16. Akur

581 66 2
                                    

Vote dulu ayank👹











Be your idol !
🌟













Dini hari, lebih tepatnya pukul 7 pagi, Jaemin mendengar kebisingan dari luar kamarnya. Matanya yang setengah terbuka, mencari jam yang terpasang didinding.

"Mark jangan ganggu aku! Pergi sana!"

Jaemin beranjak dari kasurnya dan meninggalkan Jeno yang tertidur pulas di kasurnya. Jeno sering sekali tidak menggunakan baju ketika tidur. Badan polosnya terlihat sangat pas untuk cuci mata.

Jaemin membuka pintu kamarnya dan memergoki dua Adam di dapurnya yang sedang beradu mulut.

"Kalian ini tidak lihat jam ya? Masih pagi sudah ribut begini.." cibir Jaemin sambil mengucak matanya tanpa sadar.

"Oh? Maaf Nana~ Mark ini terlalu overprotektif sekali! Dia melarang ku masak karena takut terjadi sesuatu!"

Nada yang awalnya tenang itu kembali naik tinggi di kalimat-kalimat akhir.

"Apa salahku? Jaemin, beri tahu dia"

"Jangan menghasut Nana ku! Aish! pergi sana!"

Jaemin menggelengkan kepalnya.

"Hyung, lebih baik kau bawa dia pulang ke apartemenmu lalu memesan makan disana." Final Jaemin.

"Lalu kalian bagaimana?" Tanya Haechan dengan penuh perhatian.

"Mereka gampang saja, aku akan mengaturnya nanti"

"Ide bagus Jaemin!"

Tak lama Mark mengambil handphone dan dompetnya lalu menggendong Haechan pergi dari apartemennya.

"YAAAKKKKK TURUNKAN AKU"

Setelah kepergian dua Adam yang membuat rumahnya ramai itu, Jaemin masuk ke kamar Jisung. Ia memasangkan selimut, udara pagi ini cukup dingin. Lalu ia tak lupa memberikan kecupan di kening. Setelah selesai ia beranjak pergi lalu masuk ke kamarnya dan menemukan Jeno yang sudah bangun, matanya sangat sipit. Wajah bantalnya sangat lucu dan tampan dalam satu waktu.

"Eoh? Sudah bangun? Tidur lah lagi" ujar Jaemin naik ke kasurnya lagi.

"Kau menghilang dari pelukanku, jadi aku terbangun"

Suara khas orang baru bangun tidur itu membuat bulu kudu Jaemin naik.

"Aiihhh tidur lagi tidur, kau membuatku merinding"

Jeno tersenyum, matanya kembali menghilang dan digantikan bulan sabit.

"Peluuuuk"

"Jeno.. kau sudah dewasa. Hent- ah!"

"Aku hanya minta di peluk, bukan bermain sayang.."

Tangan usil Jeno bergerak dan memeras penis yang terbalut celana piyama. Jaemin mendecih, akhirnya dia pasrah saja, walau sebenarnya dia tidak nyaman karena milik Jeno mengganggu di bagian pantatnya.

"Jeno, kau tidak kepikiran?"

Jeno berdehem sebagai jawaban.

"Ck Jeno! Kau tidak kepikiran dengan status kita?"

Jeno tak menjawab.

"Jeno?"

"Kau ingin kita perjelas hubungan ini?"

Jeno dapat merasakan gerakan kepala dari Jaemin. Lalu ia tersenyum, walau sebenarnya tak mungkin dilihat Jaemin.

"Ayo menikah" lanjutnya.

Be your Idol! |Nomin ft. RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang