19. Izin

10 3 0
                                    

-DIMS-

Malam ini udaranya sangat dingin membuat Dimas yg mengendarai motornya saja dibuat kedinginan padahal sudah memakai pakaian panjang panjang.

Setelah memarkirkan motornya, Dimas masuk dan mengelihat tv menyala tak ada orang diruang tamu itu. Ia berjalan ke depan tv hendak mematikannya, namun pandangan nya beralih ke seseorang yg tidur lelap disofa depan tv.

Glek

"Rin... Rinaaa..."panggil Dimas dengan nada pelan

"Hey... Bangun dulu yuk... Makan Lo pasti laper"ucap Dimas dengan romantis membangunkan Rina yg tertidur

"Hey..."

Merasa ada yg memanggil nya, Rina terbangun, membuka mata dan langsung duduk.

"Lama banget sih"gerutu rina

"Nungguin? Ya maaf tadi anter Arkan dulu"jawab dimas

"Ngapain aja disana?"

"Main lah"

"Iya main apa aja? Kopi pesenan gue mana?"tagih rina

"Ada nih eh masih di motor bentar"Dimas memberikan plastik bewarna hitam yg dibawanya. Lalu ia kembali keluar mengambil pesenan Rina yg tertinggal.

"Ini apa"tanya Rina heran saat membuka plastik itu.

"Itu makanan buat Lo makan. Lo belom makan kan?"

"Gue chat gak dijawab"

"Ya maaf lagi dijalan"

"Nih kopinya"

"Makasi. Lo belom makan?"

"Lha tadi disana ngapain? Gak pesen makan?"

"Pesen tapikan tadi dibagi bagi jadi rada kurang"

"Owh yaudah yuk makan gue siapin dulu"Rina bangkit berdiri ke dapur mengambil peralatan makan.

"hm"

"Hujan?"tanya Rina saat setelah dari dapur kembali ke ruang tamu menaruh barang yg ia ambil.

"Iya untung dah sampe rumah"jawab dimas

"Tutupin dulu gih motornya"

"Nanti aja"

"Ih sekarang! Besok kan dipake"

"Iyadeh iya bentar"Dimas pasrah. Dengan sedikit malas ia berdiri keluar untuk menutupi motornya agar tak terkena hujan. Yah meskipun sudah dibawah atap sih tapikan siapa tau kena angin terus nanti basah deh kan gak apik banget.

***

Pagi hari yg cerah. Sinar mentari pagi menembus gorden bewarna putih, disebuah kamar tampak seseorang tengah tertidur lelap dengan posisi tengkurap. Lelaki yg tengah tertidur itu mendadak sadar membuka matanya dan mengingat sesuatu ralat mengumpulkan nyawa.

Dimas bangkit setelah mengumpulkan nyawanya. Ia mencari keberadaan seseorang yg biasanya ada disebelahnya namun sekarang seseorang itu tak ada.

"Rina gaada?"gumam dimas

"Rin... Rinaaa"panggil dimas

Huek huek

Mendengar suara itu Dimas sesegera mungkin ke sumber suara, tepatnya dikamar mandi. Ia melihat seseorang yg sedang ia cari berada disana. Lalu tangannya mengulur ke tengkuk leher Rina yg sedang memuntahkan isi perutnya.

"Ih sakittt lepasin"protes Rina yg sadar ada yg datang menghampiri nya. Tangan Dimas disingkirkan oleh Rina.

"kenapa? Biasanya kalo orang muntah digituin"jawab dimas

"Gausah kenceng kenceng sakittt"

"ya maaf. Lo kenapa?"

Rina engan menjawab, ia segera menyalakan kran air didepannya.

"Gapapa"jawab rina

"Itu tadi muntah, Lo sakit?"tanya dumas

"Engga. Faktor anak lu aja kali"jawab Rina dengan sedikit lemas

"Pucet gausah masuk deh"

"Gamau. Gue mau masuk. Hariini kelompok gue presentasi Lo juga kan"tolak rina

"Hariini mapel per.bis kombisnya besok Kamis"

"Engga Dimas. Buka wa grup deh Bu Ning bilang barusan"

Memang ada tugas kelompok di mapel kombis. Tugas kelompok itu diberi sudah dua Minggu yg lalu dan harusnya Minggu lalu sudah bisa dipresentasikan, tapi karna ada kendala yaitu mati listrik eh tapi yg mati hanya dikelas Rina dan Dimas saja dan beberapa kelas lain alhasil tak bisalah melakukan presentasi. Dan baru saja tadi Bu Ningsih mengabarkan bahwa presentasi akan dilakukan hariini. Kaget? Oh ya pasti.

"Lo sekelompok sama siapa?"tanya dimas

"Gue Olin Syifa Sabil sama Adel"jawab rina

"Oh. Tumben sama Adel?"

"Iya kan waktu itu dia juga lagi OSIS"

Yap, saat pembagian kelompok mapel kombis ini Dimas Olin dan Adel tidak mengikuti karna mereka bagian dari OSIS jadi di hari yg sama ada kegiatan pelantikan alhasil mereka tak bisa ikut pemilihan kelompok ini. Kenapa Dimas juga gak ikut satu kelompok sama Rina? Karna Dimas keduluan dipilih masuk ke kelompok Amara. Rina bukan tipe yg pemaksa.

"Udah enakan?"tanya Dimas

"Mendingan."

Selesai itu mereka lanjut membersihkan diri dan bersiap ke sekolah. Dimas sedang dilanda rasa khawatir akan kondisi Rina yg memaksakan sekolah padahal muka sudah pucat ditambah rasa lemas tak mau makan.

Shittt

"Nih"Rina memberikan helm ke Dimas setelah mereka sampai di parkiran sekolah

"Nanti kalo masih ga enak izin aja"pesan dimas

"iyaa"jawab Rina yg langsung melenggang pergi.

***


Saya kehabisan ide😌

Note:
Kombis (komunikasi bisnis)
Perbis (perencanaan bisnis)

-DIMS-

Dua Iman Menjadi SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang