Akara mendengar suara aneh dari tengah jalan dan ia melihat ke arah sumber suara danBRAKKK!!!
Akara tertabrak oleh mobil dengan cukup keras hingga ia mengalami pendarahan serius di kepalanya
Pihak rumah sakit menelfon keluarga Talita dan mereka segera menuju ke rumah sakit
Talita mengabari Dika kalau sang kakak mengalami tabrakan dan dia bersama bunda dan calon ayah tiri (selingkuhan) bergegas menuju ke rumah sakit.
Akara mulai sadar dan di sambut pelukan dari Talita, bundanya hanya melihatnya
Sang bunda hanya menatap datar ke arah akara "kamu itu jadi anak ngerepotin banget ya, pake acara ketabrak lagi mending kamu mati aja"
Akara tersenyum ke arah bundanya, ibu Talita menampar bunda akara "kurang ajar kamu, kalau gak niat jadi ibu itu jangan begitu mending dari dulu akara sama saya aja ngapain kamu tahan dia kalau kamu memperlakukan dia kayak begitu brengsek kamu"
Talita menenangkan ibunya dan Akara melihat ke arah bundanya yang menatap jijik ke arahnya, Akara hanya bisa tersenyum.
Lalu Akara meminta bundanya untuk mendekat dan ntah kenapa di lakukan oleh bunda nya.
"Bunda akara minta maaf ya karena gak bisa jadi anak yang bunda mau, bunda pasti nyeselkan ngelahirin akara tapi akara gak nyesel di lahirin sama bunda, bunda yang buat akara bisa berfikir lebih dewasa, bunda harus jaga anak bunda dari laki-laki itu dengan baik ya akara cuma minta satu, jaga Dika baik-baik oke"
Akara tersenyum dan dia menangis "terima kasih, ku beruntung jadi anak mu bunda" setalah itu mata akara mulai meredup yang ia lihat terakhir adalah wajah adik dan sahabatnya yang menangis.
Akara pergi dengan tenang dan damai, ia senang bisa berbicara dengan bundanya untuk terakhir kalinya.
Pendarahan di kepalanya yang membuat akara meregang nyawa 'maaf ibu Bagas, aku takkan pernah mampir lagi' kalimat terakhir yang ada di hati Akara.
Akara berada di tempat yang tak berujung, tempat yang tak tau dimana tapi satu suara mengalihkan perhatiannya
"Akara ayo ikut aku, makasih udah mau nungguin dan ayo jumpai ayah kamu beliau udah nungguin dari tadi" katanya sambil tersenyum cerah
Akara menatap Bagaskara tak percaya dan membalas senyumannya, ia memegang tangan Bagaskara dan menuju tempat yang tak di ketahui oleh orang-orang yang masih hidup.
Kisah kedua insan berakhir disini dengan keduanya sama-sama bertemu di alam sana.
Bagaskara dan Akara selalu bersama walaupun terpisahkan oleh maut tetapi mereka akan tetap bersama dan akan terus begitu.
'Akara suatu saat ketika kamu menyusulku, aku akan memohon pada Tuhan untuk menjemput mu dan kita akan bersama di keabadian' -buku diary Bagaskara
Bagaskara menepati omongannya dan sekarang ia sedang bersama dengan bintang nya.
.TAMAT.
Akara dan Bagaskara tidak akan pernah Aksa mereka Amerta.
Penyesalan selalu datang di akhir, hargai selagi mereka ada.
Salam hangat dari saya
Terima kasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
It Hurts | JaeRose (END)
Historia Corta~ • • • Hanya berkisah kehidupan sehari-hari seorang gadis biasa yang menghadapi hal-hal yang ada di kehidupannya. • • • ~ (END) Jangan lupa vote