••••
Kediaman Zeno, 07.15 WIB.
Seperti kesepakatan mereka kemarin, kini keempatnya berkumpul di rumah Zeno. Dan kemarin pun Hendra mengusulkan pergi ke sebuah curug. Yang lain tak menolak karena ingin melihat indahnya air yang mengalir dari ketinggian itu.
"Oii udah belum lo! Lama amat dah buset cuma ke toilet doang." Teriak Dino dari luar rumah untuk menegur Gion yang tadi pamit pinjam toiletnya Zeno sampai 5 menit belum keluar.
"Emang rese tu anak. Nyusahin aja." Timpal Hendra seraya mengikat tas besarnya di jok belakang moge.
"Iya kek lu!"
"Dih mirorr bro lo juga nyusahin emak lo kan? Udah bujang masih aja tidur ama emak." Ledek Hendra diikuti tawaan.
"Ck musuhan lah gua sama lu!"
"Bocah lu! Gitu aja pundung."
"Apa lo?"
"Apa?"
"Lah ayo gelud lah njing!" Dino melepas jaketnya bersiap baku hantam dengan Hendra namun terhenti karena Zeno keluar dari rumah membawa tas ransel.
"Yaelah malah pada ribut. Udah ayo keburu siang entar gak enak lagi pem-"
"WOII ANJIR GUA KESASAR. RUMAH LO GEDE BANGET ELAH ZEN!"
Ucapan Zeno terpotong oleh Teriakan Gion membuat ketiganya terkekeh.
"NASIB LO! BYEE KITA BERANGKAT DULUAN." Teriak Dino.
"Eh jangan cuk, kasian tu anak orang ntar nangis." Ujar Zeno yang sudah memakai helm dan menaiki motor sportnya.
"Bercanda doang Zen, biar mampus tu anak. Lagian ngapain si lama amat di toilet. Nyolo apa gimana?" Sahut Dino.
"Gak tau gua. Gak ketemu juga tadi di dalem."
"HOI ANJIR LAH..." Gion berlari terengah menuju ketiga temannya yang sudah menaiki motor masing-masing, menatap lawak kearah Gion.
"Jahat banget lu pada. Untung bibi lo ngasih tau jalan keluar." Gerutu Gion seraya memakai helmnya dan mulai menaiki moge.
"Artinya lo masih diberi kesempatan hidup."
"Iya beruntung dah, eh... LAH GAK ADA HUBUNGANNYA NJING!" Ketiganya sontak melakukan motor meninggalkan Gion yang mengumpat di tempatnya.
"Bangsat lu pada! Kutuk jadi pangeran kutil juga ni." Gion pun menyusul walau kesal ia juga tak mau melewatkan indahnya curug.
••••
Setelah menempuh perjalanan 2 jam lebih keempatnya kini sudah berada di salah satu curug yang terletak di bogor.
Zeno, Dino, dan Gion memarkirkan motor sedangkan Hendra memesan tiketnya.
"Akhirnya sampe juga! Pegel gua njing." Ujar Gion seraya menuruni motor dan melepas helmnya. Pertama kali ia rasakan adalah hawa sejuk khas Bogor dan suara air deras mengalir.
Zeno pun melepas helm, menghirup udara segar angin pagi kota bogor. "Gokil pemandangannya mantap banget men!" Pekik Zeno melihat alam sekitar.
Dino turun dari motor lalu memutar tubuhnya seraya merentangkan tangan. "Berasa di surga anying."
"Aaaa Gion!" Dino berlari menuju Gion dan berakhir berpelukan seperti teletabis. Zeno yang melihat itu hanya memutar bola matanya dengan tubuh bersandar pada motor.
"Homo najis." Gumam Zeno.
Tak lama suara deruman motor menyapa mereka. Itu adalah Hendra yang baru saja membeli tiket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince?
Random[ BXB ] [ Nomin Area ] [ Mpreg ] Menjadi seorang pangeran di masa lampau? Itu tidak pernah terlintas dalam otak Zeno. Start: 271121 Fin: - ‼️tokoh dan karakter hanya fiksi jangan bawa ke RL. Homophobic bisa menjauh. Dan mungkin masih banyak kesalaha...