Chapter 9. Love scenario

384 35 3
                                    


Golden Maple
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Ruangan itu terlihat dipenuhi keseriusan. Jungkook membatu mendengar Jimin mengatakan sesuatu barusan.

"Jangan berharap dariku, Jung. Kau hanya pelarianku. Aku---telah membohongimu selama ini."

"Dan sekarang pun kau masih berbohong, iya 'kan?" sambung Jungkook. Berpikir Jimin masih dalam paksaan Taehyung saat ini.

"Apa Taehyung menyuruhmu ke sini untuk mengatakan itu? Atau apakah mungkin kau lebih memilih dia yang membuatmu menderita daripada aku?" Jimin memejamkan matanya mencoba menahan tangis yang hampir pecah. Ia takut akan sulit berucap jika menangis. Meski air mata mengalir tanpa ijin.

"Apa kau memilih Taehyung hanya karena hutang budi? Lalu kenapa tidak tinggalkan dia jika tidak mencintainya?" Jimin menggeleng lemah.

"Ada aku yang akan mencintaimu, Jim. Aku akan memberikanmu surga yang selama ini adalah neraka bagimu."

Jimin menatap nyalang Jungkook dengan mata sembabnya. Ia seperti tak setuju dengan ucapan Jungkook lalu menentangnya. "Apa kau Tuhan?" Jungkook terdiam sejenak. Ia merasa tertampar oleh ucapan Jimin.

"Aku memang bukan Tuhan, tapi apa salah aku mengatakan it---"

"Jangan mengatakannya, aku mohon. Berhenti mengucapkan kata yang manis. Mungkin saat ini kau mengatakan akan memberi surga tapi nanti, mungkin malah memberiku neraka."

"Apa maks--"

"Aku bukan hanya berhutang budi pada Taehyung." Ucapan Jungkook terpotong.

"Aku mencintainya." Lanjutnya.

Jungkook terdiam seribu bahasa. Rasanya hatinya yang percaya selama ini telah remuk seperti ramyeon. Sehingga hanya menyisakan kepingan demi kepingan yang tak mungkin bisa disatukan lagi.

"Geojitmal." (Pembohong)

"Tidak. Kali ini aku berkata jujur. Justru semua yang kukatakan selama inilah yang kebohongan."

Entah mengapa, Jungkook yang kuat tiba-tiba lemah dengan cinta. Tangannya mengepal kuat dan ingin melampiaskannya pada orang di hadapan. Namun melihat mata Jimin, mana bisa ia melakukan itu pada sosok yang dicintainya.

"Akulah orang yang mencintai Taehyung selama ini. Bukan karena hutang budi aku menikah tapi karena cintalah aku menikah dengannya. Bahkan sampai sekarang aku masih mencintainya."

"Kalau begitu kenapa kau datang padaku?" geram Jungkook dengan penyatuan giginya. Matanya sudah merah menyalak antara menahan amarah dan tangis.

"Sudah kukatakan, kau hanya pelampiasanku saat rasanya hatiku ingin sekali berhenti mencintai Taehyung. Namun nyatanya aku tidak bisa melepaskan cintaku pada Taehyung. Aku terlalu mencintainya."

Bagai tersambar petir. Kenyataan pahit ini menghancurkan sosok Jeon Jungkook. Sementara di tempat lain seseorang terlihat serius mendengarkan dengan seksama lewat aerphone percakapan itu.

"Yunho-ya." Seseorang yang dipanggil segera datang. Suara khas Kim Taehyung yang boriton terlihat senang sekali.

"Ye, Sajangnim?"

"Jemput Tuan rumah ini. Pastikan Jeon Jungkook tidak menyentuhnya sedikitpun. Aku percayakan itu padamu." Yunho menunduk hormat tanda jawaban iya.

___

"Jangan terlalu berharap padaku, Jung. Maafkan aku, mungkin aku tidak akan menemuimu lagi."

Jimin akan beranjak pergi. Namun Jungkook malah memeluk pria itu dari belakang. "Jangan pergi. Aku mohon tetaplah di sini."

Fake Love [VMINKOOK] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang