7. He's Poor

299 16 0
                                    

Jam 9 malam dini hari, Renjun akhirnya sampai di rumah-nya, setelah beberapa jam berada di rumah Guanlin.

Yup, tadi dia ke rumah Guanlin, seperti apa yang Guanlin katakan tadi! Ya, Guanlin bilang kan kalau Mama dan Baba-nya ingin bertemu diri-nya? Dan termyata itu benar guys!

Begitu Renjun sampai di rumah Guanlin, Mama-nya Guanlin langsung memeluk Renjun.

Mama Lai langsung mengajak Renjun makan. Meninggalkan Guanlin yang terserah ingin ke mana.

Memang sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa di hilangkan. Kalau Renjun ada? Guanlin langsung merasa seperti anak tiri yang di asingkan.

Bukan cuma makan saja. Renjun banyak mengobrol banyak hal dengan Mama Lai.

Tepat jam 8 kurang beberapa menit, Renjun pamit pulang. Ia tidak mau malam-malam di rumah Guanlin.

"Mau mampir dulu gak?" Tanya Renjun, menawarkan kepada Guanlin.

"Emang-nya boleh?" Tanya Guanlin.

"Ya boleh lah! Ya kali aku mengusir diri-mu yang sudah mengantarkan aku pulang." Ujar Renjun, di iringi decakan kasar.

"Yaudah deh mau." Ujar Guanlin yang langsung menstandarkan motor-nya, melepaskan helmet, dan turun dari motor-nya.

Begitu Guanlin sudah siap, terdengar suara decakan dari mulut Renjun. "Ck! Kenapa mau sih?!" Cibir Renjun.

"Lah, kan kamu sendiri yang nawarin." Ujar Guanlin yang benar-benar terkejut akan penuturan Renjun.

"Padahal cuma basa-basi doang." Cibir Renjun.

"Jadi, boleh atau enggak nih?!" Balas Guanlin.

"Boleh-lah! Yakali gak boleh. Ayo! Aku tuh cuma Bercanda doang!" Ujar Renjun yang sudah menunjukkan senyuman-nya.

Renjun langsung menarik tangan Guanlin, untuk masuk ke dalam rumah-nya.

Guanlin hanya bisa menggelengkan kepala-nya jengah mihat tingkah Renjun. Sudah biasa Guanlin mah menghadapi sikap Renjun yang seperti ini.

'Jeno?' Batin Renjun, begitu dia melewati halaman rumah-nya, dia melihat mobil Jeno yamg terpakir di halaman rumah-nya.

Renjun langsung mempercepat langkah-nya. Sampai di depan pintu, Renjun melepaskan tangan-nya yang sedang memegang Guanlin.

Setelah-nya, mereka berdua pun masuk ke dalam rumah.

Terlihat Jeno yang sedang berbicara  bersama Jaemin dan Rosee; Ibu dari Jaemin, serta Ibu tiri Renjun.

"Selamat malam Ahjumma. Perkenalkan, nama saya Guanlin." Ucap Guanlin, memperkenalkan diri, begitu masuk ke dalam rumah-nya.

"Ah, Guanlin teman-nya Renjun sewaktu Renjun sekolah dasar di China bukan?" Ujar Rosee, mengenal siapa Guanlin.

"Ah benar Ahjumma." Ujar Guanlin, di iringi senyuman.

"Kalian habis darimana saja? Kenapa jam segini baru pulang?" Tanya Rosee.

"Habis dari rumah Guanlin. Eomma dan Appa Guanlin ingin bertemu dengan Renjun. Maaf karena belum bilang sebelumnya." Ujar Guanlin.

"Kalian menjalin kasih?" Tanya Jaemin penasaran.

Jeno yang sedari tadi mendengar percakapan mereka pun berterima kasih kepada Jaemin, yang mau bertanya seperti itu.

Pasal-nya, sedari tadi Jeno sangat penasaran akan hubungan mereka berdua. Ingin bertanya, takut Jaemin curiga.

"Tentu saja tidak! Lagi apa urusan-mu?!" Sarkas Renjun, membalas pertanyaan Jaemin.

"Alin, kau mau duduk saja dulu. Kau ingin minum apa? Biar aku ambilkan?" Tanya Renjun, seraya mempersilahkan Guanlin untuk duduk.

"Eumm~~ tidak usah Njun. Sepertinya aku haru pulang. Ini sudah malam, Mama-ku sudah menelepon diri-ku." Ujar Guanlin, seraya menunjukkan panggilan dari sang Eomma yang terus bergetar.

"Eum, ya sudah kalau begitu! Aku akan mengantar-mu sampai depan." Ujar Renjun.

"Ahjumma, kalau begitu--" Ucapan Guanlin terpotong karena Renjun yang sudah lebih dulu menarik-nya keluar.

"Tidak usah pamit! Untuk apa pamit kepada orang yang tidak mempunyai hubungan apapun dengan-ku!" Ketus Renjun, yang terus menarik Guanlin, tanpa menoleh sedikit pun.

"Tapikan." Ujar Guanlin yang terputus karena tarikan Renjun.

"Makasih ya." Ujar Renjun, begitu dia sampai di depan gerbang rumah-nya.

"Sama-sama. Besok aku jemput ya." Ujar Guanlin.

Belum sempat Renjun menjawab, Guanlin sudah lebih dulu menjalankan motor-nya pergi, membuat Renjun kesal bukan main.

"Yak! Bodoh! Besok libur! Tidak sopan sekali!" Teriak Renjun, memperingati Guanlin sekaligus meluapkan rasa kesal-nya. lalu masuk ke dalam rumah-nya, setelah puas mengeluarkan segala kekesalan-nya.

Sampai di dalam rumah, Renjun langsung masuk ke dalam kamar-nya. Tidak memperdulikan Rosee, dan juga Jaemin, serta sang Appa yang tidak tau di mana keberadaan-nya.

Sampai di dalam kamar, Renjun langsung melepas tas, sepatu, dan segala sesuatu yang menempel pada tubuh-nya, kecuali pakaian sekolah yang masih ia kenakan. Setelah melepas semua-nya, Renjun langsung masuk ke dalam kamar mandi, guna membersihkan tubuh-nya dari segala kotoran yang telah menempel sedari tadi.

Setelah melakukan berbagai aktivitas malam rutin-nya, Renjun memutuskan keluar kamar-nya, guna pergi ke suatu tempat.

"Kau ingin ke mana?" Tanya Jaemin, begitu Renjun melewati ruang tamuz ruangan yang sedang ia tempati bersama Jeno dan Eomma-nya, serta diri-nya yang sudah melihat Renjun yang berpakaian rapih.

"Ingin pergi menginap di rumah Haechan? Apakah ada masalah?" Ketus Renjun.

"Jangan menggunakan mobil-ku!" Peringat Jaemin yang sukses membuat Renjun mendecih.

"Apakah aku sudi naik mobil-mu? Apakah aku sudi baik mobil bekas diri-mu? Setau aku, yang paking suka mencicipi barang orang lain itu kamu! Seharus-nya sadar diri! Jangan memperingati diri-ku! Ingatkan saja diri-mu yang sangat sering mencicipi, bahkan mengambil milik orang lain." Sarkas Renjun, lalu pergi meninggalkan ruang tamu.

Jaemin kesal bukan main. Ia ingin sekali membalas Renjun. Namun ia harus menahan itu semua, karena ada Jeno di sini. Ia tidak mau citra-nya hancur di depan Jeno.

Mereka bertiga pun mulai melanjutkan acara berbincang kembali, yang sempat tertunda.

Setelah beberapa menit mereka berbicara, Jeno pun memutuskan untuk pulang ke rumah-nya.

"Kalau begitu saya pamit pulang ya Ahjumma." Pamit Jeno kepada Rosee.

"Ah iya Jeno. Tolong titipkan ini untuk orang tua-mu ya." Ujar Rosee, seraya memberikan Jeno bingkisan berisi makanan.

Jeno yang tidak mau berlama-lama lagi di sini, langsung mengambil bingkisan yang di berikan Rosee.

"Jaemin, aku pulang ya." Ujar Jeno, yang langsung pergi dari hadapan Jaemin, tanpa menunggu balasan dari Jaemin.

"Kau menyukai-nya?" Tanya Rosee, kepada anak semata wayang-nya itu.

Tanpa berfikir lagi, Jaemin langsung menganggukkan kepala-nya antusias. "Iya Eomma! Nana sangat menyukai Jeno! Seru Jaemin yang sangat antusias.

"Tinggalkan." Ujar Rosee yang sukses membuat Jaemin terkejut.

"Loh, memang-nya kenapa Eomma?" Tanya Jaemin yang sangat penasaran akan ucapan Rosee.

"Dia miskin Na! Tidak pantas untuk bersanding dengan keluarga kita yang kaya raya nan terpandang. Ingat! Kau harus mengincar anak tunggal kaya raya!"

BACKSTREET - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang