BAB 5:Hari Yang Buruk

33 33 65
                                    

Aku tidak boleh panik karena panik bisa menggagalkan segalanya. Aku mengangkat tanganku menaruh di pipiku menopang kepalaku. Otakku mulai berpikir bagaimana cara tetap hidup di dunia ini.

...

Aku berada di luar sekolah berjalan pulang ke rumah karna jam sekolah telah usai. Kebetulan juga tadi di saat pulang sekolah tidak ada gangguan astral dari iblis iblis itu. Aku melihat menikmati pepohonan di gang dekat sekolah, di saat melihat ke bawah, aku melihat tali sepatu ku terlepas.

Aku jongkok membenarkan tali sepatu. Ada seseorang melewati ku, dari bau parfum ini, aku sangat mengenalnya dan bahkan sering menjumpai bau parfum ini di sekolah. Aku menyempatkan diri untuk menatap ke depan dan ternyata itu adalah Jade berjalan melewati ku.

Namun tiba tiba, ada angin bertiup kencang menerbangkan rok Jade yang berukuran di atas lutut. Suasana berubah menjadi slow motion. Jade perlahan mengarahkan tangannya ke rok untuk mengembalikan rok nya kembali dan perlahan membalikkan badannya menatap ku.

Aku mengambil hp ku dari kantong celana, dengan secepat kilat ku foto seluruh sisi dari rok terbuka itu. Memangnya aku bodoh, bila aku berdiam diri minta maaf, dia akan memperlakukan ku seperti mainan. Namun dengan adanya foto memalukan ini, aku dapat melawan baliknya.

"Kalau lu ngga mau foto foto ini kesebar, lu harus nurut ke gue," Ucapku sembari memperlihatkan hasil foto.

Dia bersikap cuek dingin mengambil sesuatu dari kantong tas nya, barang yang dia ambil seperti bom. Dia melemparkan kedepanku dan aku teriak ketakutan melihat ada bom di depanku. Namun entah kenapa tidak terjadi apa apa, aku membereskan sikap panikku tadi dan kembali tersenyum licik.

"Bom lu itu ngga berfungsi, mau ngelawan pakai apa lagi hah?" Tanyaku tersenyum licik walaupun di dalam hatiku sudah berdebar kencang takutnya bukan main.

"Coba cek hp lu," Ucapnya dengan datar.

Aku perlahan mengangkat hp dengan tangan gemetar berkeringat. Ku tekan tombol di pinggir handphone dan semua data di hp hilang tanpa jejak.

"Itu bom penghilang data,mau apalagi hah?" Tanya Jade melipat kedua tangannya.

"dan lihat disana” lanjutnya menunjuk cctv yang berada di ujung gang.

"Siall, kalau sudah begini hanya satu cara!!" Gumam ku berpikir keras.

Aku langsung sujud di hadapannya meminta maaf dengan membawa papan kayu besar bertuliskan maaf yang muncul tiba tiba dan di ikuti oleh mukaku yang memelas meminta belas kasihnya.

"Ehh, tadi sok cool, sekarang sok lemah yaa," Ucapnya dengan muka datar menatapku yang bersujud di depannya.

Tiba tiba datang seorang berpakaian jas hitam rapi dengan kacamata hitam seperti pengawal dan rambut seperti oppa oppa Korea. Sang pengawal tersebut menundukkan badan dan berucap “Nona, sudah saatnya anda pergi ke kursus bahasa Inggris,"

"Hmmmmm," Gumam ku dengan mata berair memasang ekspresi memelas.

"Hmmm," Balasnya yang ikut bergumam dengan muka datar.

"Nona, kursus bahasa Inggris sebentar lagi mulai dan tidak ada waktu meladeni nya," Sarannya.

"Hmmm," Gumam ku yang masih memasang ekspresi sama daritadi.

Mawar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang