8.

85 14 15
                                    

Kini, semua kembali sibuk setelah liburan yang telah mereka jalani Minggu lalu sibuk dan cepat. Juna yang sibuk bekerja dan sibuk mendaftar ke Universitas. Keni yang kembali sibuk dengan aktivitasnya, Ita yang mulai sibuk pemotretan Karna dia seorang model, dan Nabil yang Kembali sibuk dengan pekerjaannya sebagai karyawan restoran ayam goreng. Namun, malam ini Ita menemui Juna untuk memberikan sesuatu padanya.

"Mbak Ita, Kak Keni belum pulang lho" Juna yang tengah asik memakan Mie Kuah, di kejutkan hadirnya Ita yang Tiba-tiba.

"Mbak buru-buru mau ke luar kota beberapa hari. ini udah mbak daftarin ke universitas pilihan kamu"

"Ah, makasih, Mbak" ucap Juna, senang.

•••

Seperti kata Andy dia tidak mau yang lain. Tidak Ingin Memiliki teman lain dan Hanya ingin bersama Juna dan Ray. Ternyata Keinginannya terkabul, benar saja mereka satu Universitas dan bersama tidak ada kata pisah di antara persahabatan mereka.

"Gue pengen nangis." ujar Andy yang mencoba menguatkan emosinya.

"Mulai deh." Desis Juna yang meminum Jus Apel Miliknya.

"Ndy, Lakik dong Lakik." Tambah Ray.

"Gue laki, Tapi hati gue, ahhhhh." Andy frustasi akan kondisi dirinya yang mudah rapuh.

"Udah seneng kan lu, kita Enggak pisah dan satu Universitas." Ujar Juna.

Andy hanya nyengir.
"Jun, lu yakin Jurusan Masak?" Tanya Ray ragu.

"Yakin! Kenapa nggak?" Jawab Juna.

"Enggak jurusan yang lain, kan banyak."

"Gue mau buat restoran sendiri. lagian malu keluarga gue pada bisa masak dan enak-enak masak gue nggak. Lagian gue mau jadi Chef biar bisa masakin Pacar gue, Mbak Ita, sama--" Juna terlihat ragu dan Seperti sulit menyebutkan namanya.

"Sama Kakak Lu?" Cetus Andy.

"Wah Juna udah baikan sama sang kakak." Tanya Ray.

"Nggak juga. Gue cuma mau masakin sesuatu buat dia, selama ini dia Selalu masakin banyak masakan untuk gue." Jawab Juna.

"Berhenti bilang Dia, Kakak lu punya nama, sebut namanya yang bener Kayak mau nyindir orang aja." Cetus Ray, di beri anggukan Andy yang menyimak.

"Kak Keni, dah puas!" Juna menyebutkan dan Ray nyengir puas.

•••

Keni di Sibukkan dengan banyak kerjaan yang dia ambil. Melelahkan untuknya, namun dia tidak ingin menunjukkan itu.

Juna Membuka pintu rumah terlihat harum makanan membuat perutnya spontan Berbunyi Karna bau masakan yang lezat itu. Berjalan ke arah dapur menampakkan Keni sudah hampir rampung memasak dan tinggal memindahkan masakannya ke dalam piring.

"Udah, pulang, Jun? makan dulu, yuk?" Menaruh lauk terakhir ke meja.

"Masak sebanyak ini buat kita berdua?"

"Tentu, kakak yakin ini bisa kamu habiskan jadi kakak masak banyak." ujar Keni.

Juna dia menurut saja, dan memakan masakan yang di buat Keni untuknya. Memakannya dengan Lahap, Karna dia sangat lapar dan lelah. Ini menakjubkan lezat, membuat mata Juna melotot di buat kagum dengan Rasanya. Seperti rasa yang tidak asing untuknya.

"Apa Seenak itu? Kamu nggak mengunyahnya langsung kamu telen? Nanti keselek." Canda Keni yang memakan makanannya perlahan, Karna fokus melihat Juna makan.

"Rasanya kayak nggak asing." Jawab Juna, yang tetap melahap makanannya.

"Tentu aja itu masakan Bunda, dia membantuku." Jawaban Keni, membuat Juna menyemburkan makanannya.

Kakak || Xiaojun ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang