"Apa?" Nicholas tak percaya dengan apa yang ia dengar. Bertahun-tahun berlayar hanya untuk meminang dan memberi kebahagiaan pada wanita yang kini tengah duduk sambil mengapit lengan lelaki lain.
"Maaf, Nick. Tapi Nirmala sudah lelah menunggu dan memilihku untuk menggantikanmu."
Alexander, yang ia tahu adalah teman kecil kekasihnya berkata sambil mengelus punggung tangan Nirmala yang harusnya kini bisa ia genggam.
"Maaf kan aku, Nick." suara Nirmala yang ia rindu terdengar. Suara yang membuatnya tenang, namun kini bagai menusuk kerongkongan. "Alex lah yang selalu menemani di saat tersulit." manik matanya yang berwarna kecokelatan menatap.
"Tersulit ?" Nicholas terkekeh dalam hati. "Bagaimana denganku yang bertahun-tahun berlayar dengan memegang teguh kesetiaan di mana teman-teman nya yang sudah terikat pernikahan pun menjadi penghianat untuk pasangannya?" batin Nicholas mengerang.
Seperti menelan empedu, ketika Nicholas hanya bisa pasrah melihat punggung Nirmala yang mulai menjauh bersama Alexander di sisinya.
Hari yang seharusnya bahagia sebab dia akhirnya pulang dan akan melamar Nirmala, malah menjadi titik terendah dalam hidup.
Orang bilang Lelaki itu lebih kuat dari Perempuan. Tapi, Nicholas hancur hanya karena penghianatan seorang wanita.
Dengan uang hasil berlayar selama bertahun-tahun yang sebenarnya ia tabung untuk pernikahannya dengan Nirmala, ia gunakan untuk berinvestasi di saham. Keberuntungan untuk Nicholas, karena pasar saham sedang naik dan ia mendapat untung berlebih.
Pengalaman pertama langsung sukses, membuat Nicholas keluar dari crew Kapal dan memilih bermain saham.
Dalam tempo beberapa tahun, dia telah mampu membeli apa pun yang ia mau. Namun, sayang kemewahan dan keberhasilan yang di dapat tak mampu menghapus sakit hati akan Nirmala yang lebih memilih orang lain.
Tak tahu bagaiman cara melupakan, Nicholas mulai lari ke minuman keras dan mabuk-mabukan setiap malam.
Seperti saat ini, hingar bingar Club malam dengan lampu sorot dan bau alcohol serta rokok. Nicholas tergeletak dengan botol Smirnoff tergenggam di tangan.
"Kenapa Mala...?" ia berguman dengan mata terpejam dan raut wajah tak tenang.
Nicholas merasa kepalanya begitu berat. Tetapi karena sakit itu pula, bayangan wanita yang telah meningglkannya itu hilang dari pikiran.
Kenangan indah tentang kebersamaan selama bertahun-tahun lenyap. Hanya karena Nirmala tak mau menunggu.
Nicholas berjalan sempoyongan menuju parkir mobil dan tak sengaja bertubrukan dengan seorang wanita dengan rambut nya yang terkuncir sederhana.
"Mas? Kenapa Mas?" wanita itu panik saat Nicholas menubruknya dan jatuh tak bangun lagi.
***
Nicholas membuka mata perlahan dan menemukan dirinya berada di ruangan yang tak di kenal.
"Di mana aku ?" ia menyibakkan selimut putih yang menutupi tubuh. Dia masih memakai baju yang sama seperti malam ia mabuk, tentu saja karena ia bisa mencium bau alcohol dari baju nya itu.
"Sudah bangun, Mas ?" Wanita yang tidak sengaja di tubruknya semalam itu tersenyum sambil membawakan kopi.
"Siapa?" Nicholas mulai waspada. Walaupun sejak di tinggal Nirmala Nicholas terpuruk. Tapi, lelaki itu tak pernah berhubungan dengan perempuan mana pun.
"Dania." Ia mengulurkan tangan. Ragu-ragu Nicholas menyambut dan segera melepasnya. "Mas semalam mabuk dan menubruk saya, lalu pingsan. Karena tidak tahu rumah Mas dimana, saya bawa ke Apartemen saya dengan bantuan teman." ia menerangkan.
Pertemuannya dengan Dania sedikit memberi warna pada hidup Nicholas yang kelabu sejak penghianatan Nirmala. Dania yatim piatu dan dia seorang yang mandiri juga pekerja keras. Tak mirip dengan Nirmala yang lembut dan sedikit manja. Tapi karena itu juga, Nicholas sedikit demi sedikit mulai melupaka Nirmala dan membuka hati untuk Dania.
Tak terasa dua tahun sudah berlalu. Nicholas sedang memilih gaun pengantin bersama Dania, ketika pintu Toko yang khusus menjual Kebaya dan Baju Pengantin itu terbuka.
Mata Nicholas membulat, ketika melihat Alexander berjalan masuk bersama seorang wanita. Tapi, bukan dengan Nirmala nya.
Alexander terlihat seperti seorang Pencuri yang terpergok. Namun kemudian, ia memilih mengajak Nicholas duduk di beranda Toko.
"Selamat Nick, akhirnya kau menikah." Alexander tersenyum ke arahnya. "Tentu Mala akan bahagia mendengar berita ini."
Wajah Nicholas sudah berkerut penuh ketidaksukaan. "Kau mau menikah dengan wanita lain dan bukan Mala?" ia bertanya, tetapi nadanya lebih ke membentak.
Alexander menghela nafas berat, raut wajah nya terlihat sedih. "...Kami membohongi mu, Nick." akhirnya Alexander berkata setelah terdiam cukup lama.
"Mala sakit kangker hati." ia memberi tahu.
.
Nicholas memacu mobilnya seperti orang gila. Beberapa kali terdengar suara klakson di jalan raya, karena mobil yang di kendarainya memepet mobil lain dan berjalan dengan kecepatan tinggi.
Tapi, jangan kan klakson mobil, panggilan dari Dania yang keheranan karena ia tiba-tiba pergi meninggalkan nya saja tidak di hiraukan.
"Mala tidak mau membebani mu, makanya dia memintaku berpura-pura menjalin hubungan dengannya. Supaya kau membenci dan melupakannya."
Kembali kata-kata Alexander terngiang, membuat mata Nicholas kabur karena air mata di pelupuk.
"Bertahun-tahun Mala berjuang untuk sembuh, tapi..."
Nicholas terisak. Ia menginjak pedal gas nya lebih dalam supaya lebih cepat sampai ke Rumah Sakit yang di sebut kan Alexander.
Dengan nafas tersengal Nicholas sampai ke ruangan yang di maksud. Ia mempercepat langkah, saat melihat kedua orang tua Nirmala yang menangis dan saling berpelukan.
"Nick?" mereka terkejut melihat kedatangan Nicholas.
"Di mana Mala?" tanyanya cemas.
Pintu ruangan terbuka, seorang Perawat keluar.
"Pasien ingin bertemu dengan Nicholas?" ia berkata.
Kedua orang tua Nirmala terkejut.
"Saya!" ia cepat menjawab.
Dokter meminta agar mengikhaskan, membuat Ibu Nirmala menangis meraung dalam pelukan si suami.
Lelaki berperawakn tinggi itu berjalan perlahan mendekati ranjang di mana seorang wanita tinggal tulang, berkulit kekuningan dengan kepalanya yang tertutup kain tersenyum ke arah nya.
Nicholas tak percaya, itu adalah Nirmala yang ia kenal. Nirmala yang ceria dengan segala kemanjaan yang selalu ia rindukan. Kini tubuh nya penuh dengan berbagai alat untuk menopang hidup.
"Nick, maaf ya..." ia membuka alat bantu nafas dan berkata lirih.
Nicholas terisak. Dada nya sesak. Di pegangi nya tangan kurus bak ranting yang ia ciumi berkali-kali. "Kenapa tidak bilang...? Aku menyayangimu. Aku mencintaimu, Mala..." air mata Nicholas berjatuhan membasahi pipi.
"Terimakasih Nick..." bibir pucat Nirmala kembali berkata. "Kau membuat hidup ku indah..." ia tersenyum.
"Malaa..." Tangis Nicholas sembari menempelkan telapak tangan wanita itu ke pipinya.
"Aku mencintaimu, Nick.. Aku ingin kau bahagia..." suara Nirmala semakin lirih. "Yang selalu aku khawatirkan..." pandangan matanya mengawang. "Tapi, sekarang aku tidak khawatir lagi." ia tersenyum. "Karena Nicholas ku akan bahagia..." air mata meleleh saat Nirmala memejamkan mata berbarengan dengan bunyi nyaring dari layar EKG yang menunjukkan garis lurus.
.
.Kehilangan memang menyakitkan, apa lagi jika itu orang yang kita cintai. Tapi, Nicholas telah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia akan bahagia, sesuai dengan keinginan Nirmala nya.
Menikah dengan Dania yang pengertian, menjadi Suami dan Ayah yang baik. R
anpa melupakan Nirmala yang akan selalu ada dalam lubuk hati terdalamnya.-Semarang,4 Maret 2021-