BAB 1

2.6K 391 25
                                    

Sorry for typo

Happy Reading


💎

Ruto Adelard, melangkah santai menyusuri bandara yang terlihat ramai. Hari ini dia baru saja kembali dari Jepang.

Ruto sekolah di Jepang tidak tahu kenapa setelah kematian sang Ayah sepuluh tahun yang lalu, Ibunya mengirimnya ke pamannya yang ada di Jepang, sedangkan adiknya di Indonesia, seolah-olah mereka dipisahkan.

Ya, dia mempunyai adik kembar hanya berbeda lima menit. Ah, sudah tidak sabar rasanya bertemu dengan sang adik yang selalu berada di dekatnya dan tidak pernah meninggalkannya saat masa kanak-kanak dulu.

Saat ini ia sedang duduk di halte menunggu mobil yang akan menjemputnya untuk pulang ke rumah lamanya, bertemu dengan Ibu dan adiknya yang ada di Jakarta.

Ia dan adiknya hanya saling bertukar kabar lewat ponsel, jadi walaupun terpisah mereka masih bisa berkomunikasi dengan lancar walau tidak selalu.

Beruntunglah selama masih di Jepang, ia di ajarkan bahasa gaul Jakarta oleh sahabatnya Jeongwoo Abimana yang rumahnya tepat di depan rumah Ruto, jadi ketika sampai di sini ia tidak akan merasa kaku jika nanti bertemu teman-teman masa kecilnya dulu.

Sesaat ia memikirkan cara apa kira-kira yang akan dia gunakan untuk mengagetkan Ibu dan adiknya, secara mereka tidak tahu jika hari ini adalah hari kepulangannya. Maka dari itu ia ingin membuat kejutan.

Sibuk memikir, Ruto sampai tidak sadar jika mobil yang dia tunggu sudah sampai.

"Permisi tuan muda, saya mau menjemput anda."

Ruto menoleh dan tersenyum tipis. "Oh iya, maaf ya pak saya kurang fokus jadinya bapak harus keluar dulu buat manggil saya." kata Ruto tak enak hati.

"Tidak apa-apa tuan muda, itu sudah menjadi tugas saya. Mana barang yang mau dibawa tuan?" katanya sambil tersenyum.

Ruto tersenyum, lagi. Lalu menyerahkan barang yang dibawanya. Setelahnya mereka melaju pelan bergabung dengan kepadatan lalu lintas Jakarta.

***

Sesampainya di rumah, Ruto langsung melangkah ke dalam pelan-pelan. Rumahnya tidak berubah masih seperti dulu saat ia pergi meninggalkannya.

Hanya cat rumah yang berubah, desainnya tidak ada yang berubah. Mulai dari halaman yang dipenuhi bunga cantik peliharaan Ibunya pastinya hingga ke dalam-dalamnya.

Ruto melangkah pelan memasuki rumah yang kini sangat ia rindukan termasuk Ibu dan adiknya.

Ibu Ruto, yang sedang sibuk menyiram bunga tidak sadar akan kehadiran putranya yang kini hanya berdiri beberapa meter darinya.

Ruto tersenyum, memandang kecantikan yang tidak pernah berubah meskipun kini termakan usia itu. Ia melangkah pelan lalu memeluk Ibunya dari belakang.

Lisa terkejut, sebuah tangan tiba-tiba melingkar di pinggangnya dan dagu yang bersandar di bahunya. Dari aromanya Lisa tahu siapa pemilik bau parfum ini. Ternyata sang anak masih sering memakai parfum yang selalu ia kirimkan setiap bulan.

For you [Haru-Ruto] (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang