7.

45 14 4
                                    

Di Malam hari setelah menghabiskan waktu yang panjang hanya duduk di pantai mereka kembali ke kamar masing-masing dan kembali beristirahat besok hari terakhir Karna Keni harus cepat kembali Ke Kegiatannya dan tentu saja Nabil Dan Juna harus kembali bekerja jika tidak Akan di pecat.

Dikamar Juna Dan Keni.

"Apa meminum Vitamin tiga kali sehari?" Tanyanya, yang Sedang menyaksikan Keni meminum obat.

"Tentu aja, apa mau coba?" Keni Menawarkan lagi Ke Juna.

"Nggak. Minum aja sendiri." Tolak Juna. Dirinya memilih untuk menyalakan tv dan menontonnya.

"Juna, bisa bagi Foto yang tadi." tanya Keni.

"Buat?"

"Buat aku simpan dan jadiin wallpaper hp ku." Jelas Keni.

"Aku kirim besok pagi. batre hp ku habis,"

"Aku mau tidur dulu." ujar Juna yang memilih untuk mematikan ponselnya dan Merebahkan dirinya ke Kasur.

"Juna, kalo aku nggak ada apa yang bakal kamu lakukan?" tanya Keni ke Juna.

"Apa maksudnya?"

"Apa kamu nggak akan kenapa-kenapa?"

"Tentu kenapa nggak? selama ini aku selalu usaha sendiri. Kenapa kamu bertanya?"

"Apa kamu mau nikah sama kak Ita?" ucap Juna.

"Entahlah bisa jadi atau mungkin Lain." terang Keni sebelum akhirnya mulai memejamkan matanya.

"Apa maksudmu nggak akan mau menikah dengan Mbak Ita, dan ingin yang lain?" Pertanyaan Juna, hanya di Diamkan Keni.

"Apa sudah tidur? Astaga, kelelahan? Yasudah. aku juga mengantuk."
Dan Juna ikut tertidur mengistirahatkan dirinya, untuk hari esok yang lebih semangat.

•••

Namun di kamar Ita dan Nabil keduanya masih terduduk di balkon, menatap pemandangan malam yang terlihat masih ramai. Dengan meminum Teh di udara yang sejuk itu.

"Indah banget ya, mbak?" Tanya Nabil, yang menghilangkan kesepian di antara mereka berdua Karna saling sibuk melainkan ponselnya.

"Tentu, Keni bener-bener bikin aku bahagia. Bukannya dia romantis?" ujar Ita Tersenyum ke arah Nabil.

"Romantis bagaimana? Kak Keni cuek beda lagi sama Juna." balas Juna.

"Setiap orang memiliki pemikiran masing-masing soal pasangannya. menurut Mbak, Keni itu laki-laki paling Tampan, Romantis, Baik dan Kuat." Terang Ita. Pandangan mulai mengarah ke arah langit yang terlihat gelap.

"Astaga, kalo sudah bucin ya gitu. Sama halnya kayak aku-Juna dia Keren, Baik, Apa adanya, Lucu Dan bekerja Keras."

"Kita harus menjaga mereka, hanya kita yang bisa mereka andalkan, dua laki-laki itu. mereka butuh kita untuk mengendalikan hidup mereka yang sulit menyatu"

"Tentu, mbak. kita harus jaga dan selalu ada di di belakang mereka."

"Sudahlah, ayo Tidur. besok pagi-pagi, keni ngajak naik sepeda." ucap ita Berjalan masuk kedalam.

•••

Di pagi dimana langit masih sedikit gelap mereka berempat, mengayuh sepeda menuju tempat yang begitu segar. Keni sudah menyewa dua sepeda untuk menjadi kendaraan mereka jalan-jalan. Tentu saja agar romantis, satu sepeda untuk berdua, dan berpasangan. Juna yang begitu tampan meski Sederhana dengan baju dalam putih di tambah Kemeja coklat muda polos membuatnya begitu tampan, dan Keni tidak jauh beda berpakaian sama dengan Juna hanya saja kemeja yang Keni gunakan berwarna ungu muda, kesan tampan dan manis terlihat. Dan Ita dan nabil dengan sederhana memakai baju olahraga.

Mengelilingi tempat-tempat bagus, terlihat sederhana namun romantis kebahagiaan yang sederhana. Yang tidak selalu Bisa didapatkan semua orang. Pagi itu masih sepi hanya ada orang yang berolahraga dan naik sepeda, benar-benar masih sepi Dan udaranya masih sejuk sekali.

"Ke atas, yuk? bagus lho pohon-Pohonnya. nggak bakal nyesel." ujar Keni, dan mereka hanya mengangguk tanda setuju.

Mengayuh hingga ke atas, benar saja, pemandangan laut terlihat indah dari atas sini. Memukau sejuk dan segarnya udara membuat Nabil turun dari sepeda di ikuti Ita keduanya tak sabar ingin memotret sesuatu yang menakjubkan dan tepat saat mereka ada disana matahari mulai terbit dan indah sekali. Mereka hanya bisa ternganga melihatnya dan Sungguh menakjubkan.

"Indah." ujar Ita.

"Banget, Mbak! bener kata Kak Keni." Setuju Nabil tersenyum ke arah Keni dan dibalas senyum.

"Apa kamu juga suka, Juna?" Tanya Keni, yang masih ada di atas sepeda.

"Mbak Ita dan Nabil, aja ekspresinya begitu Apalagi aku." Jawab Juna.

"Jadi kamu suka?"

"Tentu, ini menakjubkan." ucap Juna. Keni senang melihat Juna bahagia.

"Hei, mundur coba pura-pura mengayuh sepeda, aku mau foto." ujar Nabil meminta kedua kakak beradik itu untuk mundur agar dia bisa memotret momen ini. Tapi keduanya hanya bingung dan tidak tau lebih Maksud dari Nabil.

"Astaga. Kata Nabil mundur kesana biar di foto." ujar Ita mengarahkan kedua kakak beradik itu untuk mundur ke belakang.

Keni dan Juna sudah mundur dan di di posisi yang di minta Ita. "Udah sekarang kesini sambil mengayuh dan jangan lupa expresi cuek tapi tetep ganteng." Tambah Ita.

Keni paham saja ucapan Ita, Karna naluri seorang selebriti. Namun tidak dengan Juna yang tidak tau harus bagaimana. "MBAK, AKU HARUS GIMANA?!" tanya Juna.

"CONTOH KENI!" balas Ita.

Akhirnya sesi mulai dan Keni mengayuh sepedanya untuk maju dan di ikuti Oleh Juna yang berusaha untuk memahami apa yang dia lakukan. Nabil berhasil memotret dengan baik, "Astaga, ini foto apa lukisan?" tanya Nabil ketika melihat hasil jepretannya yang dia ambil dari ponselnya bagaikan sebuah lukisan yang indah.

Keni dan Juna diam mematung untuk maksud kalimat Nabil. Tapi Ita Berjalan mendekati keduanya dan menunjukkan hasil jepretan yang di ambil Nabil. "Kalian berdua bener-bener cocok." ujar Ita.

"Kenapa Expresi ku gitu?" pikir Juna.

"Udah bagus ini expresi kamu." Jelas Nabil.

Juna tidak bisa berbicara lagi dan bertanya-tanya lebih untuk hasil jepretan Nabil yang menurutnya sangat tidak dia suka dari segi ekspresi wajahnya.

Keempatnya kali ini memutuskan untuk duduk. Dengan Sepeda yang terparkir di sisi kanan dan kiri mereka menikmati cuaca pagi ini dan hawa yang menyenangkan. "Apa momen ini bisa kita ulang lagi ke liburan selanjutnya?" tanya Juna.

Kakak || Xiaojun ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang