BAB 15 : Nyanyian Tania

5 5 1
                                    

"Gue pergi dulu. Jangan makan tulang sembarangan yah anjing," Ucap Jade membalikkan badan berjalan menjauh.

"Saya permisi dulu nona," Ucap pelayan Jade membungkuk kan badan mengejekku.

"Aku bukan nona!!" Tegasku kesal.

Jade bersama pelayan nya berjalan keluar dari aula. Mereka berdua berjalan tidak seirama. Jade yang berada di depan sedangkan pelayan nya di belakangnya.

Pelayan nya tiba tiba merasakan sesuatu yang aneh akan terjadi, dia mendekat ke sisi Jade sembari melihat sekitar untuk berjaga jaga.

Julian berada di kamar mandi merasa tubuhnya sangat panas, dia juga mulai kehilangan kesadaran karena pengaruh obat perangsang. Bola mata Julian berputar menjadi putih, matanya bukan putih polos melainkan ada serat merah. Mukanya muncul urat urat menonjol.

Julian menarik pintu kamar mandi dengan tubuh bergetar layaknya zombie. Dia melihat sekitar, mencoba menemukan cewek untuk melampiaskan nafsunya.

Dia melihat Jade yang sangat cantik beserta tubuh yang lumayan untuk melampiaskan nafsunya. Julian berlari layaknya zombie menuju Jade.

Di saat dekat dengan Jade. Julian tidak melampiaskan nafsunya. Melainkan kepalanya masuk ke dalam aspal di depan Jade.

Saat Julian di dekat Jade yang berniat menyerang nya. Pelayan Jade langsung berpindah tempat ke sisi serangan Julian. Di pandangan pelayan Jade, semuanya slow motion. Dia meletakkan telapak tangannya ke atas kepala Julian, dan dengan sekuat tenaga mendorong kepala Julian hingga menghantam ke aspal.

"Kita apakan brengsek ini nona?" Tanya pelayan mengambil tissue dan membersihkan telapak tangannya.

"Dia terlihat aneh. Bawa dia dan interogasi dia Anon," Jawab Jade berjalan menuju mobil dan mengabaikan Julian.

"Baik nona," Ucap Anon menarik kerah baju belakang Julian dengan kasar.

Selama ini nama pelayan yang selalu menemani Jade adalah Anon. Dia merupakan salah satu pelayan terbaik di kota Rafles. Dia selisih 10 tahun dengan Jade. Keluarganya mengabdi kepada keluarga Jade sangat lama sekali. Di saat Jade di lahirkan ke dunia yang busuk ini. Dia langsung di perintahkan untuk mengkawal Jade dan bahkan dia menganggap Jade sebagai adiknya sendiri.

Trio Rissa mengawasi Julian dengan teropong dari balik pohon yang letaknya jauh dari lokasi kejadian. Mereka berkeringat dingin melihat Julian mengganggu cewe yang salah.

"Di pastikan obatnya tidak bermasalah," Ucap Larissa melepas pandangan dari teropong.

"Berarti kelamin milik Kevin yang bermasalah?" Tanya Marissa mengamati Jade masuk ke mobil.

"Kayaknya iya. Tapi kita harus ngecek kelaminnya secara langsung," Jawab Carissa melepas pandangan dari teropong.

"Ngomong ngomong, akankah dia bisa hidup?" Tanya Larissa merasa berdosa kepada Julian.

"Hmmm kayaknya enggak," Jawab Marissa melepas pandangan dari teropong.

"Kek nya, kita tanpa sengaja ngebunuh seseorang yang ngga bersalah," Ucap Carissa dengan takut.

Di otak mereka di penuhi oleh rasa bersalah, berpikir dosa, niatnya menguji namun berujung membunuh, masuk neraka. Namun baru kali ini mereka berpikir seperti itu setelah melakukan ratusan penyiksaan ke cowo cowo.

Pertunjukan sudah di mulai. Naura membuka pertunjukan ini dengan penuh gembira. Kegembiraan yang di tuangkan dalam pidato tersebut membuat orang orang yang mengikuti pertunjukan dan yang menonton menjadi bersemangat.

Mawar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang