15. Berlalu

6 4 0
                                    

-DIMS-


"Dimas belom Dateng?"tanya Olin yg baru sampai dikelas.

"Gatau"bohong Rina.

Rina dan Dimas memang berangkat bersamaan tadi, namun Rina masih belum bisa menerima keadaan jadi yah seperti inilah bersikap dingin ke Dimas dan ke semua orang mungkin.

"Lo kenapa? Sakit?"tanya Olin merasa melihat Rina tak seperti biasanya.

"Engga kok"

"Oh ga pingsan lagi kan?"

"Engga cantik"

"Uwww gue cantik ahay"

"Eh itu Dimas. Dim.."ucap Olin saat Dimas perlahan memasuki kelas. Dimas merasa kaget, ada apa lagi ini?

"Urusan OSIS. Ikut gue!"tegas Olin segera menarik Dimas keluar kelas lagi.

"Ha"

"Dih apasi dia narik narik aja"protes Dimas.

Oke skip.
Mereka memang ada urusan OSIS jadi yah..
Lanjut
Selesai berurusan dengan OSIS, Dimas tak kembali ke kelas tapi ke sebuah tempat yg sepi, disana ia sudah ditunggu Seseorang. Sesampainya disana seseorang itu segera to the point tentang apa yg mau dibicarakan. Selesai dengan urusan itu mereka segera ke kelas.

+62 **** **** ***

P
Rin ini gue Arkan
Gue tau hubungan Lo sama dimas
Tapi Sans
Gue ga ember

oh
Kalo Lo ngelanggar gue bakar mulut Lo

Iya
Lo nikah sama dia?

Dijodohin

Owh

Flashback onn

"Gimana?"tanya arkan saat Dimas sampai ditempat.

"Oke jadi iya gue sama Rina ada hubungan."jawab dimas

"Bener kan! Pacar?"

"Istri"

"Hah"Arkan melongo, mulutnya terbuka lebar dengan iseng Dimas memasukan sesuatu ke dalam mulut Arkan yg terbuka lebar itu.

"Aaa Dimas ih"protes arkan

"Gausah lebar lebar bau ih"

"Hehe. Beneran istri? Kok bisa?"

"Nikah"

"Terus?"

"Terus apalagi udah kan gue jelasin"

"Cuman gitu?"

"Emang njelasin harus sepanjang apa?"

"Sepanjang melupakan dia.."

"Elisa?"

"Bukan njir"

"Udah ah ayo kelas keburu dipake ni kursi kita"ajak Dimas. Tak semuanya harus diceritakan kan?

"Yok"

Flashback off

***

Waktu terus berlalu cepat, seperti saat ini, ini sudah berganti Minggu. Rina perlahan menerima keadaan meski berat tapi ia harus menerimanya. Ia akan menjalani bersama dengan Dimas. Mereka memulai dari nol lagi. Ya mau bagaimana lagi kan.

Rina kembali dengan senyuman manisnya. Melebarkan senyumnya menyapa kembali orang orang yg ia cuekan beberapa hari yg lalu. Kembali ceria lagi seperti tak ada beban, padahal ada. Semangat mulai hadir di diri Rina, seperti saat ini saat pelajaran olahraga ia dengan semangat mengikuti walaupun sebenernya dia juga sedikit tidak suka dengan pelajaran ini.

Dua Iman Menjadi SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang