8. Cahaya Matahari

42 11 6
                                    

PART 8

Harapanku seperti matahari. Walau sendirian akan tetap bersinar. —Serunai.

°°°



Usaha tidak pernah mengkhianati hasil, kalimat yang cukup klise di kalangan remaja yang sedang berusaha meraih impian. Hal itu sering terjadi pada orang-orang yang memiliki tekad besar. Begitu pun yang sedang  terjadi pada boy group baru yang memulai kariernya di dunia idol. SERUNAI. Hal yang tidak disangka terjadi ketika beberapa jam lalu mereka merilis photo concept debut yang kemudian membludak dengan respons luar biasa. Nama mereka trending nomor 1 di tagar musik. Terdengar mustahil, tapi itu kenyataannya. Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil. Segala upaya mereka selama dua bulan membuahkan hasil manis.

Setiap hari, dari pagi hingga malam mereka berlatih. Tidak tidur dan memilih menyempurnakan kemampuan dance. Mengabaikan waktu istirahat untuk mengasah kemampuan bernyanyi. Buah dari kerja keras mereka akhirnya terwujud.
Sean berdecak kagum, tak henti memandang layar iPad membaca ribuan komentar positif. Dia kembali membuka posting-an konsep foto  di akun resmi SERUNAI yang sudah satu bulan dibuat. Memperhatikan setiap foto member termasuk dirinya sendiri. Jujur dia sangat menyukai konsep foto tersebut karena terlihat hebat . Diambil dari angle yang sempurna. Tidak heran nama mereka melejit dengan cepat.

Member lain juga melakukan hal sama, Pasha dan Riki sampai menitikkan air mata saking terharu menerima banyak dukungan atas debut mereka yang sebentar lagi akan resmi. Kira-kira dua minggu lagi,  tetapi bom dukungan  lebih dulu meledak sebelum waktunya.

“Keren banget nggak, sih?” gumam Arkan selagi memandang layar iPad, menarik perhatian anggota lain untuk menatapnya. Sekarang mereka sedang diberi waktu beristirahat sebelum melanjutkan latihan.
Selama dua bulan terakhir mereka berlatih rutin serta melakukan syuting  music video. Tidak ada yang merasa kecewa karena hasilnya bagus dan tidak terduga. Produser sangat yakin popularitas mereka akan  bertambah besar.

“Gimana kaki lo, Kak?” Pasha bertanya pada Arkan yang kakinya sedikit keseleo tadi pagi. Untungnya diberi penanganan cepat sehingga tidak berdampak besar.

“Udah lumayan, kok. Sakitnya juga udah mendingan.” Kedua bahunya tergidik  mengartikan tidak ada yang perlu dicemaskan.

Sean di sebelah kiri memperhatikan Arkan sembari menyipitkan mata. “Hati-hati kali, Kak. Kita belum ngelakuin apa pun  untuk Seruni.”

“Iya … iya. Bawel, deh, kalian.” Arkan terkekeh lalu lanjut memandang iPad.
“Guys, waktu istirahat kita diperpanjang katanya.” Riki kembali sehabis mengambil ransel di lokasi syuting, dia meletakkan ransel sambil mengunyah roti yang dia pegang.

“Diperpanjang?” sahut Sean, menoleh sepenuhnya.

Angguk Riki. “Kak Bagas lagi ngebahas photo concept  sama Produser. Waktu istirahat kita diperpanjang sampe jam tiga.”

“Wah ... beruntung, sih. Gue lagi cape banget. ” Pasha merebahkan tubuh ke sofa, memejamkan mata menikmati kenyamanan waktu istirahat yang jarang didapatkan. Biasanya padat dengan jadwal kegiatan.

Kelima member  itu melakukan kegiatan masing-masing. Pasha tertidur, Arkan masih membaca komentar. Sean sibuk berfoto ria, Enzino membuat cokelat panas, sedangkan Riki melahap roti. Hingga keheningan itu mendadak pecah karena tawa Sean .

SERUNAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang