Hai semua, maaf baru update, minggu kemarin aku baru pulang dari bandung dan ternyata aku sakit hampir satu minggu, dan maaf baru update sekarang 🙂
Akhir bulan sekaligus tahun ini banyak banget ya surprise nya, aku minta kepada readers Lopely kirim al-fatihah untuk kakak sepupu aku yang meninggal dunia karena kanker, juga aku turut berduka cita untuk kak Laura semoga keluarga diberikan keteguhan dan kekuatan. Rest in peace wanita-wanita kuat🤍
Happy reading semua🦋
🦋 Isyana Sarasvati-Keep Being You 🦋
"Papa! Ayo lempal agii bola nya!"
Alvin memegang bola basketnya dan bersiap untuk melempar ke ring. Ia menoleh kearah Dafika. "Kira-kira bakal masuk gak?" tanya Alvin.
Mereka saat ini berada di timezone. Dafika dan Alvin bermain bersama sementara Tiara sibuk memberikan susu dan memangku baby Arsen. Tiara memilih tempat duduk yang sedikit jauh dari kebisingan namun masih bisa melihat kedua orang yang sibuk bermain.
Dafika mengetuk dagunya. "Enda!" jawab nya.
"Kalau bolanya masuk, Dafika libur makan ayam dua hari." kata Alvin.
"Kalau bolanya nda masuk. Papa harus tidul di lumah sama Dapika dan Mama juga Adik. Plomis?" Dafika mengacungkan jari kelingkingnya.
Alvin meneguk ludahnya dengan kasar. Dengan ragu ia menautkan jari kelingkingnya. "Promise." jawabnya.
Alvin membidik dan melemparnya. Setelah itu ia mengucapkan terimakasih kepada Tuhan karna bola itu masuk ke dalam ring. Hal itu membuat Dafika memonyongkan bibirnya.
"Papa menang! Berarti Dafika gak bisa makan ayam krispy dulu dua hari ini. Udah janji kan sama Papa, hm?" tanya Alvin.
Dafika menunduk kecewa. "Iya, Papa."
Alvin menggandeng tangan Dafika dan berjalan menuju Tiara yang masih memberikan susu di dot. "Lho, inu kenapa ya Princess Mama kok ketekuk gini mukanya? Kenapa sayang? Papa jail ya?" tanya Tiara sambil mengelus pipi embil Dafika.
Alvin lagi-lagi terlena dengan tutur kata Tiara. Bukan kah Tiara sudah sangat cocok menjadi Ibu? "Tadi kita taruhan. Kalau Dafika menang gue kabulin permintaan nya. Tapi kalau gue yang menang, Dafika janji kabulin permintaan gue." jawab Alvin.
"Issh! Tapi Papa culang! Kenapa Dapika nda boleh makan ayam klispy? Padahal kan lebih gampang pelmintaan, Dapika yang pengin tidul sama Papa dilumah!" Kata Dafika sembari memonyongkan bibirnya.
Tiara terkejut mendengar permintaan anak tirinya tersebut. "Dafika, maksud Papa itu Dafika gak boleh makan ayam krispy setiap hari. Kurang baik untuk kesehatan sayang. Boleh makan tapi Mama jadwalin ya biar gak setiap hari makan nya." ujar Tiara.
Dafika menghela napasnya. "Iya Mama." Tiara tersenyum hangat. Dafika anak yang penurut sekali jika bersama Tiara.
"Itu anaknya dikasih ASI atau sufor, Mba?" tanya Ibu-Ibu yang duduk tak jauh dari mereka.
Tiara dan Alvin pun menoleh. Mereka melihat seorang Ibu yang sepertinya tengah memberikan ASI langsung. Bisa terlihat dengan kain yang menutupi hampir seluruh dadanya dan menyisakan kepala Ibu itu.
Tiara tersenyum. "Susu formula, Bu."
Ibu tersebut berdecih. "Anak kok dikasih susu formula. Kasih ASI dong, kasihan banget anaknya gak bisa rasain ASI. Gimana caranya dia tau kalau Ibunya sayang apa gak sama dia kalau ASI saja ogah-ogahan ngasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mom And Dad Check!
Novela JuvenilCover by pinterest. ⚠️PLAGIAT MUNDUR! JANGAN PERNAH ADA DI LAPAK YIKAPY!⚠️ Rank: #3 tiara (6.10.2021) #8 pasanganmuda (5.4.2022) #4 pasanganmuda (1.7.2022) FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Find Me on Instagram @erikaafin Cerita ini murni dari imajinasi Y...