Bagian 9 :
Aku menyusuri koridor rumah sakit dengan tergesah-gesah. Jantungku berdebar kencang memikirkan keadaan Tari. Walaupun kami baru berteman selama satu tahun lebih, akan tetapi Tari adalah orang yang berarti bagiku. "Gimana keadaan Tari Gus?" tanyaku dengan gemetar.
"Keadaan nya kritis Ar, katanya dia ditabrak tadi pagi. Gue aja baru tahu tadi pas gue ke rumah Tari."
"Terus dimana Ayah sama Ibu Tari, terus kenapa dia beberapa hari ini enggak bisa di hubungin sama rumah nya sepi?"
"Ibu nya Tari ke kantin kalau ayah nya gue enggak tahu. Tadi gue sempet tanya sama ibu nya, katanya beberapa hari ini emang sekeluarga ke rumah paman nya buat nyiapin pernikahan sepupu nya."
"Ini minum dulu," Agus membuka penutup botol. "Pasti lo kaget."
Aku meminum air mineral pemberian Agus. Aku memandang kedaan Tari dari cendela. Keadaan nya benar benar buruk diwajah nya ada beberapa luka goresan dan bagian tubuh nya di pasangin alat alat medis. Aku menggigit bibir ku, menahan air mataku.
"Ekhem, hp lo bunyi tuh dari tadi." Ucap Lakeswara.
Oh iya, Aku sampai melupakan keberadaan Lakeswara. Tadi yang mengantarku ke rumah sakit adalah Lakeswara.
Aku membuka handphone ku, ada 4 panggilan tak terjawab dari Ibu dan 6 panggilan tak terjawab dari Ayah. Aku melirik jam tangan ku, pantas saja Ibu dan Ayah khawatir. Sekarang jam 8 malam, aku tadi lupa mengirim pesan untuk mengabari keberadaan ku sekarang. Aku akhirnya mengirim pesan bersama dengan foto rumah sakit.
Aku menghampiri Agus, "Sorry Gus, aku harus pulang dulu. Titip salam sama Tante Fita."
"Iya hati-hati di jalan."
***
Di dalam mobil suasana cukup sepi, aku menatap ke arah cendela sedangkan Lakeswara menyetir. Saat lampu merah, aku tidak sengaja melihat dua remaja yang sedang tertawa sambil memakan jagung bakar. Aku jadi mengingat Tari, Tari sangat menyukai jagung bakar.
"Jangan ditahan, gue sibuk nyetir." Ucap Lakeswara.
Aku menoleh ke arah Lakeswara, dia memasang earphone blutooth dan mata nya memandang lurus kedepan. Aku menunduk, membiarkan rambut panjangku menutupi sebagian wajahku lalu aku menangis.
Setelah beberapa menit akhirnya, tangisan ku reda. "Lakes, kamu punya tisu?"
Dia tidak menjawab, mungkin dia tidak mendengarkan karena ada earphone di telingan nya. Ah biar saja, lagi pula sebentar lagi akan sampai rumah.
"Loh kok berhenti." Ucapku sambil memandang Lakeswara yang keluar dari mobil. Aku mengakat bahu acuh, aku seperti nya mengantuk gara gara kebanyakan menangis. Aku memejamkan mata sebentar sambil menunggu Lakeswara.
Aku tersentak kaget, akibat lemparan tisu yang mengenai wajahku. Tidak sakit sih, tapi dia kan bisa memberikan baik baik padaku.
"Ck, bisa enggak sih, ngasih nya baik baik." gerutu ku.
"Dia kenapa jadi duduk di situ sih." ucapku memandang Lakeswara yang duduk di warung lesehan. Dia seperti tidak berniat mengantarku pulang. Tiba tiba ada notif dari handphone ku, yang ternyata pesan dari Lakeswara.
Lakeswara
TurunSebentar
Aku menimbang nimbang ingin memesan ojek online atau tidak. Terlalu lama jika menunggu Lakeswara makan, aku ingin cepat cepat beristirahat. Aku memutuskan untuk memesan ojek online. Setelah memesan ojek online, aku menghampiri Lakeswara.
"Lakeswara makasi atas tumpangan nya. Aku mau balik, barusan aku udah pesan ojek online." ucap ku sambil tersenyum.
Lakeswara yang sedang makan, menatap ke arah ku. "Duduk, gue pesen dua."
"Tapi nanti kalau ojol nya dateng gimana, kasian kan nungguin."
"Duduk, makan."
"Ta_tapi." ucapku.
"Gue masih punya nomer nya Pak Jojo." ucap Lakeswara membuka kartu kelemahan ku. Terpaksa aku menuruti kemauan nya dan makan.
Aku memakan dengan cepat sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Memastikan ojol nya sudah datang atau belum. "Uhukkk," aku tersedak. Ini gara gara aku memakan terlalu terburu buru.
"Gue udah kenyang, enggak bakal ngambil makanan lo." ucap Lakeswara memberikan minum kepadaku.
"Aku tuh takut nya ojol nya udah dateng." ucap ku sambil meminum air putih pemberian Lakeswara. "Eh itu ojol nya udah sampek." Aku hendak berdiri tapi di tahan oleh Lakeswara.
"Lanjutin." ucap nya dengan memerintah.
Aku jadi serba salah di buat nya. Kalau melanjutkan makan, kasihan bapak ojol nya yang sedang menunggu. Sedangkan kalau aku tidak menuruti kemauan nya, Lakeswara akan mengadukan ku ke Bk karena insiden rokok. "Ehm gini aja, aku bakal samperin ojol nya. Buat ngasih ganti ongkos bensin nya terus balik ke sini lagi."
"Duduk." ucap nya memerintah.
Aku menunduk lesuh, maaf yah bapak ojol. Aku enggak bisa melawan perintah dari Kaisar Lakes, ini menyangkut hidup dan matiku. Kalau sampai ketahuan ayah dan ibu, aku pernah menjual rokok di sekolah bisa tamat riwayatku.
Aku mendongak melihat Lakeswara yang berdiri, lalu berjalan ke arah jalan raya. Aku bernafas lega melihat Lakeswara yang sedang berbicara pada bapak ojok itu dan memberikan uang.
"Lakeswara berapa uang nya, biar aku ganti." ucap ku sambil tersenyum.
"Enggak usah."
"Tapi kan, dari tadi aku ngerepotin kamu terus." ucapku merasa tidak enak.
"Emang ngerepotin sih lo jadi orang." Jawab nya dengan santai.
Aku mengerucutkan bibir ku, lalu aku melanjutkan makan. Berselang beberapa detik, aku ingat belum mengabari Ibu kalau aku mampir untuk makan. Aku membasuh kedua tangan ku, dan akan menelfon ibu. Tapi sayang nya, baterai hp ku habis.
"Lakes, boleh pinjem hp nya enggak? Baterai ku habis, mau ngabarin kalau aku mampir makan.""Ck, jual aja hp nya. Kalau enggak guna." Lakeswara memberikan handphone nya kepadaku. Aku mengetik nomer ibu, lalu menelfon nya.
"Makasii." ucap ku sambil memikirkan pesan sekilas yang belum di baca Lakeswara. Tadi saat menutup telefon, aku tidak sengaja melihat notif pesan dari Raga, isi nya memberitahukan kalau Tari kecelakaan dan pesan itu dikirim jam 9 pagi.
Aku jadi memikirkan perkataannya tadi sore, yang mangatakan Tari akan pindah sekolah. Apakah ini berhubungan sama kecelakaan Tari, Atau hanya kebetulan saja.
Terimakasih telah membaca my tsundere Lakeswara. Maaf lama enggak update🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tsundere Lakeswara
Ficção AdolescenteKalau di tanya siapa yang ditakuti oleh anak nakal SMA Wirabrata, jawaban nya adalah Louis Lakeswara. Dalam waktu tujuh hari menjabat sebagai Ketua Dewan Siswa, Lakeswara berhasil membubarkan geng garuda yang sulit di tangani oleh anggota osis. Kata...