5.

63 16 5
                                    

Mereka pun melaju ketempat Tujuan mereka, Dengan Keni yang mengendarai mobil dan Ita yang duduk di kursi depan, di samping Keni. Juna duduk di belakang dengan Nabil, Nabil tertidur bersandar ke Juna. Sepertinya dia lelah Karna menangis dan lelah Karna bangun Awal. Didalam mobil tidak ada percakapan apapun, hanya Terdengar musik yang di setel Ita. Agar tidak seperti hutan yang Hening.

Tidak lama mereka tiba butuh waktu beberapa jam untuk sampai. Dan tentu saja, akhirnya mereka sampai. Hari cukup melelahkan, jadi Mereka memutuskan untuk istirahat lebih dahulu di hotel dekat pantai. Nabil yang masih dengan langkah yang pelan Karna baru saja bangun, berjalan mengikuti mereka, di gandeng dengan Juna. Yang tetap setia menunggu Nabil.

Mereka sudah sampai di lantai atas. di mana mereka menginap, dan agar tidak memakan waktu memesan kamar yang saling berpandangan, Tentu saja mereka harus tidur terpisah karena tidak boleh lawan jenis yang belum menikah tidur bersamaan. Ini Indonesia, bukan luar negeri ada peraturan dan jangan kamu lupakan. Juna tidak ikhlas benar-benar tidak ikhlas dan tidak tau apa yang akan terjadi jika tidur bersama Kakaknya. Namun, Juna harus mengingat bahwa dia sudah Janji dengan Nabil yang harus bersikap baik dengan Keni.

"Aku bawa Nabil masuk duluan kasihan" ucap Ita masuk ke dalam kamar terlebih dahulu.

Keni masuk lebih dulu dan di ikuti Juna yang menarik dua koper masuk. Menaruhnya di meja depan TV. Kamarnya terdiri dari dua kasur dan cukup luas, terlihat pemandangan Laut yang menakjubkan, Juna Benar-benar kagum melihat pemandangan dari kamar dia menginap. Dan tak lupa ia memotret pemandangan indah yang tidak bisa sering dia temukan, memotret setiap jepretan dengan ponselnya.

"Apa kamu suka, Juna?" Juna kaget Ketika keni. Mengatakan dan mempertanyakan.

"Tentu, siapapun akan suka" Jawab Juna, ingin rasanya tidak menjawab.

"Kamu bener. siapapun akan suka"  menaruh dua cangkir kopi ke balkon hotel dan Keni duduk menghadap pemandangan indah.

"Kenapa mengajak kita kesini. Bukannya biaya ini mahal? Ini bukan hotel biasa." ucap Juna, ikut duduk di samping Keni hanya di beri jarak oleh meja bundar di depannya.

"Saat syuting disini, ini indah. Dan sayang kalo nggak mengajak keluarga kesini. Karna Kakak nggak punya keluarga selain kamu dan teman seperti Ita dan Nabil jadi kakak ajak aja kalian." ujar Keni dengan senyum manisnya.

"Kamu menghamburkan uang mu." ujar Juna.

"Uang. Selama ini aku menabung banyak sekali uang dan aku nggak tau cara menghabiskannya bagaimana. Lagian selama ini kamu nggak mau uang dari ku, jadi uang yang kamu nggak suka. Aku gunakan Untuk ini." Terang Keni.

"Bukannya harusnya menabung uang untuk masa depan?!" Tanya Juna.

"Buat Masa depan udah aku tabung secara terpisah."

"Benar kamu artis dan kamu juga mengurus perusahaan. Bagaimana uang mu nggak banyak." jelas Juna Tersenyum kecut.

"Kalo suatu saat kamu punya uang banyak. Mau kamu apakan, Juna?" Tanya Keni.

"Aku nggak pernah mikirin itu. Tapi kalo punya aku bakal bikin rumah sendiri." jawab Juna.

"Bukannya rumah kita sekarang milik mu?" ujar Keni.

"Aku nggak mau rumah itu, membosankan. Aku ingin rumah baru, lagian rumah itu besar tapi sepi. Nabil nggak bakal menyukainya, Lebih baik untuk mu dan Mbak Ita"  kata Terakhir Juna sebelum pergi masuk kembali ke kamar hotel, meninggalkan Keni.

••••

Nabil dengan rambut basa baru saja keluar setelah mandi. Menampakkan Ita yang duduk sambil menonton TV, Tentu saja Nabil ikut duduk dan tetap fokus mengeringkan rambut basahnya.

"Gimana udah seger, kan?" Tanya Ita.

"Udah, Mbak. tadi ngantuk sama pusing banget, setelah mandi dan keramas seperti baru di Cas" jawab Nabil.

"Syukurlah" ucap Ita kembali fokus ke TV.

"Mbak, gimana keadaan batin Kak Keni sama Juna? Disatuin satu kamar apa mereka bakal nggak apa-apa?" Tanya Nabil.

"Aku juga nggak tau. Tapi yasudah biarkan aja." Terang Ita melanjutkan menonton TV.

"Kuharap Juna bisa menempati ucapannya." batin Nabil.

Kakak || Xiaojun ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang