BAB 7

906 134 9
                                    

Happy reading
Sorry for typo



***

Sesampainya di sekolah Ruto buru-buru mencari orang yang akan dia tanyai mengenai adiknya, ia yakin seseorang itu pas tahu tentang rasa penasarannya.

"Junkyu!"

Junkyu yang sedang duduk membaca di kursi koridor menoleh, lalu tersenyum ke arah Ruto.

"Gue mau to the point, tapi ga disini. Ayo ke kelas."

Mereka berdua akhirnya sudah duduk di kursi masing-masing. Akan tetapi entah kenapa Ruto tiba-tiba kehilangan keberanian bertanya kepada Junkyu.

Bukan karena apa, tapi dia hanya takut dengan kenyataan yang akan dia dengar.

Setelah berpikir lama, akhirnya anak itu memberanikan diri untuk mulai bertanya.

"Lo sahabat Haru, pasti lo tau kan masalah Haru?" tanya Ruto.

Alis Junkyu bertaut, ada apa kira-kira?

"Ya iyalah, gue sama Haru udah temenan sejak masuk sekolah ini, tapi soal masalah dia gak semuanya gue tau," jawab Junkyu.

Ruto berdeham, menetralkan rasa gugup yang mendadak menyerang kala ia ingin menanyakan hal itu pada Junkyu.

"Gue mau nanya serius, lo harus jawab serius juga. Jangan becanda." tegas Ruto.

Mendengar nada ketegasan dari cara bicara Ruto, raut wajah tengil Junkyu kini menjadi serius, oke dia akan berusaha untuk tidak main-main kali ini.

Lagi pula ada yang ingin dia sampaikan juga pada pemuda di hadapannya.

"Gue mau lo jawab jujur, apa yang terjadi sama adik gue, dan gue mau lo gak nutupin apapun." imbuh Ruto.

Junkyu menatap lurus iris mata tajam milik Ruto, berpikir ragu sebelum menjawab. Tiba-tiba saja dirinya teringat akan peringatan yang di tekankan Haru padanya.

'Gue mohon, bantu gue sekali lagi.'

Sejak mengetahui bahwa Ruto ternyata tidak tahu perihal adiknya yang tengah sakit, Junkyu dengan gencar ingin memberitahu Ruto.

Yang ternyata di tentang oleh Haru, pemuda itu yang awalnya bingung menjadi mengerti alasan Haru melarangnya memberitahu Ruto tentang adiknya.

Tetapi hari ini, rasanya dia sudah tidak bisa menahan lagi. Junkyu adalah tipikal orang yang sulit berbohong jika menyangkut soal hubungan saudara.

Karena dia pun pernah mengalami apa yang di alami kedua bersaudara ini.

"Jun!"

Junkyu tersentak kala merasakan bahunya di tepuk keras oleh Ruto. "Kok ngelamun? Jawab."

Junkyu berdeham sejenak lalu berkata. "Tapi lo siapkan?"

Ruto mengangguk mantap sebagai bentuk jawaban.

Menghembuskan napas pelan, Junkyu kemudian mengumpulkan keberaniannya yang entah menghilang kemana. Padahal awalnya dia paling semangat ingin membeberkan ini tetapi setelah berhadapan ternyata lumayan gugup.

For you [Haru-Ruto] (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang