21. [Dihapus Sayang] 2

8 0 0
                                    

-DIMS-

Tak kasih lagiii
Inisihh ndrama bangettt
Semogaaa sukaaa
Beda hari, beda masalah yaaa!
Anggep aja yg kemaren udah clear dan ini yg kedua mereka berantem!

***

"Jadi ini mau mu?"ucap Rina dengan sorot mata yg mengtajam.

"Gapapa"lanjutnya dengan senyum palsu, dengan senyum simrik, air mata perlahan keluar.

"Gapapa kok kalo ini mau kamu"

"Gapapa banget"ucap Rina mencoba tegar dengan keadaan.

"Gue pamit permisi makasi"kalimat terakhir Rina sebelum ia pergi dari tempat.

Menyedihkan.
Perkataan Rina kali ini sangat mengtajam!
Bagaimana tak tajam begini?
Rina sedikit berbeda sikap dengan Dimas saat ini. Ia merasa Dimas bosan dengannya.

Mereka emang gak pacaran.
Tapi saling sayang.

Rina bersikap cuek begitupun Dimas. Merasa ada yg berbeda dengan Dimas, tapi apa? Rina mencoba mencari tau, ia mengikuti Dimas diam diam saat pulang sekolah. Bukannya langsung pulang Dimas malah pergi ke cafe. Why? Ada apa disana?

Rina mencari tau sendiri.
Ia mengelihat dan yah dapat, ia mendapatkan keberadaan Dimas. Dimas sedang duduk bersama seseorang perempuan, Rina tak tau siapa perempuannya, pacar mungkin? Walaupun tak ada hubungan sama sekali tapi rasa cemburu selalu ada saat salah satu dari mereka dekat dengan lawan jenis.

Merasa sangat kesal Rina dengan emosinya menghampiri meja Dimas. Dan yah melabrak yg Rina lakukan. Bukan seperti di sinetron yg datang datang memukul meja, buka seperti itu sifat Rina. Malahan Rina bicara langsung. Ia kecewa telah memberikan kesempatan untuk Dimas.

"Rin...."Dimas mencekal tangan Rina.

"Lepas dim!"Rina menghentak

"Alay banget si"perempuan yg sedang bersama Dimas ikut berdiri dan bersikap sok.

"Iya emang yah gue alay banget. Dan bisa bisanya gue yg alay gini suka sama cowo Lo"jawab rina

"Cowo gue? Lo kenal?"jawab perempuan itu.

"Lebih pinter dari gue kan"jawab Rina lagi lalu ia kembali pergi. Kali ini Rina berhasil pergi keluar dari tempat.

"Rina!"panggil dimas

"Dim.."lirih perempuan yg menahan Dimas agar tak mengejar Rina.

"Salah paham. Lo jangan ngebesarin. dia temen gue."jelas Dimas lalu dengan keras ia melepas tahanan tangan dari perempuan yg bertemu dengannya lalu mengejar Rina.

"Lo gitu dim sekarang. Gue gak suka"perempuan tak jelas itu menangis.

Dimas berhasil menemui Rina. Ya dia menahan Rina agar tak pergi. Ia ingin menjelaskan semuanya itu salah paham. Dan ia juga ingin menjelaskan yg sebenarnya.

"Rin tunggu"

"Lepas dim!"

"Gak! Gue mau ngomong"

"Ngomong apa lagi? Apa yg harus dijelasin? Hah?!"bentak Rina. Hingga mata mereka bertemu dalam beberapa detik. Rina menatap tajam Dimas sambil terus mengeluarkan air mata, terisak. Dimas pun tak kalah serius menatap Rina. Nafas mereka terengah enggah.

Mereka memang sepertinya satu hati yah. Saat ini pikiran mereka sama yaitu memikirkan sebuah kalimat yg diucapkan Rina. Kalimat itu sangat menjelaskan bahwa Rina benar benar peduli dengan Dimas, sayang dengannya, ia juga sudah bilang jujur ke Dimas bahwa ia sangat cemburu dengan perempuan yg dekat dengan Dimas, dan Dimas paham akan hal itu.

"Kalo ada yg paling sayang itu gue"

"Slalu ada buat lu itu gue"

"Yang berjuang buat setia itu gue"

"Karna..."

"Yang paling berharga.."

"Itu elo!"

~Rey Bong - Itu Kamu~


"Gue capek dim. Nangis cuman ngurusin ginian. Gak guna tau ga. Unfaedah!"ucap Rina

"Gue mau ngomong.. kalo yg berharga itu gue kenapa Lo pergi?"jawab dimas

"Kalo sayang kenapa dilepas gitu aja?"lanjutnya

"Katanya selalu ada? Kenapa pergi?" sambungnya

"Katanya setia? Kenapa malah pergi?"kalimat akhir yg diucapkan dimas

"Hanya orang bodoh yg mempertahankan hal seperti ini"Rina menjawab. Melepaskan genggaman tangan Dimas lalu menunduk.

"Gue pergi karna gue capek."jelas rina

"Mulut Lo boleh ngomong lo capek tapi hati Lo gak mungkin ngomonng capek gitu aja"jawab Dimas

"Kenapa gini sih?!"gerutu Rina dalam hatinya.

Rina lagi lagi ingin menghindar namun Dimas selalu berhasil menghalangi.

"Tunggu"cekal dimas

"Apa?! Gue pamit aja deh dim yah? Gue pamit permisi!"namun kali ini Rina berhasil pergi tanpa cekalan dari Dimas.

"Lo salah paham"jelas Dimas disela sela kepergian Rina.

Langkah Rina terhenti. Masih bernafas dengan sedikit terengah-engah, masih menangis, tetap tersenyum, dan yak dia berbalik badan.

"Hah? Salah paham? Alasan apalagi ini?"jawab rina

"Ini kenyataan bukan alasan"ucap dimas

"Gatau deh dim.. kenapa sih setiap kita baik sama orang, orang itu mungkin bakal ga meduliin kebaikan kita. Terus sampe akhirnya kitanya bosen capek karna gak di hargai, dan kita pergi. Eh pas kita pergi orang itu datengin kita lagi minta bantuan"

"Gausah curhat"tegur dimas

"Gue gak curhat! kalo kenyataan bukan alasan gimana?"jawab Rina sedikit menyindir

"Ck"gerutu dimas. Ia kalah lagi. Sial.

"Gak penting ih ngomong sama orang geblek kek Lo"ucap Rina terakhir kali lalu ia pergi lagi dan tak kembali lagi.

***

Simpen ya qoute nya:

"Hanya orang bodoh yg mempertahankan hal seperti ini" -Rina_DIMS

"Mulut Lo boleh ngomong lo capek tapi hati Lo gak mungkin ngomonng capek gitu aja" -Dimas_DIMS

Gimana?
Seru ga?

-DIMS-

Dua Iman Menjadi SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang