[NORENMIN] » End
Ini adalah cerita dari Xena, pria mungil yang bahkan diakhir kisah hidupnya, dia tak mendapatkan cintanya, walau perlu diketahui bahwa banyak sekali yang menginginkan cintanya.
_____
"Sekarang gw serahkan Xena pada lo, jaga dia baik...
"Gw nggak mau tau, gw pengen segera mungkin lo bunuh dia, dia yang berani ngehancurin kehidupan keluarga gw, bunuh dia secepatnya"
"Itu gampang, berapa bayarannya"
"Satu miliyar won cukup?"
"Deal!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat ini Renjun sedang berada di rumah sakit, dia diam-diam ke rumah sakit untuk mengecek kesehatannya yang akhir-akhir ini cukup tidak baik. Sakit kepala yang tiba-tiba lumayan sering membuatnya cukup terganggu. Namun sebisa mungkin dia tahan, dan akhirnya dia berkonsultasi ke dokter sendirian. Tanpa siapapun yang menemani.
Dan saat ini Renjun sedang merenungkan apa yang dokter tadi bilang padanya di caffe dekat dengan rumah sakit itu. Renjun melihat kertas hasil diagnosanya sambil mengaduk-aduk minuman yang dipesannya. Hari ini Renjun tidak ada mata kuliah. Jadi dia bisa leluasa untuk keluar hari ini.
"Hah... Jadi akan berakhir begini ya?" Gumamnya
Renjun melirik sekilas jalanan dibalik jendela caffe dan tersenyum, membayangkan betapa indah dunia ini, ah mungkin harus diralat. Seharusnya betapa indah kota ini karena Renjun belum banyak keliling dunia. Mungkin yang Renjun tahu hanya Korea, dan Jepang walau pernah tinggal di Canada dan China namun Renjun sama sekali tidak ingat hal itu.
Yang Renjun ingat hanyalah Korea tempatnya tumbuh dewasa itupun yang dia ingat hanyalah separuh dari ingatannya dan Jepang. Tempatnya sekarang menemukan hal baru dan indah, tetesan bening jatuh begitu saja dari kelopak mata Renjun. Dengan segera Renjun mengelap air mata itu, Renjun mengeluarkan sebuah buku catatan dan menuliskan sesuatu.
.
Cukup lama Renjun di caffe itu, mungkin sudah lebih dari dua jam an. Renjun memang betah berada di cafe ini. Menurutnya pemandangannya bagus dan menurutnya desain tempatnya seperti pernah dikenalnya. Kini saatnya Renjun pergi dari tempat ini.
Renjun belum ingin pulang. Dirumah dia hanya membaca buku dan mungkin menonton tv atau berkutat dengan boneka-boneka moominnya. Itu membuatnya bosan. Mending sebelum kapan-kapan dia meninggalkan kota ini, dia harus jalan-jalan dulu di kota Tokyo ini.
Renjun memutuskan untuk berjalan saja menyusuri kota ini. Suasana hari ini cerah bahkan bunga-bunga bermekaran. Walau dikota ini terkesan lumayan panas namun angin juga semilir. Jadi mengurangi rasa panas yang membakar kulit. Renjun tetap berjalan dengan membawa minuman ditangannya. Merasa kepala agak sakit Renjun mencari tempat duduk terdekat.
Saat ini kepalanya kembali sakit bukan main namun sebisa mungkin Renjun tahan agar tidak ada orang yang melihatnya. Walau mungkin sangat berat, Renjun remat kuat botol minuman yang dipegangnya. Saat sudah mulai reda dengan segera Renjun ambil obatnya dari rumah sakit tadi. Diminumnya obat itu dan setelah menetralkan nafasnya dia kembali melanjutkan jalannya.
Namun belum juga dia berdiri dia dikagetkan dengan seseorang yang baru saja duduk dan memegang tangannya, Renjun menoleh dan dihadiahi senyuman manis dengan pria yang dia kenal, Renjun kembali duduk dan membalas senyuman lelaki disampingnya