4. Late.

348 17 0
                                    

"Terlambat lagi Huang Renjun?" Suara seseorang sukses membuat Renjun tertegun.

Renjun langsung meringis begitu melihat Jeno ada di hadapan-nya. Padahal ia sudah susah payah buat manjat tembok belakang. Tapi nyata-nya dia malah ketahuan oleh Jeno yang notaben-nya ketua osis.

"Ikut aku." Titah Jeno.

Renjun hanya bisa pasrah dan mengikuti ke mana Jeno membawa-nya.

Sampai akhirnya mereka tiba di depan ruang osis. Jeno sudah lebih dulu masuk ke dalam. Berbeda dengan Renjun yang masih berada di luar.

"Kenapa diam saja? Masuk." Titah Jeno.

Renjun meneguk salivah-nya kasar. Sebelum masuk, ia berdoa terlebih dahulu supaya Jeno tidak begitu marah kepada diri-nya.

"Duduk-lah." Titah Jeno kepada Renjun, seraya menunjuk kursi yang ada di hadapan-nya.

Renjun meringis dan langsung duduk di hadapan Jeno.

"Kenapa terlambat?" Tanya Jeno, menatap Renjun yang saat ini tengah menundukkan kepala-nya.

Renjun mendesis kesal! Ia tidak suka Jeno bersikap seperti ini.

"Kalau seseorang sedang berbicara kepada kamu, tatap mata-nya!" Titah Jeno yang sudah sangat gemas dengan tingkah Renjun saat ini.

Menundukkan kepala-nya, meremat serta memainkan kedua tangan dan jari-nya, udah gitu mengerucutkan bibir-nya, yang membuat Jeno tambah gemas dengan tingkah Renjun.

"Sayang, aku bertanya kepada kamu. Kenapa terlambat heum?" Tanya Jeno.

Perkataan Jeno langsung membuat Renjun mengangkat kepala-nya dan menatap Jeno. "Ish! Jangan manggil seperti itu! Ini sekolah!" Peringat Renjun, yang sudah menatap Jeno tajam.

Jeno terkekeh seraya menganggukkan kepala-nya. "Baiklah. Sekarang jawab pertanyaan-ku heum. Kau tidak ingin aku memakan-mu di sini bukan?" Ucap Jeno.

"Baca wattpad." Satu kata yang keluar dari mulut Renjun.

Jeno yang mendengar itu pun hanya bisa menghela nafas-nya kasar. Renjun iu kalau udah baca wattpad, novel, buku bergenre, pasti sering lupa waktu.

"Renjun, sudah sering kali aku bilang bukan? Kau boleh membaca, tapi ingat waktu Renjun. Kau bisa jatuh sakit kalau terus-terusan tidur larut." Peringat Jeno.

"Hm. Maafkan aku. Salahkan sang author yang membuat cerita terlalu asyik, dan membuat-ku lupa akan waktu." Balas Renjun. Ia tidak mau di salahkan sendirian di sini.

Salahkan author yang membuat cerita juga dong! Karena cerita mereka yang seru, Renjun jadi lupa waktu!

"Iya aku tau--"

"Ssttt! Daripada kamu menceramahi aku di sini, lebih baik katakan apa hukuman-ku sekarang? Kau tau? Aku ada ulangan sejarah sehabis ini! Aku tidak ingin mengikuti susulan dan mengerjakan ulangan sendirian!" Pinta Renjun yang panik melihat jam pelajaran pertama habis, dan memasuki jam pelajaran kedua.

"Bangun dari duduk-mu, dan berdiri di hadapan-ku." Titah Jeno.

Renjun yang tidak mau memperlambat waktu, dia hanya bisa mengikuti perintah Jeno. "Terus apalagi?" Tanya Renjun.

"Cium aku." Ucap Jeno.

Netra Renjun melebar begitu mendengar ucapan Jeno. "Jangan aneh-aneh! Kita sedang berada di sekolah! Nanti kalau ada yang lihat, atau ada yang masuk ke dalam bagaimana?!" Peringat Renjun.

"Jendela di sini gelap Njun, mereka gak akan bisa melihat kita dari luar. Pintu juga sudah aku kunci. Jadi, kau tidak perlu khawatir." Ucap Jeno.

"Jeno! Jangan--"

"Cepat-lah. Bukan-kah kau bilang kalau kau akan ada ulangan sejarah? Cium aku, maka aku bebaskan kamu." Potong Jeno dengan cepat. Jeno tidak ingin mendengarkan alasan Renjun lain-nya.

Renjun menghela nafasnya kasar dan mulai mencium pipi Jeno.

"Sudah! Mana kunci-nya?" Pinta Renjun.

"No no no! Bukan di pipi! On my lips." Ucap Jeno, seraya menunjuk bibir-nya.

"Lee Jeno! Kau--"

"Cepat sayang. Sebentar lagi jam pelajaran pertama habis." Peringat Jeno dengan seringaian yang terpantri di wajah-nya.

Renjun menatap Jeno dengan tatapan jengah. Ia langsung memajukkan wajah-nya dan mencium bibir Jeno.

Niat-nya ingin mencium bibir Jeno sekilas pun tertahan karena Jeno yang menahan tengkuk-nya. Jeno langsung mengigit bibir bawah Renjun. Membuat Renjun meringis dan membuka mulut-nya.

Jeno yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, langsung mendorong masuk lidah-nya. Mengabsen setiap rongga mulut Renjun. Bukan hanya itu, Jeno mulai mendorong tengkuk belakang Renjun, agar mereka bisa memperdalam ciuman-nya.

*dugh dugh dugh* Renjun memukul punggung belakang Jeno, begitu dia kehabisan nafas.

"Hah hah hah" helaan nafas yang keluar dari mulut Renjun, begitu ciuman mereka terlepas.

Jeno yang melihat Renjun tengah meraup nafas-nya, ia segera membersihkan bekas salivah yang entah milik siapa.

"Terima kasih." Ucap Jeno, mengecup kening Renjun, lalu berjalan menuju pintu ruang osis.

Di ambil kunci ruangan yang ada di saku celana-nya, lalu mulai membuka kunci itu, dan keluar dari ruangan osis. Meninggalkan Renjun sendirian, yang masih berusaha mengontrol nafas-nya.

"Lee mesum Jeno!" Pekik Renjun yang tertahan. Tidak mungkin dia berteriak di sini! Bisa bikin heboh satu sekolah.

Renjun langsung merapihkan penampilan-nya yang sedikit berantakan karena ulah Jeno. Setelah merasa rapih, Renjun langsung keluar dan berlari menuju kelas-nya.

*tok tok tok* ketukan yang Renjun layangkan, sebelum diri-nya masuk ke dalam kelas.

"Terlambat lagi Huang Renjun?!" Teriak Haechul, guru sejarah.

Renjun meringis. Kenapa guru yang ada di hadapan-nya selalu ada di dalam kelas-nya, sebelum bel pelajaran kedua berbunyi.

"Maafkan aku Seonsaengnim. Aku--"

"Berdiri di lapangan, sampai jam pelajaran-ku selesai!" Teriak Haechul.

"Tapi, bagaimana dengan ulangan?" Cicit Renjun.

"Kau bisa kerjakan ulangan di ruangan saya, setelah selesai menjalankan hukuman-nya!" Teriak Haechul.

"Pak Haechul, aku janji akan menjalani hukuman-nya. Tapi, biarkan aku mengikuti ujian di dalam kelas terlebih dahulu. Setelah selesai mengerjakan soal, aku janji akan menjalani hukuman-nya." Pinta Renjun, menatap Haechul dengan tatapan memohon.

"Jadi sekarang kau mengatur saya?" Tanya Haechul yang sudah merah padam.

Aish! Seperti-nya Renjun salah omong! Terlihat sekali wajah Haecul yang terlihat sangat marah.

"Maafkan aku. Aku tidak ada niatan untuk mengatur bapak. Aku--"

"Selamat pagi Pak Haechul." Sapa seseorang yang baru saja datang.

Renjun kenal suara siapa ini. Lee Jeno! Pria yang sudah membuat-nya terlambat masuk kelas.

"Kau habis darimana saja?" Tanya Haechul, menatap Jeno.

"Maafkan saya Pak Haechul. Saya di suruh pak Minho untuk menghukum Renjun terlebih dahulu, karena dia terlambat masuk kelas." Ucap Jeno.

Renjun langsung menatap Jeno, ketika mendengar ucapan Jeno. Heol! Jeno tengah berbohong?! Pak Minho apanya?!

"Oh jadi Renjun sudah di hukum?" Tanya Haechul.

Jeno menganggukkan kepala-nya. "Tadi saya yang memergoki-nya. Saya bawa dia ke ruangan Pak Minho, lalu pak Minho menyuruh saya untuk mengawasi Renjun yang tengah menjalani hukuman-nya." Jelas Jeno.

"Oke, kalau begitu kalian berdua boleh masuk!"

BACKSTREET - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang