nekat

143 5 1
                                    

Seorang wanita berpakaian serba hitam menaiki rumah 3 lantai dengan susah payah. Ia hanya mengandalkan kekuatan tangan dan tali yg sebenarnya tidak cukup kuat. Ia cukup nekat untuk melakukan ini. Jangan lupakan tangannya yg sedikit berdarah karena tergesek gesek tali. Matanya berbinar saat melihat targetnya sedang rebahan dengan laptop di dadanya.

brakk
Ia kaget saat melihat orang dengan seenaknya masuk ke kamarnya.
"LO MAU APA?!"bentak reyga. Renata membuka masker wajah yg seperti maling tadi. Terlihat beberapa memar di wajahnya.

"Ahh.. akhirnya"lirihnya sembari merebahkan dirinya ke kasur. "Obatin! Gue sakit ga liat lo?"

"Apa apaan si lo ren!? Gatau privasi ya?"tanya reyga yg kesal.

"Lo juga sama.. eh nyalain kek lampunya gelap amat kek kuburan" lampu menyala menampakan pria yg sejujurnya di rindukan renata, begitu pula dengan luka luka renata yg kini terlihat jelas. Renata meninggalkan darah di cetekan lampu. "Malem malem pake baju bukannya telanjang!"

"Ck apa apaan si lo!?"

"Huh? Apa apaan? Katanya lo bakalan nikahin gue walaupun emang iya lo hamilin cewe lain apapun caranya bahkan hamilin gue juga kan? Mana? Buktiin dong ucapan lo!" Reyga menatap renata bingung.

"Maksud lo apa?"

"Gue disini dalam rangka" renata menindih reyga. "Memaksa lo buat nikah sama gue!" Renata mencium reyga asal asalan membuat reyga ingin tertawa.

"Apaan si lo!" reyga mendorong renata.

"Ga ada kata lain selain apaan si lo?"tanya renata dengan menyindir bagaimana reyga berbicara. "Sekarang udah 8 hari sejak lo janji sama gue.. lo udah bilang kan? Sama ortu lo buat batalin ini?"

"Belum"

"Gue udah duga semuanya makannya gue kesin-APA KENAPA BELUM?!"tanya renata kaget reyga tersenyum licik.

"Ya gue nungguin ni cewe kaya gini" reyga membalikan keadaan ia malah yg menjadi menindih renata dan menciuminya di bawah selimut. Renata tentu panik ia tadi hanya omongan saja tidak bermaksut seperti itu.

Renata menendang milik reyga hingga ia berhenti melakukan aktifitasnya dan meringis memegangi miliknya.

"GILA LO! MANA BENERAN GA PAKE BAJU!" Bentak renata.

"Akh.. g-gila lo! Jangan tendang punya gue akhh gue kira k-kemaren gue ga bisa ngaceng"

"Lo ga bisa?"tanya renata senang.

"B-bisa tadi gue ngaceng" renata seketika menampar reyga. "L-lo gamau t-tau ARGHH kenapa gue ga B-bilang ke ortu buat-"

"Kenapa?" Sela renata.

Flash back

Hari itu tengah istirahat di sekolah reyga benar benar seperti sebatang kara. Teman temannya tidak mau berbicara dengannya apalagi bergaul dengan reyga.

"Rey? Ga ke kantin?"tanya bu endang guru bahasa indonesia yg kebetulan lewat depan kelas reyga.

"Ga bu hehe" reyga tersenyum canggung.

"Oh yaudah sini bantu ibu ya nak, bawain ini buku ke perpus ibu mau bawa sisanya" bu endang meletakan setumpukan buku lalu pergi.

"Yaelah buu" dengan terpaksa reyga pun berjalan ke perpustakaan untuk menyimpan buku itu.

Brakk
Reyga menyimpan semua tumpukan buku itu di meja penjaga perpustakaan.
"Apa ini? Kamu tata lah dimana kamu menemukannya" reyga menatap kesal buku buku dihadapannya.

"Perlu bantuan?"tanya devano yg entah datang dari mana.

"Oke ni semua bukunya tolong lo tata ya gue mau kekelas"titah reyga.

"Ini tugas siapa? Gue cuman mau bantu bukan mau ngelakuin semuanya.. dan gue ada hal yg mau gue omongin" reyga dan devano pun membawa buku itu dan mulai mentatanya.

"Lo mau ngomong apa? Mau lamer balikan sama renata?" tanya reyga yg sebenarnya hanya diam tak membantu devano membereskan buku.

"Bukan, inget kan waktu itu pas renata sama gue di ruang basket?" Reyga mengangguk. "Sebenernya zergan ngasih tau kalo temennya renata yg namanya kean itu bukan anak baik baik zergan nyaranin biar renata ga terlalu percaya sama kean iti tapi renata ga percaya omongan kita"

"Oh gue ga peduli lagi soal dia"balas reyga dingin.

"Gue juga denger lo hamilin cewe?" Devano mengeluarkan sebuah photo berisikan kean dan gilda berpose mesra bagai sepasang kekasih. "Mereka pacaran.. gilda kan namanya? Dia sekolah di ausie juga sama kean dan balik ke indo juga sama kean karena kean hamilin dilga. Mereka entah di do atau di keluarin dari sekolah sama kepala sekolah" reyga menatap devano serius.

"Lo ga berusaha ngelakuin sesuatu kan?"tanya reyga curiga.

"Ga ada untungnya buat gue, gue cuman mau lo dan renata balik kaya awal. Lo harus awasin kean dia ancaman renata. Kayanya semua yg terjadi ini ulah kean."

"HAHAHA lucu lo kambing! Lo pikir gue percaya sama teori konspirasi tolol lo itu?"Reyga tertawa terbahak bahak menertawakan ucapan devano.

"Serah lo rey.. gue harap sih lo ga bakalan menyesal ga dengerin gue" devano pergi.

Semenjak devano berbicara seperti itu reyga benar benar tidak tenang ia kembali bimbang untuk mengambil keputusan. Ia tidak mau menyesal.

Flashback off

"Apaan sih haha kean? Kean tuh anak baik ga kaya gitu"ucap renata .

"Ga ren serius gue ada bukti kal-"

"Gaga apaan si lo! Udah gue balik gue ga suka ya lo jelek jelekin sahabat gue!" Renata pergi lewat pintu.

"Renn"panggil reyga yg di acuhkan.

"Seenaknya aja dia jelek jelekin sahabat gue udah bagus bagus gue nyiapin mental buat kaya gini eh dia malah gitu emamg dasar ya cowo tuh gitu"gerutunya sembari berjalan kesal keluar dari rumah reyga.

Renata berdiri di pinggir jalan mengetikan sesuatu di hpnya untuk memesan taksi online. "Ck lama argh mana sakit tangan gue"guman renata.

"Eh? Ren? Ngapain?"tanya kean.

"Engga kok ga ngapa ngapain hehe"balas renata berbohong.

"Lagi pesen grab?" Renata menangguk. "Udah cancel aja gue anterin mobil gue di sebelah sana"

"Boleh?"tanya renata yg merasa tidak enak.

"Boleh lah"

"Tapi lo ngapain kesini?"

"Itu tadi ketemu temen gue"

RENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang