••••
Jeno berjalan menyusuri lorong kerajaan yang nampak begitu besar dan luas, jarak antar atap pun sangat jauh membuat nya merasa pendek sekali. Sepanjang dinding ukiran emas itu terdapat berbagai figura tokoh-tokoh kerajaan ini mungkin?
Sampai satu figura menarik perhatian nya. Foto didalamnya sangat mirip dengan wajah Zeno. Sampai ia menutup mulut terkejut. Namun bedanya pria itu mengenakan pakaian khas kerajaan.
Tidak tau saja kalau foto itu adalah Lee Jeno, raga yang digunakan oleh Zeno sekarang ini."Pangeran?" Suara itu mengejutkannya membuat ia menoleh ke belakang menemukan seorang pria berbalut pakaian kerajaan rapi serta buku ditangannya.
"Sedang apa?" Tanya nya. Jeno membalikkan tubuh lalu tersenyum kikuk. Maklum saja ia belum kenal semua penghuni istana ini.
"Emm gak papa. Cuma lihat-lihat." Pria itu mengangguk kemudian berjalan mendekat pada Jeno membuatnya menautkan kedua alis.
"Oh,,,kenalkan! Saya Kim Dong-min, diperintahkan mengajarkan pangeran bahasa baku, sejarah kerajaan, dan pertarungan." Ujarnya seraya mengulurkan tangan.
Sontak mata sipit Jeno terbuka lebar. Astaga dia harus belajar sebanyak itu? Dia pikir menjadi seorang pangeran tidak akan melakukan apapun dan hanya bersenang-senang. Salahkan otaknya yang tidak pintar.
Jeno membalas uluran lalu tersenyum, "apa aku harus lakuin semua itu?" Bisik Jeno.
Dong-min melepas jabatannya lalu mengangguk, "ne...ini perintah Yang Mulia Raja."
Jeno menurunkan bahu dengan raut wajah tertekuk. Ia menghela nafas sejenak lalu mengangguk, "ok om. Ayo kita latihan!"
Jeno berlari lebih dulu meninggalkan Dong-min yang memasang raut bingung.
"Om?"
••••
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Tanya pria berambut sedikit panjang itu.
Pagi ini Yuta mengundang Hanchul untuk menemuinya. Membahas rencana untuk membawa kembali putra tunggal Na.
Entah kenapa firasat SongA- istri Raja Na, mengatakan kalau putranya sedang tidak baik-baik saja maka dari itu Yuta mengajak Hanchul untuk membahas kerajaan Hwang. Yuta bersumpah jika putra manisnya terjadi sesuatu maka nyawa mereka menjadi taruhan.
Hanchul menghela nafas lalu menegakkan tubuh. "Kita harus bermain tenang. Dan juga Jeno belum sepenuhnya kembali. Kita harus melatihnya menjadi Jeno yang dulu."
Yuta mengangguk, "kau benar. Bagaimana keadaannya?"
••••
"Om! Udah! pusing tau belajar bahasa baku segini banyak." Keluh Jeno yang sudah 1 jam membaca buku tebal itu namun tak kunjung selesai akibat selalu ditambah Dong-min.
"Yak! Siapa yang kau sebut om. Panggil saya uncle Min."
"Yayaya. Mimin! Dah tu. Udah ya min, capek cuy baca buku tebel gini."
Dong-min memijat pelipisnya. Tak menyangka pangeran Lee toxic seperti ini.
"Yasudah sekarang kita belajar sejarah saja. Ayo." Dong-min segera mencari buku tentang asal-usul serta semua yang berkaitan dengan kerajaan sedangkan Jeno sudah menggerutu di kursi.
Setelah menemukan apa yang dicari. Dong-min segera duduk dihadapan Jeno yang memasang wajah kusutnya seraya menumpu kepala dengan tangan nya.
"Nah! Sekarang kita mulai ya?" Dong-min rasanya ingin tertawa saja melihat wajah masam si pangeran.
"Hm." Jeno hanya membalas dengan deheman.
Dong-min mulai membuka buku tersebut lalu membaca semua yang tertulis disana tanpa sadar Jeno sudah terlelap dengan lengan sebagai bantalan.
••••
"Tidak ada kata pulang!" Bentak Hyunjin ketika Jaemin selalu memintanya untuk melepaskan.
Hei Hyunjin sudah bersusah payah merebut Jaemin dan dengan mudahnya pria manis itu mengatakan untuk membebaskan? Tidak secepat itu.
Jaemin lelah. Fisik dan batin nya sungguh lelah. Sudah 3 hari ia berada disini dengan pola makan tidak teratur juga kurang tidur membuat tubuhnya semakin kurus. Mata sembab dan merah pun terlihat jelas.
Apalagi Hyunjin selalu membentak, memarahi serta memaksa semua kemauannya. Jika ayah Jaemin melihat keadaan putranya seperti ini, sudah jelas tidak akan ada kata ampun.
"Lepaskan sialan! Atau kau menanggung semua akibatnya."
Hyunjin menunjukkan wajah remeh menatap Jaemin. "Apa? Apa yang bisa kau perbuat ha? Kau mau mengharapkan Jeno keparat itu?"
Jaemin mengepalkan kedua tangan nya yang terikat hingga terlihat memerah. Tatapan yang diberikan pun terlihat sangat menusuk.
"Kau! Jangan bawa Jeno!"
Hyunjin tertawa keras mendengar itu. "Kau mencintai pria brengsek itu rupanya? Ah bagaimana jika kita sedikit bermain? Kau pasti menyukainya." Hyunjin mengecup sebentar bibir ranum Jaemin setelahnya melangkah keluar dengan santai.
Jaemin memberontak di ranjang, ikatan tali ini sangat kuat hingga pergelangan tangan dan kaki nya merah.
"Sial. Kau mau bermain denganku ha? Kita lihat." Jaemin mendorong kuat kepalanya pada ranjang, ia sangat frustasi dikurung dalam ruangan pengap ini.
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince?
Random[ BXB ] [ Nomin Area ] [ Mpreg ] Menjadi seorang pangeran di masa lampau? Itu tidak pernah terlintas dalam otak Zeno. Start: 271121 Fin: - ‼️tokoh dan karakter hanya fiksi jangan bawa ke RL. Homophobic bisa menjauh. Dan mungkin masih banyak kesalaha...