BAB 14 : Persiapan

5 5 6
                                    

Aku bersama Jade berada di aula hotel. Di sini terdapat panggung untuk pentas seni, kursi untuk penonton, dan hiasan hiasan yang menyelimuti aula ini.

Terdengar suara yang menggema di aula, itu adalah panggilan Hinata yang berada di ruang ganti memanggil kita berdua.

Kita berdua sampai di ruang ganti. Ternyata sangat ramai orang orang yang berdandan berpakaian sesuai peran mereka. Aku ingin ganti pakaian ibu tiri, namun malu karna banyak orang.

"Kevin. Ganti baju cepet, biar nanti ngga terlambat majunya," Ucap Hinata menunjuk ke dalam ruang ganti.

"Hmmm nanti dulu deh ya," Ucapku tersenyum terbata bata karna malu untuk mengganti pakaian.

Tiba tiba ada dua banci lewat di depanku sembari bergandengan tangan. Tidak lain tidak bukan yaitu Nagato dan Pipin yang memerankan kakak Cinderella.

"Haloo mas ganteng," Sapa Pipin dengan lemah lembut.

"Masss. Kita cantik ngga?" Tanya Nagato membungkuk kan badan kedekat ku dengan mulut seperti mencium.

"Iya kalian cantik. Yok gue ajak," Ajak ku tersenyum kesal.

"Ahhhh jangan jangan," Ucap Nagato memeluk Pipin berprasangka buruk.

"Kami bukan wanita murahan yahh," Ucap Pipin memeluk balik Nagato.

"Gue ajak kalian ke jalanan buat ngamenn!!!" Tegasku mengepalkan tangan.

Aku mencoba sabar melihat mereka berdua yang seperti banci. Namun aku melihat dada mereka yang menonjol. Aneh, padahal mereka cowo, kenapa punya dada kek cewek yah. Aku pun mengecek dada Pipin berdua dengan cara memegang nya. Tidak di sangka sangka dada nagato turun ke perut dan dia membentak ku "Woiii ini udah bener bener di posisi dada malah lu pegang, jadi turun kan!"

"Itu apa?" Tanyaku mengamati dadanya yang turun.

"Ini bantalan dada yang biasanya di gunain cewe buat kelihatan gede," Jawabnya membenarkan dadanya.

Ada wanita cantik mengenakan dress berwarna ungu kehitaman. Dress tersebut di desain mengikuti pencahayaan, bila terang akan berwarna ungu kebiruan, sedangkan gelap akan berwarna ungu kehitaman. Terdapat pita di atas pinggang kirinya, di belakang pita ada kain berbentuk seperti dasi terurai di bawah. Terdapat lekukan kain di dress bagian bahunya berbentuk segitiga kebawah.

Dia merupakan Tania yang memakai dress itu. Dia terlihat sangat sederhana tapi menawan, tidak kalah jauh dengan Jade yang berpakaian modern.

Tania berjalan menghampiri ku dengan paras cantiknya. Aku tidak tau harus berkata apa, tapi itu luar biasa cantik parasnya. Dia berhenti di depan ku menyapa "Hi Kevin,"

"Hi juga," Sautku tertegun melihat nya.

"Lu kenapa? Kok kayak grogi gitu?" Tanya Tania membenarkan rambut poninya.

"Hmmm anu ngga papa. Lu serasi bet sama gaun lu," Jawabku menggaruk garuk kepala dan tetap dengan ekspresi normal walaupun hati bergejolak.

"Hmmm makasih yah," Ucap Tania melihat ke sisi lain tersipu malu.

Tiba tiba Jade menginjak kakiku dengan sekuat tenaganya. Aku langsung teriak kencang karna sakit yang luar biasa. Aku mengangkat kaki yang di injaknya dan meniup niup kakiku yang memar.

"Ganti baju sana!" Tegasnya dengan wajah kesal.

"Huhuhu baiklah," Ucapku menangis sembari berjalan melompat lompat dengan satu kaki.

Mawar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang