1.

263 28 0
                                    

Aku Membenci semua yang kau lakukan untuk ku. Aku tidak menyukai dirimu, kau Hanya Sebuah penghalang untuk hidupku, Pergilah

°°°°°

Aroma masakan, merasuk ke Seorang remaja laki-laki yang sedang tertidur pulas. Meski pagi sudah terlihat. Remaja itu tidak peduli dan tetap kembali melanjutkan Tidurnya.

Namun tak lama, alarm berbunyi begitu berisik menggangu kelanjutan tidurnya. Dengan kesal dia melempar alarm itu Dan mencoba untuk duduk sesaat sebelum, dia melangkah kan kakinya untuk menghabiskan hari yang membosankan.

Dengan seragam SMA yang tertutup dengan jaket jeans, dia keluar. Dan menutup pintu kamarnya. Melangkahkan kakinya keluar. 
Terlihat berdiri seorang laki-laki dengan senyum manisnya.

Menyapa paginya. Namun, tidak dengannya, Ekspresi memuakkan dirinya Tunjukan.

Remaja laki-laki itu Mencoba menghindar, namun di tahan.

"Jangan pergi dengan perut kosong, ayo makan." ujar laki-laki itu.

"Aku nggak lapar" meski dia berkata seperti itu, namun terdengar samar suara dari perutnya.

"Suara apa itu?" Tanya. Yang Seolah tidak menyadari.

Dengan terpaksa dia menurut dan memakan sarapannya dengan cepat. Tidak memperdulikan ataupun menanggapi satu pun ucapan dari laki-laki di depannya.

"Akhir pekan ini, jalan-jalan sama kakak, yuk?" Tanya laki-laki yang ternyata kakaknya.

"Nggak ada waktu" Jawaban singkat darinya.

Tidak pikir panjang dia pergi tidak memperdulikan kakaknya.

•••

Di Sekolah, anak itu sedang duduk dengan teman-temannya. Membahas sesuatu yang tidak dia Pedulikan dan dengarkan, dia hanya sibuk melamun dan berfikir kosong.

"Eh Jun, jangkrik lo!" ujar salah satu temannya.

"Apa?" Jawabnya. Menyadari bahwa dia terdiam sedari tadi.

"Enggak dengerin kita ngomong, malah Bengong" ucap laki-laki berwajah tampan, berkulit putih itu.

"Laper gue, makan, yuk." ucapnya berjalan keluar kelas.

"Traktir ya, punya duit, kan?" tanya laki-laki tampan bernama Andy itu.

"Masalahnya, belum gajian gue. Jadi kalian berdua yang Traktir, ya?" jelasnya dengan senyum tidak bersalahnya, dia malah meminta teman-temannya untuk mentraktirnya.

"Traktir Mulu, sekali-sekali traktir balik. Miskin kita itu, kan kakak lu artis."

Seketika langkahnya Terhenti, raut yang tadi terlihat begitu menyenangkan, mendadak berkerut. Seketika dia memandang temannya.

"Kenapa?" Bingungnya mencoba mencari sesuatu yang salah darinya.

"Jangan bahas, orang lain dalam masalah Traktir-mentraktir teman!" Ucapannya laki-laki bernama Renjuna Raida itu membuat kedua temannya bingung.

"Anjir, gue kira lo bakal makan si Andy." ujar laki-laki bertubuh tinggi yang sedari tadi Terdiam. Karna sibuk memakan permen karetnya.

"Nakutin banget tatapan lo, Juna!"

"Kalo nggak mau nggak apa-apa. gue bisa beli sendiri." Dengan begitu Juna berlalu pergi.

"Lah, Jan ngambek?" Keduanya Berlari mengikuti Juna.

•••

Bukannya Juna tidak mau membebani atau meminta, dan ingin mandiri. Hanya saja dia tak suka meminta pada kakaknya, karna masalah di Antara mereka, membuat keduanya tidak nampak seperti seorang saudara.

Juna adalah siswa menengah akhir yang akan segera lulus. Dia cukup mandiri di usia mudanya. mencari dan mendapatkan uang sendiri cukup membuatnya bangga. Meski tinggal di rumah kaya, Juna tidak pernah Menunjukkannya. Karna semua itu bukan miliknya. Dia hanya butuh tempat tinggal, tidak lebih.

Di sebuah restoran ayam goreng yang cukup terkenal, di seluruh dunia. Dia menjadi pekerja paru waktu, meski sebenarnya itu di kerjakan oleh lulusan lebih tinggi. Namun, tanpa terduga dia di terima, meski pekerjaannya, menghantar makanan ke pelanggan mau itu langsung ataupun antar. Itu lebih dari Cukup untuknya hidup.

Restoran telah Tutup semua karyawan, sudah mulai pulang satu-persatu, waktu menempatkan Hampir pukul sepuluh malam. Juna masih belum kelua.
Laki-laki itu Menunggu seseorang datang.

"Udah, ayok pulang, Juna."

"Beli apa dulu, yuk? masa nggak pernah ada waktu?" ucapnya Memberikan helm yang dia pegang sedari tadi.

"Udah malem, mau beli apa di mana?" tanyanya yang mencoba memakai helm pemberian Juna.

"Masih ada tukang nasi goreng." jelas Juna yang mulai menyalakan motor maticnya.

"Nggak ah. Masa nasi goreng terus, aku masih kenyang. Pulang aja, ya?" Ujarnya, membuat Juna memajukan bibirnya kesal.

"Baiklah tuan putri, ayo aku antar ke Bulan." ucap Juna pasrah. Mencoba untuk terlihat baik-baik saja.

"Terima kasih, pangeran." Memeluk erat pinggang Juna.

Juna tidak jomblo dibalik kesukaannya meminta di traktir makan teman-temannya. Dia memiliki kekasih yang berkerja Bersamanya. Meski usia mereka terpaut dua tahun. Tidak menghalangi rasa saling suka mereka. Selama hampir satu tahun hubungan mereka.

Gadis bernama Nabil Aulia. Yang begitu manis dengan kulit sawo matang dan mata hitam Besarnya. Memiliki pesona yang membuat Juna, tak bisa berhenti Menyukainya. Keduanya awet Karna dua-duanya adalah orang yang cuek kepada lawan jenis masing-masing Dan saling percaya.

•••

Dirumah, Juna duduk di sofa depan TV meski dirumah sebesar ini dia selalu kesepian, meski di luar dia terkenal cukup menyenangkan dan memiliki banyak teman. Namun jika sudah di rumah dia akan kehilangan cahaya dan semangatnya, seperti dia baru saja melepaskan topeng yang terpasang di mukanya seharian.

Rumah sepi Hanya, ditinggali olehnya dan kakak yang sama sekali tidak dia sukai. Tidak ada ART atau tukang kebun atau apapun orang di rumah sebesar itu. Tidak ada, Karna Kakaknya terlalu rajin Meski sibuk sekali, dia Mampu melakukannya Sendiri.

"Mager banget Gue, Astaga" mencoba untuk berdiri dari sofa dan masuk ke kamarnya.

Dengan tubuh yang masih terlihat basah, dia keluar dan Menuju dapur, hanya untuk mencari makan malamnya. Tadi tidak jadi makan Karna Nabil meminta langsung pulang saja.

Karna meski Namanya sama dengan Chef Juna, nyatanya Dia tidak bisa memasak sebaik Chef Juna. Juna hanya mampu memasak Mi, dan air, kadang juga hanya goreng telur sisanya tidak bisa. Maka Dari itu seperti biasa Juna hanya memasak mie Indomie goreng rasa rendang dengan tambahan telur.

Memakannya di depan TV, Karna batre ponselnya habis. Agar tidak terdengar suara jangkrik dan kesunyian dia menonton TV di jam yang hampir menandakan pukul sebelas malam di jam segini tidak ada tontonan yang bagus. Dengan begitu lebih baik menonton berita, sambil menghabiskan mienya.

Inilah Mengapa sering malas untuk bangun pagi Karna kurang tidur dan kelelahan. Selesai makan Juna tidak mengembalikan dan berlalu pergi ke kamarnya dengan TV yang juga masih menyala. Matanya sudah gelap dan merasa Mengantuk.

•••

Cerita lama! Udah pernah ku post, ku tarik lagi!! Cerpen

14 Juni 2021

Kakak || Xiaojun ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang