4

82 8 0
                                    

Akara POV

Aku berjalan di terangi oleh lampu jalan, setalah bunda mengusir ku aku memutuskan untuk berjalan-jalan dengan semuanya perkataan bunda berputar di kepala ku.

Apakah saat aku mati bunda akan senang?

Apakah bunda senang kalau aku mati bahkan dia mau mengugurkan ku?

Apa hanya ayah yang menunggu kelahiran ku ketimbang bunda?

Kepala ku sakit tapi lebih sakit dada ku rasanya sesak aku gak sanggup, ayah sakit boleh akara ikut ayah

Biar bunda senang, Dika udah dewasa kok pasti dia bisa jaga diri nya dia laki-laki tangguh yang akara didik kok yah

Boleh kan akara pulang ke sana izinin akara, bunda gak mau akara disini pasti ayah mau boleh kan.

Aku memutuskan untuk menelfon Talita
"Ada apa akara? Oiya kau dimana mama ku masak masakan yang enak ini ayo kesini mamaku nyariin kamu katanya dia khawatir ke kamu"

Aku hanya menangis bahkan orang yang bukan ibu kandungku lebih mengkhawatirkan ku dari pada ibu ku sendiri

"Akara kamu nangis ya? Kamu kenapa? Kamu dimana sekarang aku kesitu ya tunggu, aku siap-siap dulu"

"Talita aku boleh gak kerumah kamu aja kalau aku kenapa-kenapa boleh ya, jangan bawa aku pulang ke rumah yang bahkan gak seperti rumah bagi ku"

Aku mendengar suara Talita dengan nada marah tanpa ku sadari aku sudah sampai di tepi jembatan dan.




.TBC.

Di beberapa moment orang lain lah yang paling mengerti kita.

It Hurts | JaeRose (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang