16. Gamau

6 3 0
                                    

Baca sampe habis yaaaa!!!
Ada info soalnya hehe

-DIMS-

Dimas mencerna perkataan Rina. Apa mungkin ...... ?

"Ato jangan jangan Lo...."

"Gue? Kenapa?"

"Elo...."

"Gue kenapa jangan gitu"

"Bentar tak cari"

"Inih"

"Hah masa sih"

"Buatan gue kemaren njadi"ucap Dimas dengan santainya

Pluk

Power Bank mendarat dimuka Dimas, ralat dipipi Dimas lebih tepatnya.

"Ashh sakitt"

"Difilter kalo ngomong!"

"Ya maaf tapi kalo beneran gimana?"ucap dimas

"Kalo beneran...."Rina berfikir

"Di tes aja"

"Hah?"

"Iya pake alat ituloh apa namanya"

"oh itu Lo yg beli yah"ucap rina

"Ih kok gue ya elo lah kan elo yg butuh"jawab dimas

"Elo yg nyuruh!"tegas rina

"Lo aja gue cowo yakali beli gituan dunia jadi apa hellow"ucap Dimas sedikit mengalay.

"Alay!"

"Alya? Kenapa sama Alya?"

"Alay bego bukan latiffah Alya!"Rina sudah geram dengan suaminya ini, ia menjitak kepala Dimas.

"Sakit jangan gitu ah"

Rina masih terus memikirkan alat tes itu. Akhirnya ia bertindak, pergi ke beberapa apotek untuk mencari alat tes itu.

"Udah?"tanya Dimas melihat Rina sudah kembali

"Apaan yg udah?"tanya rina

"Udah beli alatnya?"

"Udah ini gue cuman beli dua"

"Yaudah pake"

"Tapi gue lihat di Gugel tadi katanya lebih akurat kalo pagi bangun tidur gitu"

"Apanya"

"Tesnya"

"Owh yaudah tidur gih"

"hm"

***

"hah salah kali yah gak mungkin gini"monolog Rina sembari menyeritkan keningnya

Garis dua! Positif!

Pagi pagi Rina sudah bangun hanya untuk mengecek kebenaran. Ia menggunakan alat tes yg semalam ia beli. Ia benar benar penasaran, apa benar?

"Ga mungkin.. engga kan"Rina masih tak percaya dengan hasilnya. Ia menutup mulutnya tak menyangka lalu perlahan tetesan air dari mata keluar.

"Rin.."panggil seseorang dari luar yg membuka pintu kamar mandi. Ya lelaki itu bangun bangun sudah mencari keberadaan Rina.

"Dim.."lirih rina

"Lo kenapa?"tanya Dimas heran lalu pandangan nya tertuju ke benda yg dibawa Rina. Ia mengambil benda itu dan yah...

"Apa itu? Ini alat yg semalem dibeli kan?"

Dua Iman Menjadi SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang