2. Backstreet

596 31 0
                                    

Setelah memberikan arahan mengenai tugas, kewajiban dan hal lain sebagai-nya kepada calon ketua pengganti diri-nya. Serta mengajarkan beberapa tarian kepada anggota-nya sebelum terima jabatan, Renjun pun pamit pulang.

Berjalan menyusuri lorong sekolahan, sampai akhirnya ia tiba di depan gerbang sekolah.

"Sudah mau pulang non?" Tanya pak satpam, kepada Renjun yang tengah melewati diri-nya.

"Ah iya nih pak. Kalau gitu saya pulang duluan ya pak." Jawab Renjun.

"Iya non. Hati-hati ya!" Peringat pak satpam.

Renjun langsung berjalan ke halte bus. Menunggu bus jemputan dia datang, seraya memainkan ponsel-nya.

Sedari tadi, seseorang terus mengirimi-nya pesan. Namun tak ada niatan Renjun untuk membalas.

Renjun hanya terdiam, sesekali terkekeh melihat pesan orang itu yang terus marah-marah karena Renjun tidak membalas, dan hanya membaca.

*tin tin* suara klakson mobil, membuat Renjun mengalihkan pandangan-nya.

Renjun mengerutkan kening-nya bingung. Ia sama sekali tidak mengenal mobil yang ada di hadapan-nya.

Baru saja Renjun ingin bertanya dia siapa? Kaca mobil yang ada di hadapan-nya pun terbuka.

Renjun yang tadi-nya bersikap biasa saja pun langsung berubah menjadi panik ketika melihat orang yang ada di dalam mobil.

"Masuk-lah." Titah orang itu kepada Renjun.

Renjun menolak, ia terus menggelengkan kepala-nya. "Aku naik bus saja. Kau tunggu di sana saja. Aku janji akan ke sana." Ucap Renjun.

"Injun-ah, cepat sayang. Kalau kau terus memperlama, orang lain bisa melihat kau." Ujar orang itu.

Renjun mengigit pipi dalam-nya seraya melihat sekitar. Setelah memastikan tidak ada orang, Renjun langsung masuk ke dalam mobil orang itu.

Setelah Renjun masuk ke dalam mobil, orang itu langsung menjalankan mobil-nya, meninggalkan halte bus, menuju ke tempat yang mereka tuju.

"Kenapa tidak membalas pesan-ku?" Tanya orang itu kesal, namun dia tetap memegang dan mengusap tangan Renjun di sepanjang jalan. Tidak ada niatan untuk melepas-nya.

"Aku baru saja menyalakan ponsel-nya." Alibi Renjun. Padahal Renjun senang ketika melihat pria yang ada di samping-nya marah-marah.

"Bohong! Aku tau kau sudah selesai ekskul sejak tadi." Cibir pria itu.

"Oke oke. Maafkan aku Lee Jeno. Aku janji tidak akan melakukan itu lagi." Ucap Renjun, tidak ingin memperpanjang masalah.

"Kenapa suka sekali melihat-ku kesal sih?!" Tanya Jeno yang sudah mengerucutkan bibir-nya sebal.

*cup* Renjun mencium pipi Jeno. Ia tau, Jeno tidak akan selesai merajuk, kalau tidak di cium.

Dan benar saja. Setelah di cium pipi-nya, ocehan Jeno langsung terhenti, dan di gantikan oleh senyuman yang ada di wajah-nya.

"Udah merajuk-nya?" Tanya Renjun yang langsung di balas anggukkan kepala oleh Jeno.

"Aku minta lebih tapi!" Sahut Jeno dengan cepat.

Sedangkan Renjun? Ia hanya bisa menghela nafas-nya pasrah.

Sampai di tempat yang di tuju, Jeno dan Renjun langsung keluar dari mobil mereka. Tentu saja Renjun yang lebih dulu keluar, lalu masuk ke dalam gang kecil, di ikuti Jeno setelah-nya.

Sampai di rumah yang kecil nan sederhana, Jeno langsung memeluk Renjun dari belakang. Ia langsung menaruh wajah-nya di pundak Renjun. Mencium wangi chocolate yang ada di tubuh Renjun.

Renjun itu sangat suka sekali coklat. Shampo, pewangi baju, body lotion, sampai parfum pun wangi coklat. Kalau bisa di bilang sih, Renjun itu maniak coklat, setelah maniak moonmin.

"Jen, lepas dulu. Aku harus masak dulu ish!" Peringat Renjun yang tidak di hiraukan Jeno.

"Gak mau! Aku gabisa ngelakuin hal kayak gini, selain di sini!" Tolak Jeno yang masih betah mencium wangi perpotongan leher Renjun.

"Sshh." Renjun meringis ketika Jeno menghisap perpotongan leher-nya.

"Jeno jangan! Nanti berbekas ish!" Peringat Renjun. Bisa mati dia kalau berbekas! Ribet buat nutupin-nya nanti.

"Biarkan saja. Biar semua orang tau kalau kau itu hanya milik-ku." Ucap Jeno yang masih meneruskan aksi-nya.

"Jangan kayak gitu ish! Nanti kalau ketahuan bisa bahaya!" Peringat Renjun.

"Sayang, kenapa kita gak umumin aja sih?" Tanya Jeno yang masih tidak mengerti terhadap Renjun.

Kenapa Renjun tidak mau memberitahukan hubungan mereka kepada banyak orang? Mereka berdua-kan jadi tidak ribet seperti ini. Harus mengendap-endap layak-nya pencuri, hanya untuk bisa berduaan.

Ya walaupun Jeno tidak perduli harus mengendap-endap. Tapikan kasihan Renjun juga.

Terlebih mengenai gosip yang beredar di sekolah mengenai Jeno dan Jaemin mempunyai hubungan sebagai kekasih.

Heol! Jangankan mempunyai hubungan! Mempunyai rasa dengan Jaemin saja tidak!

Rasanya Jeno ingin meneriaki seseorang yang sudah menyebarkan gosip tidak bermakna itu. Ia ingin berteriak di hadapan-nya kalau dia dan Jaemin tidak ada hubungan apapun! Yang ia cintai dan ia sayangi itu cuma Huang Renjun!

Namun Jeno tidak bisa melakukan itu semua. Renjun melarang. Jeno tidak tau alasan Renjun melarang dirinya untuk memberitahukan hubungan mereka.

Jadi hubungan yang mereka lakukan selama ini itu backstreet. Tidak ada yang tau kecuali mereka berdua.

"Sebentar lagi turnamen basket yang terakhir kalinya kau sebagai ketua ya?" Tanya Renjun, mengalihkan ucapan Jeno, mengenai mempublish hubungan mereka.

"Iya. Pokok-nya kamu harus datang dan lihat ya! Soal-nya kamu satu-satunya semangat aku, dan faktor kemenangan aku!" Pinta Jeno.

"Iya iya. Aku pasti datang. Tapi maaf, aku tidak bisa mendukung-mu secara terang-terangan, atau berdiri di tribun paling depan." Ucap Renjun.

"Its oke! Kehadiran-mu di sana sudah sangat penting untuk-ku." Ucap Jeno yang masih setia dengan posisi-nya.

"Jen, daripada kamu kayak gini terus? Lebih baik kamu ambil minum dan taruh di meja makan!" Titah Renjun.

Dengan semangat dan tanpa adanya bantahan, Jeno langsung melepaskan pelukkan mereka. Dia langsung bergagas mengambil minum beserta dua buah gelas, dan menaruh-nya di atas meja makan.

Di susul Renjun yang menaruh dua buah piring, yang berisi pasta carbonara. Satu untuk Jeno, dan satu untuk Renjun.

Setelah selesai dengan table manner, mereka berdua langsung duduk berhadapan, dan mulai makan bersama.

"Kamu beneran gak ada hubungan apapun dengan Eric kan?" Tanya Jeno, menatap Renjun penuh curiga.

"Gak ada Lee Jeno. Kamu bisa tanya orang-nya secara langsung." Balas Renjun yang masih fokus terhadap pasta yang ada di hadapan-nya.

"Aku tidak ada hubungan apapun dengan Jaemin." Ucap Jeno. Ia tidak mau membuat Renjun salah paham mengenai itu.

"Aku tau kok. Aku percaya sama kamu. Kamu gak mungkin mengkhianati aku."

BACKSTREET - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang