Chapter 10. INTERMISSION

363 32 10
                                    


Golden Maple
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
"Memang, kau pernah mencintaiku?" timpal Jimin tepat membuat Taehyung bungkam. Park Jimin bangkit dari duduknya dan menghadap Kim Taehyung.

"Aku menghancurkan cinta. Cinta mana yang kuhancurkan? Lalu bagaimana denganmu? Katakan padaku? Kau bahkan tidak pernah mencintaiku, Hyung--lalu cinta mana yang kuhancurkan?!" rancau Jimin terlampau emosi.

"Aku rasa kau lupa, Jimin. Kata 'tidak pernah' yang kau ucapkan padaku adalah salah. Karena kebenarannya adalah 'pernah."

"Aku pernah mengatakan cinta jauh sebelum kita menikah tapi aku rasa kau melupakannya karena pikiranmu hanya ditutupi prasangkah buruk terhadapku." Jimin terdiam usai mendengar Taehyung berucap. Lalu ia terlihat mengingat-ingat kembali.

"Jangan mencoba menipuku, Hyung. Kau tidak pernah sekalipun--"

Taehyung memegang tangan Jimin membuat si empu sedikit terkejut. Lalu menarik si empu hingga pisau yang digenggam terlepas dan jatuh ke lantai  bersamaan dengan tubuh Jimin yang jatuh ke atas kasur dan dengan cepat Taehyung menindih lawan. Jimin melotot menatap iris coklat Taehyung yang begitu jelas di depannya.

"Saranghae."

Deg!

Jantung Jimin terkejut mendengarnya. Tiba-tiba berdegup begitu kencangnya. Selalu, entah mengapa jika mendengar Taehyung mengucapkan kata itu air mata harunya akan keluar. Seolah ia telah dicintai dunia.

Taehyung menghapus air liquid itu lalu berucap. "Ini bukan kata-kata terakhir, Jimin."

Pria Park langsung mendelikkan matanya. Seperti sebuah kilas balik. Jimin mengingat puingan memori yang dilupakannya.

"Kau sudah mengingatnya?" Jimin terdiam. Taehyung benar dan Jimin yang salah. Tapi tidak sepenuhnya Jimin salah. Karena ucapan Jimin dalam scene sebelumnya adalah "Itu bukan kata-kata terakhir, 'kan?" Tapi semua itu terjadi sesuai ucapan Jimin. Itu memang kata terakhir Taehyung mengungkapkan perasaannya setelah kata itu menghilang dan hanya menjadi angan-angan Jimin.

"Bisa katakan lagi?" pinta Jimin dengan penuh pengharapan. Namun Taehyung malah bangkit dan kembali berdiri, meninggalkan Jimin dengan perandaian yang tak membuahkan hasil.

"Aku rasa kau tidak pantas mendengar kata itu lagi." Begitu nyelekit dan membunuh.

"Aku mengatakan itu untuk membuatmu ingat. Sekarang terserah padamu kau mau makan atau tidak."

Taehyung pun bergerak pergi. Jimin membangkitkan diri dan duduk di bibir ranjang untuk menatap punggung lebar itu.

Bugh...

Taehyung berhenti melangkah. Sebuah tangan melingkari perutnya dan kepala bersandar pada punggungnya. Jimin memeluk Kim Taehyung dari belakang.

"Mianhae." (Maafkan aku)

Terdengar Jimin yang meminta maaf dengan begitu tulusnya.

"Apa kau pikir dengan maaf semua bisa selesai?"

"Jangan membenciku, Hyung. Maafkan aku," ucap Jimin sambil menangis tersedu-sedu.

Taehyung melepas pelukan Jimin dan berbalik untuk melihat wajah Jimin yang terlihat kacau beberapa hari ini. Sembab mata sebelumnya bahkan belum hilang dan kini malah tumbuh baru.

___

"Karena kau---aku percaya cinta itu ada. Tapi sekarang ... karena kau jugalah aku percaya bahwa cinta juga bisa berdusta."

"Ke mana Jimin yang mengajarkanku tentang cinta? Lalu di mana Jimin yang mengerti arti cinta?" Jimin hanya diam dan menangisi kesalahannya.

"Tidak. Jimin tidak pernah mengerti tentang cinta. Karena dia juga tumbuh tanpa cinta." Jimin semakin menangis.

Fake Love [VMINKOOK] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang