19.

17.7K 2.1K 72
                                    

"Permisi sajangnim." Jaemin masuk kedalam ruangan Jeno.

"Ya, ada apa Jaemin?" Jeno mengalihkan perhatiannya dari laptop ke Jaemin.

"Anu, sajangnim. Saya mau minta izin cuti. Saya tahu masih terlalu awal buat saya kalau izin seperti ini hanya saja ini benar benar mendesak." Ucapnya.

"Mau kemana Jaemin?" Tanya Jeno, ia mengangkat sebelah alisnya.

"Ada urusan yang benar benar mendesak sajangnim." Yah lagi-lagi Jaemin masih belum bisa terbuka dan memberitahu urusannya pada Jeno.

"Hahh, baiklah. Berapa lama?"

"Sepuluh hari." Kaget. Jeno kaget.

Maksudnya untuk apa Jaemin izin selama itu?

"Untuk apa selama itu? Kau tau kan izin untuk karyawan hanya sebatas yang kau pinta?" Suara Jeno terdengar sedikit ketus, dan Jaemin hanya mengangguk.

Hey jangan salah paham, Jeno hanya khawatir dan penasaran dengan urusan si manisnya itu.

"Saya benar benar minta maaf tapi saya sangat perlu izin ini sajangnim." Jaemin membungkukkan badannya.

"Baik. Hanya sekali dan selama setahun ini kamu tidak akan mendapatkan izin untuk urusan apapun."

Nana memang tak berniat selama itu menjadi sekertarismu, Jeno hyung.

"Tentu. Terimakasih sajangnim."

Keduanya terdiam.

"Kalau begitu saya pamit undur diri sajangnim" dan Jeno mempersilahkan.

Saat Jaemin sudah menghilang dari pandangannya, Jeno menyenderkan punggung lebarnya dikepala kursi yang sedang ia duduki. Jeno memijit pangkal hidungnya dan mendesah kecewa.

"Apa yang kamu lakukan na.."

"Siapkan penerbangan ke osaka. nanti malam saya akan kesana"

"...."

"Tuan Seo dan Tuan Moon akan ke L.A bersama anaknya. Siapkan villa saya disana, beli semua kebutuhannya."

"Kamu ngapain ke L.A bear? Tiba tiba banget?" Kini Mark sedang bercuddle ria dengan beruang kesayangannya.

"Mau ikut daddy John kerja hehe." Haechan cengengesan.

"Tumben mau ikut, biasanya kan kamu ogah ogahan." Mark menjawil hidung mungil milik Haechan.

"Ya gapapa sekali kali hehe, lagi ada Renjun juga aku bisa liburan."

"Iya ya, Renjun juga. Kasian nana nggak diajak?" Tanya Mark.

"Nope, dia ada urusan sendiri."

Akhirnya mereka sama sama diam berada dalam pelukan hangat. Mark yang sibuk menciumi pucuk kepala Haechan dan Haechan dengan pikirannya tentang simanis kesayangannya.

"Mark."

"Hm?"

"Kamu sama Jeno gimana?" Tanya Haechan. Ia mendongakkan kepalanya menatap sang kekasih.

"Ya gitu, udah lebih mending dari sebelumnya. Walaupun gak begitu sering ngobrol, Aku juga coba buat lebih deket sama dia." Yang mendengarkan hanya mengangguk senang. Setidaknya hubungan keduanya tidak seburuk dulu.

More Than Anything | [NOMIN] END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang