tian Hongjun yang menunggang kuda hitam memiliki urat biru di pelipisnya dan tangannya yang memegang tali kekang mengencang dengan erat hingga urat nadi di lengannya keluar dan bergerak gerak karena sirkulasi darah di pompa cepat. Hal ini tidak berbeda jauh dengan Rong Bai yang menunggang kuda putih sambil menggertak giginya sambil mencibir seakan akan kelompok bandit itu tercabik cabik karena dia kunyang.

"Beraninya meminta istriku sebagai biaya jalan, apa kamu tidak ingin hidup lama." Tubuh Tian Hongjun seperti mengeluarkan citra agung yang menindas membuat orang ingin tunduk dan bersujud di bawahnya.

Sang Huangdi Mogui turun dari kuda dan di iringi Rong Bai yang memainkan jarinya. Kuku panjang perlahan keluar yang mampu dilihat dengan mata telanjang. Mata para begal membelalak dan para penjaga pun tidak luput kaget. Hanya kata siluman yang terlintas di benak masing masing orang itu dan perasaan takut muncul perlahan.

"Ayo, apakah kalian tadi meminta laki laki di gerbong sebagai biaya jalan, aku ingin melihat siapa yang meminta itu." Rong Bai memainkan kelima jari tangan kanannya yang kuku panjangnya mencapai 5cm.

Pemimpin kelompok mundur ketakutan, dia gugup dan menyeret orang di sekitar sebagai perisai. "Maju, kamu maju, kalian maju."

Tian Hongjun dan Rong Bai maju bersama dengan target yang sama. Sebuah bilah pedang menyilaukan bergerak gesit dan lambai tangan yang mengarah ke depan berbentuk moncong. Gerakan tangan siap untuk menusuk dan ayunan pedang siap memotong siapa saja.

Penduduk sekitar yang tidak tahu seni bela diri hanya merasakan hembusan angin cepat. Tidak ada teriakan atau suara senjata beradu. Tapi ketika mereka melihat siluet angin melewati kelompok begal, orang dengan kuku panjang memegang beberapa  pangkal jantung yang masih bergerak dan si pemegang pedang mengelap bilah pedangnya lalu memasukkan ke dalam sarung.

Orang tua yang menonton ingin muntah dan buru buru menutup mata anak anak. Suara 'gdebuk' jatuh bergantian mengalihkan perhatian orang orang. Dada para bandit bolong dengan kepala mereka lepas saat mereka jatuh dan itu di potong rapi.

Suara teriakan memecah keheningan, kerumanan kacau dan beberapa orang meminta untuk melaporkan ke pejabat sekitar soal pembunuhan. Rong Bai yang merasa jijik melempar jantung itu ke arah mayat para begal.

"Potongan pedangmu rapi sekali, bahkan tidak ada noda darah di pedangmu."

"Yah itu juga hasil latihan, meski bilah pedang tajam tapi gerakan lambat itu tetap akan meninggalkan noda."

Rong Bai mengangguk meng-iyakan. Beberapa saat kemudian petugas dengan kostum pelari Yamen datang, mereka sendiri cukup dibuat kaget dengan pembunuhan brutal itu dan seperti kali ini para begal bertemu kawanan macan yang turun gunung.

Salah seorang petugas bergegas menghampiri Tian Hongjun dan Rong Bai yang terlihat mencolok di antara para mayat, yang satu berbaju hitam dengan aura agung sedangkan yang lain berbaju putih dengan aura yang misterius.

"Apa kalian yang melakukan ini?"

Tian Hongjun mengangguk dan berkata :" hm... kalau kami yang melakukannya lalu kenapa?".

Pelari Yamen tertegun bahwa orang ini terlihat tidak berdosa. "Meski para begal salah tapi ini harus di proses ke pengadilan. Kamu membunuh di siang bolong terutama di jalan utama kota Mosang, banyak penduduk di sekitar dan anak anak, itu akan mempengaruhi keadaan sekitar dan menyebabkan trauma bagi anak anak serta tidak perilaku yang kurang baik. Aku harap tuan tuan mau bekerja sama."

Tian Hongjun mengangguk setuju bahwa pelari Yamen mengatakan hal yang masuk akal. Dia sebenarnya sangat mudah mengatakan bahwa dia adalah kaisar kepada para begal itu. Tapi Tian Hongjun memikirkan akan beresiko jika beberapa musuh di balik tirai tahu bahwa dia membawa pulang istrinya dan kemungkinan besar perjalanan akan berjalan tidak sesuai perhitungan. Keamanan Mo Chang An dan putra putranya adalah yang utama, Tian Hongjun sendiri tidak ingin bertindak gegabah.

"Baiklah", jawab Tian Hongjun.

Pelari Yamen itu terlihat lega, "kalau begitu mari tuan."

[END][BL]The Evil Emperor Fall In Love By SVDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang