Setelah menghabiskan waktu bersama dengan Jeno. Renjun dan Jeno pun segera pulang ke rumah mereka masing-masing.
Renjun pulang bersama dengan Jeno? Tentu saja tidak! Walaupun Jeno ingin sekali mengantar Renjun pulang. Namun Renjun selalu menolak tawaran itu. Ia takut ada seseorang yang melihat mereka berdua, jika Jeno mengantarkan Renjun.
"Renjun pulang." Teriak Renjun ketika sampai di dalam rumah-nya.
Renjun tersenyum nanar ketika tidak ada yang menyahuti ucapan-nya. Padahal dulu ketika Renjun mengatakan itu, baik Eomma maupun Appa-nya langsung menjawab ucapan-nya, memberikan Renjun sebuah pelukkan, bertanya mengrnai hari-hari yang telah Renjun lewatkan.
Dengan langkah gontai, Renjun mulai masuk ke dalam.
Ketika melewati ruang keluarga, netra Renjun langsung di sambut oleh pemandangan yang sangat menyayat hati-nya.
Sebuah keluarga kecil nan bahagia. Di mana ada Eomma, Appa dan seorang gadis yang tengah berbagi cerita satu sama lain.
Renjun hanya bisa tersenyum nanar, lalu beranjak menuju kamar-nya. Menaiki berbagai untaian tangga, lalu berjalan sebentar, sampai akhirnya ia tiba di depan kamar-nya.
*cklek* pintu kamar yang di buka oleh Renjun. Netra Renjun membesar begitu melihat kamar-nya yang kini sudah berganti.
"Ke mana barang-barangku? Ini bukan barang-barangku!" Ucap Renjun.
Dengan perasaan kesal dan amarah yang membuncah, Renjun langsung kembali turun ke bawah.
"Appa! Ke mana barang-barangku? Kenapa barang-barangku tidak ada di kamar?!" Tanya Renjun, yang saat ini sudah berada di hadapan sang ayah.
Na Chanyeol, seorang pria yang kini sedang menatap putri-nya, Huang Renjun.
Chanyeol yang melihat wajah anak-nya yang sudah memerah pun langsung beranjak dari duduk-nya. Ia langsung memegang kedua pundak anak-nya.
"Sayang. Mulai saat ini kau pindah kamar ya. Kamar-mu yang sekarang akan di tempati oleh Jaemin." Ucap Chanyeol yang tentu saja membuat amarah Renjun semakin menjadi.
Kalau Renjun tidak mengingat Chanye Appa-nya? Renjun akan pastikan tulang hidung Chanyeol patah karena pukulan Renjun.
"Kenapa? Kenapa Appa mengizinkan anak itu untuk tidur di kamar-ku?!" Tanya Renjun.
"Setelah dia mengambil rumah ini, setelah dia mengambil Appa-nya Renjun. Sekarang dia mengambil kamar Renjun juga?! Apakah sifat mengambil milik orang lain sudah melekat di dalam diri-mu? Apakah sifat mengambil milik orang lain yang di miliki Eomma-mu itu menurun kepada diri-mu?!" Teriak Renjun di hadapan Chanyeol, Jaemin dan juga Rosee; ibu tiri-nya.
*plak* satu tamparan mendarat di pipi Renjun. Siapa lagi kalau bukan Chanyeol yang melakukan-nya.
"Stop Renjun! Kau sudah melebihi batas kesopanan! Tidak baik berbicara hal itu di depan Eomma dan adik-mu!" Peringat Chanyeol.
Renjun yang mendengar itu langsung terkekeh. "Eomma? Siapa Eomma-ku? Dia? Wanita pelacur yang sudah menyebabkan Wendy Eomma meninggal? Tch! Apakah Appa pikir aku sudi menganggap dia sebagai Eomma-ku? Dan apa? Adik? Aku anak tunggal! Sejak kapan aku mempunyai adik!" Teriak Renjun yang sudah tidak bisa menahan emosi-nya.
*plak* satu tamparan mendarat lagi di pipi-nya.
"Cukup! Hentikan semua-nya! Kembali ke kamar baru-mu, sebelum Appa bertindak lebih!" Teriak Chanyeol.
Renjun yang mendengar teriakan Chanyeol pun menatap Chanyeol dengan tatapan tajam. Bukan hanya Chanyeol, Renjun juga menatap Jaemin dan Rose.
"Aku tidak akan membiarkan hal ini! Aku akan membuat kalian kembali ke tempat semesti-nya! Aku akan membalaskan semua kematian Eomma-ku!" Peringat Renjun kepada mereka bertiga, sebelum akhir-nya pergi dari ruangan itu.
Chanyeol hanya bisa menghela nafas-nya kasal. Chanyeol juga langsung mengusap wajah-nya frustasi.
"Kalian berdua jangan mendengarkan perkataan Renjun ya. Dia hanya sedang emosi. Aku yakin dia akan menerima kalian berdua cepat atau lambat." Ucap Chanyeol kepada Rose dan Jaemin.
Mereka pun langsung melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda tadi.
Berbeda dengan Renjun yang saat ini sedang memandangi foto Eomma-nya yang sedang tersenyum cantik.
"Aku akan menempatkan Eomma di posisi-nya kembali. Injun janji Eomma." Ucap Renjun sengan penuh tekad.
*drt drt* getaran ponsel di atas nakas milik Renjun, membuat Renjun membuyarkan pandangan-nya.
Ia langsung mengambil ponsel-nya, dna melihat notifikasi yang baru saja masuk ke dalam ponsel-nya.
From : Samoyed Lee.
Sudah sampai di rumah? Kau sampai dengan aman kan? Tidak ada sesuatu yang buruk terjadi kepada-mu kan?Renjun tersenyum menatap pesan Jeno yang begitu banyak-nya. Renjun membaca pesan khawatir oleh Jeno.
Bagaimana bisa pria itu tau kalau sesuatu yang buruk telah terjadi kepada diri-nya.
Dengan senyum yang merekah, Renjun mulai membalaskan pesan yang Jeno berikan.
To : Samoyed Lee.
Aku sudah sampai di rumah. Kau tidak usah khawatir. Aku baik-baik saja. Bagaimana dengan-mu?Dan terjadilah acara membalas pesan satu sama lain. Renjun terus menatap ponsel-nya dengan senyuman. Sesekali terkekeh melihat Jeno yang merajuk.
Jeno itu tipe orang yang terkenal sangat dingin dan angkuh. Dia tidak akan menyahuti semua perkataan atau sikap baik seseorang.
Tapi semua berbeda ketika Jeno bersama dengan Renjun. Jeno yang dingin langsung melebur begitu saja di samping Renjun. Ketika di samping Renjun, Jeno sering kali merengek, bersikap manja, dan tidak jarang menunjukkan aegyo-nya di hadapan Renjun. Sangat berbanding terbalik dengan citra yang selama ini dia pegamg bukan?
Mengenai mengapa Renjun tidak ingin mempublish hubungan-nya dengan Jeno tuh karena dia takut. Dia tidak takut mengenai haters yang menyerang diri-nya, kalau mereka mempublish hubungan-nya dengan Jeno.
Yang ia takutkan adalah Jaemin. Renjun tau kalau Jaemin itu sangat menyukai kekasih-nya dari awal mereka masuk sekolah.
Terlihat dari gerak-gerik Jaemin yang selalu mengekori Jeno kemanapun Jeno pergi.
Kenapa Renjun takut? Bukan-kah seharus-nya Renjun mempublishkan hubungan mereka, agar Jaemin pergi dari kehidupan Jeno, dan berhenti menganggu Jeno.
Tentu saja ia takut! Jaemin sudah mengambil apa yang dia miliki.
Di mulai Jaemin yang mengambil rumah-nya. Jaemin yang selalu mengambil apa yang Renjun punya. Entah itu mainan, ataupun barang yang Renjun punya. Jaemin yang mengambil perhatian sang Appa. Serta Jaemin yang mengambil kamar-nya.
Renjun tidak mau kalau Jaemin mengambil Jeno-nya juga kalau Renjun mempublish hubungan mereka.
Ia yakin kalau Jaemin tau dirinya mempunyai hubungan dengan Jeno? Jaemin akan merengek kepada Appa-nya agar diri-nya di jauhkan oleh Jeno.
Ia takut diri-nya di pindahkan dari sekolah kalau Jaemin sampai tau mengenai hubungan mereka.
Maka dari itu, Renjun lebih memilih untuk menjalani backstreet dengan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET - NOREN
FanfictionCERITA INI KHUSUS NOREN (JENO X RENJUN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI LEE JENO DAN HUANG RENJUN!