3.

98 19 8
                                    


    Selamat membaca

Hari-hari Juna selalu melelahkan. ke sekolah dan bekerja. Dari pagi Hingga malam. bukankah itu benar-benar cukup membosankan. Tidak ada jeda untuk dia beristirahat bermain ataupun bersenang-senang, Juna cukup beruntung memiliki dua Teman yang sama dengannya tidak ada waktu untuk sekedar minum Kopi. Mereka juga sibuk bekerja di usia mudah mereka dari pada bermain dan menghabiskan uang dan waktu, lebih baik Bekerja dan menabung.

Karna, Jika ingin mandiri dan tak ingin membebani orang lain. Maka Bekerja dan memiliki uang sangatlah penting, Apalagi untuk Mereka yang akan Segera lulus dan melanjutkan ke Universitas. Uang sangat lah dibutuhkan.

Hari Ini Juna, Tidak bekerja izin Karna Merasa terlalu lelah beberapa hari ini. Membuka pintu kulkasnya dan mengambil sebotol Soda dan meminumnya. Ketika dia menutup kulkas Alangkah terkejut dia melihat Ita Tersenyum ke Arahnya.

"Astaga, Mbak. Aku lagi minum soda ini nanti kalo keselek gimana?" ucap Juna dengan raut yang terlihat masih terkejut itu.

"Hehe, ya maaf. Tumben pulang jam segini?" Tanya Ita. Membuka kulkas untuk mengambil minuman yang sama seperti yang di Ambil Juna.

"Iya, Mbak. Cuma tinggal persiapan Menuju ujian." jawab Juna. mereka duduk di meja makan.

"Oh, iya. Kamu bentar lagi Lulus, Mau kuliah dimana?"

"Belum mikir Sampai situ" jawab Juna menenggak sodanya kembali.

"Eh nanti malam makan malam diluar, yuk?" tanya Ita ke Juna dan itu cukup membuat Juna terkejut.

"Berdua?"

"Nggak berempat."

"Siapa aja?"

"Mbak sama Keni. Kamu sama Nabil." jelas Ita. Sontak itu Hanya membuat Juna kaget.

"Nggak. Pacar ku sibuk, Mbak. Dia kerja terus, lagian aku nggak mau." ucap Juna.

"Juna, jangan gitu dong. Keni baru datang, dia ngajak kita makan di luar. Lagian Mbak udah Ngomong sama Nabil dan Dia bilang setuju. Jadi nanti malam kamu tinggal jemput dia aja." tutur Ita ke Juna.

"Mbak, Mana Mungkin Nabil mau? Nggak mungkin!" ujar Juna tak percaya.

"Kalo nggak percaya kamu telefon aja Nabil." suruh Ita.

"Tapikan, Mbak--"

"Udah, ya. Mbak nggak mau ada Kata nggak mau ataupun Tapi. Udah di pesan Semuanya. Jadi nggak ada kata nggak, kalo kamu nggak mau Mbak nggak jamin apa yang akan terjadi pada hubungan kalian, Bye." ucap Ita menekankan ke Juna untuk ucapannya. Berlalu pergi meninggalkan Juna yang masih duduk di meja makan.

Dengan ragu, Juna mencoba untuk menelepon kekasihnya. Untuk memastikan kebenaran dari Kata Ita.

"Halo Nabil," Nabil mengangkat panggilan Juna.

"Iya Jun, Ada apa lagi? Aku mau tidur siang ini" suara Nabil nampak sudah tak semangat.

"Mbak Ita nawarin kamu dan kamu Terima, ya?" Tanya Juna

"Tentu Kenapa nggak? Lumayan bisa makan malam selain nasi goreng" Nabil cekikikan dengan dirinya sendiri.

"Apa kamu nggak ikhlas makan nasi Goreng terus?"

"Ikhlas Kok, tapi biar aku Tambah sehat. Harus makan yang enak. Btw Juna, nanti malam Pakai baju yang bagus ya dan harus wangi banget biar Ganteng, Biar Kak Keni kalah Ganteng sama kamu. Masa Kak Keni yang Ganteng terus nanti aku oleng gimana? Nanti di bunuh mbak Ita aku" Sedari tadi, Nabil hanya menggoda kekasihnya itu.

"Bentar, jadi selama ini aku nggak ganteng. Bau dan nggak menarik. Kalo gitu kenapa sama aku Sama Si Dia aja, Dia kaya, Ganteng dan berprestasi. Aku ini apa cuma remahan biskuit." ucap Juna merasa sedikit kesal.

"Enggak gitu juga, Jangan marah Dong. Apapun kamu, kamu tetep kamu, Dah ah aku ngantuk ini lumayan libur buat istirahat. Kamu juga istirahat Gih, nanti malam jangan lupa jemput pake Jet Milik Ronaldo ya, Bye" mematikan sambungan telepon dari Juna.

"Lah?"

  •••

Juna terlihat Sangat Gagah Dan Tampan diusianya yang Ke sembilan belas tahun. Dengan Setelah Jas rapi. Bagaikan wajah wajah orang sukses.

Keluar dari kamarnya, terlihat Ita sedang duduk di depan TV dan sudah terlihat cantik dan Rapi.

"Lho kok malah santai, Mbak?" Tanya Juna yang terlihat bingung itu.

"Lagi nunggu pangeran aku jemput"

"Astaga, yaudah. aku duluan mau jemput Tuan putri dulu." ucap Juna pamit ke Ita.

"Ets tunggu, mau naik apa?" Ucapan ita membuat langkah Juna Terhenti.

"Motor, apa lagi? Masa naik kereta." Jawab Juna.

"Ya, gantengnya hilang dong. nanti Nabil juga cantiknya hilang."

"Ya terus?"

"Naik mobil, gih" suruh Ita.

"Nggak punya mobil." ujar Juna.

"Naik mobil mbak kalo gitu."

"Mbak, Nanti aku nabrak gimana? Aku masih umur segini suruh naik Mobil? Tau ah naik taksi Aja, Bye." ucap Juna Berlalu dengan terburu-buru.

•••

Juna sudah menjemput Nabil dan keduanya ada didalam taksi menuju tempat Makan malam mereka.

"Juna," Nabil mencoba menghilangkan rasa canggung mereka.

"Iya, ada apa, Nabil?"

"Nanti pliss ya, bersikap baik dan sopan sama Kak Keni. Kalo kamu nggak suka bisa fokus aku aja, gimana?"

"Kenapa? Aku memang nggak suka sama dia."

"Juna, kamu harus bisa memahami diri kamu, sampai kapan kamu mau membenci Kak Keni?"

"Sampai kapanpun. Sudah, aku nggak mau bahas orang itu." ucap Juna mencoba menghentikan pembicaraan yang tidak dia suka. memalingkan wajahnya Menatap kaca di sampingnya. Bagaikan anak kecil yang sedang marah.

"Juna- Juna" ucap Nabil dengan gelengan kepala.

Kakak || Xiaojun ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang