6.

46 15 4
                                    

Di malam hari, Juna yang baru selesai dari mandi setelah tidur seharian. Melihat Keni sedang ada di atas kasurnya dan sibuk meminum obat.

"Apa kamu sakit?" Tanya Juna.

"Ah, nggak ini Vitamin. Apa kamu mau minum juga?" balas Keni Menyodorkan obat itu ke Juna.

"Untuk apa aku minum vitamin sebanyak itu. Kamu membeli semua merk vitamin, itu akan Overdosis" jelas Juna ke Keni. Juna mulai merebahkan dirinya ke kasur.

"Jadi artis dan pengusaha pasti lelah, jadi Vitamin dibutuhkan." Jelas Keni yang telah meminum semua Obat Vitamin itu.

"Waktu makan malam itu, kamu pucat. Kalo sakit atau kelelahan jangan dipaksakan untuk bekerja. Uang mu banyak lagian aku nggak meminta uang dari mu," ucapan terakhir Juna sebelum mulai menyelimuti dirinya dan tertidur.

Keni hanya bisa tersenyum tipis tanpa tau harus menjawab apa.

•••

Pagi telah Tiba, Juna sudah bersiap dan bangun awal dia sudah banyak tidur. Sedangkan Keni baru saja bangun, dari luar ketukan pintu sudah terdengar keras.

"Hei, Cepet aku udah nggak sabar ke Pantai!" Teriak Nabil dari balik pintu terlihat tidak sabaran.

"Tunggu 15 menit lagi kak Keni baru bangun!"

"Yaudah aku tunggu sama Mbak Ita dibawa, ya?!"

"Iya!"

•••

Nabil dan Ita nampak begitu Girang ketika melihat pantai dengan hamparan pasir putih, laut biru cerah. Membuat keduanya benar-benar girang dibuat takjub. Bukan hanya mereka tentunya Juna juga tak kalah senang. Ini benar-benar indah.

"Eh, foto, yuk?"  ajak Nabil.

Dan mereka menyetujuinya, dan berfoto dengan latar pantai yang indah. Benar-benar raut yang begitu bahagia dari mereka semua.

"Eh kak Keni sama Juna foto dong" Saran Nabil.

"Iya, foto, gih. Sayang nggak di abadikan ini bagus banget lho" tambah Ita. membuat Keni dan Juna saling memandang.

"Baiklah, kita akan foto berdua." setuju Juna. Dirinya mundur dengan menarik Keni untuk mundur agar di foto oleh Ita maupun Nabil.

"Aigooo, memori hp ku penuh." ucap Nabil yang menunjukkan raut tidak percaya dan syok itu.

"Yah... Aku nggak bawa hp, tadi kelupaan. Ini gara-gara Nabil minta buru-buru lupa." ujar Ita. Yang terlihat sibuk mencari keberadaan ponselnya.

"Yaudah nggak jadi. Lagian aku juga nggak Bawa Hp. Nanti kalo bawa di Telefon manajer" terang Keni yang merasa menyia-nyiakan momen ini.

"Aku bawa Hp. kita foto bareng Pake hp ku." ucap Juna Menunjukkan ponselnya.

"Yaudah, ayo di foto." ucap Keni memberikan ponsel Juna ke Nabil.

"Aduh, Kak. aku mau ke Toilet dulu, Kak. Kalian foto berdua aja, mbak Ita temenin, yuk?" ujar Nabil mencoba untuk beralasan dan Menggandeng tangan Ita dan menariknya cepat.

"Lah?" Bingung Juna.

"KALIAN FOTO SENDIRI AJA. FOTO PAKE KAMERA DEPAN!" teriak Nabil dari Kejauhan ke Juna dan Keni.

Dan itu hanya membuat Keni dan Juna saling memandang bingung dan canggung.

"Yaudah, kita foto sendiri aja. Kamu yang pegang." ucapan Juna, membuat Keni senang dan tersenyum.

Keduanya berfoto dengan latar pantai yang benar-benar dekat dengan mereka, Juna dengan tangan jempol andalannya, dan Keni dengan dua jarinya. Benar-benar foto yang sederhana namun bermakna.

"Ini hp kamu." ujar Keni menyerahkan ponsel milik Juna.

"Panas banget disini, capek lagi duduk dulu" saran juna yang langsung duduk, disambut lautan luas di depannya.

"Kok mereka lama?" tanya Keni yang Ikut duduk di samping Juna.

"Entahlah. Perempuan emang begitu." jawab Juna yang tetap dengan pandangannya menatap lautan luas itu.

"Juna, Makasih Kakak seneng bisa duduk berdua sama kamu. Dan lihat senyuman kamu tepat di depan mata Kakak, ini udah lama." ujar Keni yang memandang wajah Juna dengan bahagia.

"Berhenti, berkata seperti itu aku bukan lagi anak-anak. Aku selalu tersenyum tapi di tempat yang tepat" jelas Juna ke Keni. Terlihat jika menunjukkan raut tidak nyaman dan sedikit kesal itu.

"Juna, Kakak minta maaf untuk semuanya. Sampai kamu beranjak dewasa kakak belum bisa buat kamu bahagia. Kakak minta maaf, ya?" terang Keni ke Juna.

"Terkadang kata Maaf nggak cukup untuk semuanya, Tapi kalo terus membenci juga hanya akan membuat rasa sakit di hati semakin dalam" tutur Juna.

"Juna," Keni Menatap Juna, dan terlihat ekspresi Juna yang serius.

"Aku belum bisa memaafkan mu sepenuhnya, tapi bukan berarti aku harus terus membenci mu. Aku nggak ingin membuat lubang di hatiku semakin dalam, dan aku nggak ingin jika sampai kita tiada, rasa Benci itu masih ada." terang Juna. Kalimat yang di ucapkan oleh Juna hanya membuat Keni tersenyum senang di buatnya.

"Juna, kakak akan berusaha keras menjadi kakak dan orang yang bisa kamu andalkan." ujar Keni. Tersenyum lebar kearah Juna, dan tanpa disadari Juna membalas senyuman itu.

"Ah, maaf, ya? lama, ya?" ucap Nabil yang tiba-tiba bersuara dan itu hanya membuat Keni dan Juna melonjak kaget.

"Nggak kok."

"Aku mau duduk juga." ujar Nabil yang langsung memilih duduk di samping Juna.

"Mana Ita?" Tanya Keni.

"Dia---" Nabil tidak menyelesaikan ucapannya dan memilih untuk tersenyum lebar melihat arah belakang Keni.

"Duarrrrrrrrrrrr...." Itu hanya membuat Keni dibuat terkejut, dan Juna, Nabil dia buat Tertawa di Buatnya.

"Jangan ngagetin!" ucap Keni serius.

"Ya, maaf." ucap Ita yang ikut duduk di samping Keni.
Dan Mereka benar-benar  menghabiskan waktu mereka berdiam diri di pinggir pantai itu, dan membiarkan diri mereka di terpah angin laut yang begitu sejuk, dan suara Air yang saling bertabrakan membuat mereka benar-benar di hipnotis. Rasa lelah, mereka berubah menjadi sebuah kenyamanan.

Kakak || Xiaojun ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang