Bel pulang yang menjadi jeda Renjun dan Haechan dalam menonton pertandingan.
Haechan dan Renjun memilih untuk kembali ke kelas terlebih dahulu, untuk mengambil tas yang ada di dalam kelas.
Namun, sebelum kembali ke dalam kelas, Haechan mengajak Renjun untuk pergi ke barisan para anak basket yang tengah berkumpul.
"Mark Oppa." Panggil Haechan, yang sukses membuat sang empuh yang mempunyai nama tersebut menoleh. Ah, bahkan bukan cuma Mark saja, semua anak basket menoleh. Menatap Haechan yang saat ini tengah menatap Mark.
Berbeda dengan Renjun saat ini. Saat ini, Renjun tengah melihat Jeno yang sedang menerima sebuah botol yang di berikan Jaemin. Namun cuma sebentar Renjun melihat-nya. Ia buru-buru mengalihkan pandangannya, sebelum ada orang yang melihat.
Ah, bukan cuma botol! Tapi juga sebuah handuk kecil untuk Jeno. Sama seperti yang Haechan lakukan saat ini! Saat ini, Haechan juga tengah memberikan sebotol air dan juga handuk untuk Mark.
"Terima kasih!" Ucapan ketus Jeno, sukses membuat Renjun mengalihkan pandangan-nya, menjadi menatap Jeno sekilas, sebelum memutuskan pandangannya lagi.
Renjun sempat melihat Jeno menatap dirinya. Namun ya begitu, cuma sekilas saja. Sama seperti dirinya.
Sampai akhirnya perkataan Haechan menyadarkan Renjun.
"Kalau begitu Haechan pamit dulu ya Mark Oppa. Sampai jumpa." Pamit Haechan, yang langsung menarik tangan Renjun pergi.
"Huwaaaaa! Haechan deg-degan banget! Sumpah deh! Berasa ini jantung mau keluar!" Racau Haechan yang sudah sangat histeris.
Renjun hanya bisa menghela nafasnya kasar. Ia hanya bisa pasrah mendengar segala ocehan yang keluar dari mulut Haechan. Dari mereka keluar lapangan basket, sampai mereka tiba di dalam kelas, Haechan tak ada hentinya berceloteh ria, hanya karena memberikan Mark sebotol minuman dan juga handuk.
Setelah membereskan barang-barangnya, serta memasukkan beberapa barangnya ke tas dan kolong meja, dan memastikan tidak ada yang tertinggal? Renjun dan Haechan pun kembali ke lapangan.
Renjun beruntung begitu Haechan meminta dirinya untuk kembali ke lapangan bersama.
Biasanya, Haechan selalu langsung pulang, begitu bel pulang berbunyi. Tapi nyatanya tidak! Haechan malah meminta mereka untuk kembali.
Itu semua tentu saja membuat Renjun senang. Ia tidak perlu memikirkan banyak alasan hanya untuk menonton pertandingan Jeno.
Kemarin ia memakai alasan kalau dirinya menunggu jemputan lebih dulu. Nyatanya mah liatin Jeno sampai selesai pertandingan.
"Sini Njun!" Ujar Haechan, yang menyuruh Renjun untuk lebih dekat dengan kursi paling depan.
Renjun hanya bisa mengikut, dan duduk di samping Haechan.
Begitu mereka sampai, pertandingan sudah berjalan. Mungkin sudah setengah pertandingan, atau bahkan mau selesai. Renjun juga tidak tau. Soal-nya, tadi Haechan mengajaknya untuk ke kantin terlebih dahulu, makan di sana terlebih dahulu, dan membeli beberapa makanan dan minuman, barulah mereka kembali ke lapangan.
Pertandingan pun berlangsung sengit. Final kali ini mempertemukan sekolah mereka, dengan sekolah Guanlin.
Ya, Renjun baru menyadari kalau misalkan sekolah Guanlin yang masuk ke dalam final.
Dia sama sekali tidak menyadari, soal-nya ia terlalu fokus dengan Jeno. Jeno benar-benar tampan, menawan, dan sangat seksi.
Permainan-nya yang sangat apik nan hebat, sukses menghipnotis Renjun. Pantas saja Jeno di tunjuk menjadi ketua basket setelah Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET - NOREN
FanfictionCERITA INI KHUSUS NOREN (JENO X RENJUN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI LEE JENO DAN HUANG RENJUN!